SAUH BAGI JIWA
Minumlah Air
Beberapa bulan yang lalu, ada saat di mana saya minum banyak air. Saat itu saya sedang bepergian di Yunani, berjalan lebih dari sepuluh jam sehari, dan berolahraga cukup. Saya minum sampai saya perlu berhenti dan bernapas, lalu saya akan terus minum lagi. Selama waktu itu, tidak ada yang lebih diinginkan mulut saya selain minum air. Air murni tanpa rasa merupakan satu-satunya kesenangan saya.
Namun beberapa lama kemudian, ketika perjalanan saya berakhir dan saya kembali ke rumah, hal tersebut menjadi berubah. Saya kembali ke sekolah dan pergi ke ruang perpustakaan dengan udara sejuk dari AC. Saya kembali ke keadaan tanpa latihan fisik apa pun. Saat itulah saya berhenti minum air. Itu adalah saat saya tidak lagi berolahraga secara teratur. Selama waktu itu, tubuh saya tidak bisa merasakan haus akan air. Keindahan tembus pandang air yang seperti kristal berubah menjadi hambar yang tidak diinginkan dan saya takut akan hal itu.
Begitulah cara saya kehilangan rasa haus akan air fisik. Itulah juga yang membuat saya kehilangan rasa haus akan air rohani. Sungguh konyol bagaimana seseorang bisa kehilangan minat pada air kehidupan yang berharga yang Tuhan Yesus telah berikan kepada kita dengan mengorbankan diri-Nya. Namun, itu memang terjadi. Itu terjadi pada saya.
Sama seperti saya berhenti minum air secara fisik ketika saya berhenti melatih tubuh, saya berhenti minum air rohani ketika saya berhenti menjalankan kesalehan. Saat itulah saya berhenti berusaha menahan lidah untuk tidak mengucapkan hal-hal yang tidak baik, menjauhkan pikiran dari pikiran-pikiran yang penuh nafsu, atau bersikap lembut terhadap orang lain.
Ketika saya berhenti berusaha menjalani kehidupan yang kudus, saya merasa berdoa menjadi sangat lama dan membaca Alkitab menjadi samar dan membosankan. Bahkan ketika saya memaksakan diri untuk mendengarkan khotbah, saya tidak dapat fokus dan yang saya dengar hanyalah dengung yang terus-menerus. Meskipun saya melakukan hal-hal itu, saya tidak dapat menjadi haus.
Hanya setelah saya mulai berolahraga setiap hari, saya dapat minum air lagi. Secara fisik, saya harus meluangkan waktu untuk berolahraga dan latihan, bangkit dari kenyamanan kursi saya dan berjalan-jalan, untuk beraktivitas dan berkeringat. Secara rohani, saya harus benar-benar berusaha untuk hidup bagi Kristus meskipun saya memiliki banyak kekurangan. Saat itulah saya merasa haus akan air lagi. Saat itu jugalah saya teringat akan manisnya air. Dan ketika saya haus akan air–air yang menopang kehidupan, menyegarkan kekuatan, dan membersihkan jiwa, rasanya sungguh luar biasa.
Kiranya ini menjadi pengingat bagi kita semua agar tidak lupa untuk melatih kerohanian kita. Karena jika tidak dilatih, kekuatan kita akan melemah dan kita bisa jatuh sakit–layaknya jika kita tidak berolahraga, daya tahan tubuh kita akan menjadi kurang baik. Maka, luangkanlah waktu untuk berdoa, membaca dan mendengar firman Tuhan, serta berusaha untuk menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari. Tuhan menyertai kita semua.
Sauh Bagi Jiwa Sebelumnya
Apakah sudah melakukan Mezbah Keluarga pada minggu ini?
Berikut ini adalah Saran Pertanyaan untuk sharing Mezbah Keluarga
Sharing Mezbah Keluarga
Tanggal: 7-8 Des 2024
1. Bacalah renungan “SEMAKIN DIPERBAHARUI”
2. Pikirkanlah sebuah resolusi yang akan kita lakukan mulai awal tahun depan, agar kerohanian kita bisa semakin baik lagi.
3. Berdoalah bersama-sama. Mohon Tuhan Yesus membantu agar kita semua bisa melakukannya secara konsisten.
-
- Durasi 60 menit dan waktu pelaksanaan bebas sesuai kesepakatan keluarga.
- Pembukaan:
- Dalam nama Tuhan Yesus mulai Mezbah Keluarga
- Doa dalam hati & menyanyikan 1 Lagu Kidung Rohani
- Membaca/ mendengarkan SBJ hari Sabtu/ Minggu.
- Sharing & diskusi keluarga:
- Apakah ayat atau bahan bacaan dalam seminggu yang paling berkesan.
- Adakah pengalaman rohani/ kesaksian pribadi yang berkenaan dengan bacaan yang berkesan.
- Adakah bagian bacaan yang tidak dimengerti? Jika diperlukan dapat ditanyakan kepada pendeta/ pembimbing rohani setempat.
- Apakah tantangan yang akan dihadapi dan bagaimana supaya dapat melakukan pengajaran dalam kehidupan sehari-hari.
- Penutup:
- Saling berbagi pokok doa keluarga dan gereja.
- Berlutut berdoa dan memohon kepenuhan Roh Kudus.