SAUH BAGI JIWA
“…manusia baru, yang telah diciptakan menurut kehendak Allah di dalam kebenaran dan kekudusan yang sesungguhnya” (Efesus 4:24)
“…manusia baru, yang telah diciptakan menurut kehendak Allah di dalam kebenaran dan kekudusan yang sesungguhnya” (Efesus 4:24)
Selama lima hari, Allah menciptakan bumi dan segala isinya. Pada hari keenam, Ia menciptakan manusia menurut rupa dan gambar-Nya sendiri, dan menempatkan manusia di Taman Eden. Ini adalah awal dari generasi pertama umat manusia.
Meskipun manusia kecil dan lemah, mereka menikmati kemuliaan Allah. Manusia diciptakan menurut gambar dan rupa Allah, juga memiliki bagian dari sifat Allah. Betapa mulianya hal ini. Allah adalah roh, dan manusia diciptakan berdasarkan gambar dan sifat Allah dan menjadi makhluk hidup yang memiliki roh. Roh itu abadi, sedangkan daging itu sementara. Kemuliaan manusia terletak pada roh. Maka, kita harus menghargai hal-hal rohani dan mengejar tujuan hidup. Dengan demikian, barulah kita sungguh-sungguh menunjukkan keserupaan dengan Allah, serta menjalani kehidupan iman dengan kualitas yang tinggi.
Manusia adalah puncak dari ciptaan Allah. Hanya manusia yang dapat memiliki hubungan erat dan bersekutu dengan Allah. Manusia disebut anak Allah. Di dalam Taman Eden, manusia dapat melihat wajah Allah dan seringkali mendengar suara Allah yang indah. Ini adalah suatu pemandangan yang indah serta kehidupan yang berbahagia. Hari ini, di dalam Kristus Yesus, kita menikmati kembali berkat untuk dapat berjalan bersama-sama dengan Tuhan. Jika kita berdoa dengan kesungguhan hati, membaca Alkitab, melakukan ibadah untuk bersekutu dengan Allah, mendengarkan firman Allah, serta memahami kehendak Allah; maka kesemua hal tersebut akan menjadi hal-hal yang paling menyukakan hati. Sangat disayangkan apabila kita menolak untuk melakukan hal-hal yang telah disebutkan.
Allah memberkati manusia dan memberikan hikmat dan kemampuan kepada manusia sehingga manusia dapat menyelesaikan pekerjaan yang dipercayakan oleh Allah memperbaiki dan menjaga Taman Eden, untuk menamai semua jenis binatang dan burung dan mengelolanya. Sungguh pekerjaan yang luar biasa bagi manusia untuk dapat mengatur seluruh bumi. Semoga kita menyadari bahwa pemberian karunia, hikmat dan kemampuan adalah berkat dari Allah dan dipercayakan oleh Allah. Kita harus memanfaatkan pemberian karunia Allah dengan sebaik-baiknya dan melayani Allah serta manusia dengan rendah hati.
Ketika Allah—pada hari ketujuh—telah menyelesaikan pekerjaan yang dibuat-Nya itu, berhentilah Ia pada hari ketujuh dari segala pekerjaan yang telah dibuat-Nya itu. Lalu Allah memberkati hari ketujuh itu dan menguduskannya (Kej. 2: 2-3). Bagi umat manusia, hari Sabat adalah hari yang bermakna. Allah memerintahkan umat pilihan-Nya, bangsa Israel, di padang gurun dan menunjukkan kepada mereka serta memberikan hari Sabat kepada mereka. (Kel. 16:29). Selain itu, Allah juga melatih ketaatan dan memberikan sukacita yang sesungguhnya saat mereka di padang gurun. Hari ini, kita yang berada di dalam Tuhan kiranya dapat memahami makna dari hari Sabat Tuhan. Hendaknya kita menganggap hari Sabat sebagai hari yang dihormati, di mana kita dapat menikmati berkat Allah—baik tubuh jasmani maupun rohani semuanya beristirahat di dalam hari peristirahatan yang telah diberikan oleh Allah.