WS123
- HDM Keenam
- Dogma Kebenaran
- Pendirian dan Perkembangan Gereja
- Buku – Allah Menguji Abraham
- WS114
- WS113
- Buku – Kerajaan Sorga di Hati
- WS112
- Sauh-2022
- HDM Kedelapan
- HDM Ketujuh
- Mimpi dan Penglihatan
- HDM Kelima
- Buku Seri Renungan
- Harapan Doa Musa Buku Dua
- Buku – Menanti Pelangi
- Kitab Kejadian Bag 1
- WS111
- SuaraSejati
- WS110
- Buku – Melayani Dalam Gelap dan Sunyi
- WS115
- WS123
- WS122
- WS121
- WS120
- WS119
- GBA
- WS118
- WS117
- WS116
- Selubung Kitab Wahyu – Bagian 1
- Buku – Walau Sukar Tetap Mekar
- Roh Kudus
- Pelayanan
- Pasangan Seiman
- Pimpinan Tuhan
- Damai dan Kasih Karunia
- Menjadi Percaya
- Peperangan Rohani
- Pengalaman Rohani Selama Sakit
- Mezkel Lama
- Damai Sejahtera dan Kasih Karunia
- Pengalaman Di Masa Sakit
- Mimpi dan Penglihatan
- Pembangunan Gereja
- Percaya Kepada Yesus
- Lima Dogma
- Testimony 100 Years
- Dasar Kepercayaan
- Buku
- Peperangan Rohani
- MezKel
- Bible Study Guide
- Renungan
- Kesaksian
- Warta Sejati
- Kebenaran Sejati
- Follow Jesus' Way
- Find a Life in Jesus
- Believe
- Komdik
- testWS
- WS109
- WS108
- Buku – Semua Ada Saatnya
- Mezbah-Keluarga
- Rekap Form Covid-19
- Form Covid
- Sauh-2021
- WS107
- Non classifié(e)
- ASM
- SabatPost
- PelitaKecil
- Video Sabat
- Video Khotbah
- Audio Khotbah
- Remha
- Pujian
- SauhBagiJiwa
9. Kolaborasi Barat dan Timur: Perjalanan Pelayanan Gereja Yesus Sejati Indonesia ke Kenya
Kolaborasi Barat dan Timur: Perjalanan Pelayanan Gereja Yesus Sejati Indonesia ke Kenya
8. Pentahbisan Diaken dan Diakenis Gereja Yesus Sejati
Pentahbisan Diaken dan Diakenis Gereja Yesus Sejati
7. Keluar Dari Depresi Gelap
Dua puluh lima tahun pertama dalam hidup saya sungguh menyenangkan karena berkat dan penyertaan Tuhan. Ketika saya mulai bekerja, saya mengalami kepenuhan Tuhan selama doa pertobatan—Dia mengelilingi saya, di dalam saya, dan mengalir keluar dari saya. Untuk membantu saya bertumbuh, Tuhan mengizinkan saya melewati tahap yang lebih menantang dalam hidup saya—periode gelap.
6. Jangan Takut Di Saat Kesulitan
Penderitaan dapat kita hadapi dalam berbagai situasi—ketika kita menghadapi kemalangan, atau tekanan, atau jalan buntu dalam hidup kita yang tampaknya mustahil untuk diatasi. Kita akan bertanya pada diri sendiri, “Mengapa saya? Mengapa saya harus menghadapi penderitaan seperti ini?” Dan kemudian kita akan bertanya kepada Tuhan, “Mengapa Engkau membiarkan ini terjadi pada saya?” Kita gagal menghadapi masalah secara langsung, untuk dengan rendah hati memeriksa diri kita sendiri dan membiarkan Tuhan mengungkapkan kebenaran kepada kita. Mungkin penderitaan kita benar-benar memiliki tujuan.
5. Satu Gereja Sejati Lambang dari Gereja Sejati
Kebenaran, Roh Kudus, tanda-mukjizat-keajaiban: ketiga hal yang sering disebutkan ini adalah pemahaman dasar. Sekarang kita harus mengarah kepada tingkat pemahaman yang lebih tinggi, yaitu mengenai lambang dari gereja sejati.
4. Bagaimana Tuhan Menemani Saya Selama Sekolah Pascasarjana
Keluhan saya menggemakan keluhan orang Israel di padang gurun. Saya tidak dapat mengerti mengapa Dia meminta saya untuk meninggalkan lingkungan yang saya kenal dan membawa saya ke tempat tanpa roti dan air. Sama seperti orang Israel telah melihat mukjizat Tuhan di Mesir, saya memiliki tanda-tanda yang jelas dari-Nya bahwa sekolah pascasarjana adalah pilihan yang tepat. Tetapi sekarang setelah saya berada di sini, di manakah Tuhan? Saya merasa seolah-olah Dia telah meninggalkan saya untuk berjuang sendiri.
3. Langkah demi Langkah Menuju Keluarga Allah
Pada suatu Jumat malam di tahun 2006, ketika saya sedang mengikuti kebaktian, saya hampir tertidur saat waktu doa. Tiba-tiba, saya mendengar suara paduan suara yang harmonis seperti dinyanyikan dari paduan suara di lantai mezzanine aula gereja. Paduan suara ini menutupi suara doa. Saya belum pernah mendengar suara yang begitu indah sebelumnya. Hati saya terasa tenang dan damai. Setelah beberapa saat, nyanyian itu menghilang bersama dengan doa.
2. Permohonan untuk Pengampunan dan Penerimaan
“Para pemain” dalam surat ini sendiri merupakan simbol persatuan kita di dalam Kristus. Perbudakan mungkin tidak ada lagi, tetapi kita mungkin masih menilai dan menerima orang lain berdasarkan status sosial mereka. Kita tahu bahwa kita adalah satu tubuh di dalam Kristus, tetapi apakah kita memandang rendah seseorang karena status sosialnya, penampilan fisiknya, pendapatannya, atau kecerdasannya? Atau apakah kita menganggap setiap orang percaya sebagai saudara atau saudari yang terkasih?