SAUH BAGI JIWA
“Demikianlah hendaknya terangmu bercahaya di depan orang, supaya mereka melihat perbuatanmu yang baik dan memuliakan Bapamu yang di sorga.”
(Matius 5:16)
“Demikianlah hendaknya terangmu bercahaya di depan orang, supaya mereka melihat perbuatanmu yang baik dan memuliakan Bapamu yang di sorga.”
(Matius 5:16)
Pada zaman Elisa, datanglah seorang istri nabi kepadanya dan berkata, “Hambamu, suamiku, sudah mati dan engkau ini tahu, bahwa hambamu itu takut akan TUHAN.” (2Raj. 4:1). Sang janda ini mengatakan bahwa mendiang suaminya adalah seorang yang takut akan Tuhan. Demikian pula, Elisa mengetahui bahwa suaminya ini adalah seorang yang takut akan Tuhan.
Bukankah sungguh indah apabila orang-orang bisa mengenal suaminya sebagai seorang yang takut akan Tuhan? Namun, bagaimanakah hal ini bisa terjadi? Tentunya tidak lain dan tidak bukan adalah karena suaminya ini telah melakukan apa yang baik dan yang berkenan kepada Allah sepanjang hidupnya. Perbuatannya yang memancarkan terang Allah membuat sang istri dan orang-orang lain di sekitarnya bisa melihatnya dan memuliakan Allah.
Demikianlah Tuhan Yesus juga mengharapkan kita semua menjadi terang dunia, agar orang-orang di sekitar kita bisa melihat perbuatan kita yang baik dan memuliakan Allah.
Apabila di dalam kesehariannya kita seorang yang ramah, banyak berbuat amal, suka memberi sedekah kepada orang yang membutuhkan, jujur dalam berbisnis, tetap sabar dan sopan menghadapi pelanggan yang keterlaluan, serta rajin beribadah, tentunya orang-orang di sekitar kita akan dapat melihat perbuatan kita yang baik dan memuliakan Allah.
Namun apabila perkataan kita kotor, perbuatan kita kasar dan sering menyakiti orang lain, menghadapi persoalan mudah meledak, serta tidak peduli akan orang yang berkesusahan, bagaimanakah perbuatan kita yang seperti ini dapat membuat orang lain memuliakan Allah?
Untuk menjadi terang dunia, kita perlu menjalani hidup sebagai anak-anak Allah yang selalu berbuahkan kebaikan, keadilan, dan kebenaran. Seperti yang dikatakan Paulus kepada jemaat di Efesus, “… tetapi sekarang kamu adalah terang di dalam Tuhan. Sebab itu hiduplah sebagai anak-anak terang, karena terang hanya berbuahkan kebaikan dan keadilan dan kebenaran” (Ef. 5:8-9)
Hari ini, marilah kita merenungkan perbuatan kita sebagai terang dunia. Apakah perbuatan kita telah memancarkan terang Kristus? Seperti sang suami yang dikenal orang banyak sebagai orang yang takut akan Tuhan, biarlah orang lain di sekitar kita juga bisa melihat diri kita sebagai anak-anak Allah. Melalui perbuatan kita yang baik, orang-orang bisa melihatnya dan dengan demikian, memuliakan Allah Bapa kita yang di Sorga. Pancarkanlah terangmu hari ini! Haleluya!