SAUH BAGI JIWA
“Berbahagialah orang yang suci hatinya, karena mereka akan melihat Allah.” (Matius 5:8)
“Berbahagialah orang yang suci hatinya, karena mereka akan melihat Allah.” (Matius 5:8)
Suci artinya bersih, murni, dan bebas dari kecemaran. Jadi, orang yang suci hatinya adalah orang yang terus menerus membersihkan hatinya dari hal-hal yang jahat dan tidak membiarkan dosa ataupun niat jahat berakar di dalam hatinya.
Hal inilah yang dikehendaki oleh Allah kita, Yang Mahakudus, agar semua anak-anak-Nya juga menjadi kudus. Seperti yang dikatakan rasul Petrus dalam suratnya, “Tetapi hendaklah kamu menjadi kudus di dalam seluruh hidupmu sama seperti Dia yang kudus, yang telah memanggil kamu, sebab ada tertulis: Kuduslah kamu, sebab Aku kudus. (1 Petrus 1:15-16). Dan untuk bisa menjadi kudus, kita perlu terlebih dahulu menyucikan hati kita. Sebab apa yang diucapkan dan diperbuat seseorang, meluap dari dalam hatinya.
Lalu, apa bedanya jika kita menyucikan hati kita, dengan jika kita tidak menyucikan hati kita?
Tuhan Yesus berkata, “Berbahagialah orang yang suci hatinya, karena mereka akan melihat Allah.” Nabi Yesaya juga pernah mengatakan, “tetapi yang merupakan pemisah antara kamu dan Allahmu ialah segala kejahatanmu, dan yang membuat Dia menyembunyikan diri terhadap kamu, sehingga Ia tidak mendengar, ialah segala dosamu.” (Yes 59:2)
Jadi, untuk bisa membangun hubungan dengan Allah Yang Maha Kudus, kita perlu meninggalkan dosa dan hidup dalam kekudusan. Karena itulah, menyucikan hati adalah hal yang sangat penting bagi kita, karena hanya dengan demikianlah, barulah kita dapat bertemu dengan Allah. Tanpa kekudusan, tidak seorangpun dapat melihat Allah.
Hari ini, jika di dalam hati kita masih tersimpan berbagai niat jahat, dendam, amarah, kepahitan, kebencian, dengki, iri hati, marilah kita menyucikan hati kita dari hal-hal yang demikian. Dan, marilah kita mengisi hati kita dengan segala hal yang baik. “Semua yang benar, semua yang mulia, semua yang adil, semua yang suci, semua yang manis, semua yang sedap didengar, semua yang disebut kebajikan dan patut dipuji, pikirkanlah semuanya itu.” (Flp 4:8)
Dengan demikian, biarlah kita boleh menjadi orang-orang yang suci hatinya. Dan seperti yang dijanjikan oleh Tuhan Yesus, maka kita pun akan dapat melihat Allah. Sampai suatu hari nanti, jika kita bisa menjalani hidup yang benar dan kudus di hadapan-Nya, maka kita pun akan dapat bertemu Allah kita Yang Maha Kudus, muka dengan muka, di dalam Kerajaan Surga yang kudus. Sungguh suatu kebahagiaan yang tidak terkatakan. Haleluya !