SAUH BAGI JIWA
“Berbahagialah orang yang berdukacita, karena mereka akan dihibur.” (Mat. 5:4)
“Berbahagialah orang yang berdukacita, karena mereka akan dihibur.” (Mat. 5:4)
Semua orang tentunya ingin berbahagia. Tidak ada orang yang suka akan penderitaan dan dukacita. Namun di sini Tuhan Yesus mengatakan, “Berbahagialah orang yang berdukacita, karena mereka akan dihibur.” Mengapa orang yang berdukacita itu dikatakan berbahagia?
Ketika ditinggalkan orang yang sangat kita kasihi, kita akan merasakan dukacita yang amat sangat. Dalam dukacita seperti ini, bagaimanakah seseorang dapat merasakan kebahagiaan? Tentunya bukan dukacita seperti demikian yang dimaksud oleh Tuhan Yesus.
Dukacita yang dimaksud salah satunya adalah perasaan benar-benar menyesal yang disebabkan oleh dosa. Ketika berbuat dosa, Allah mengharapkan kita menyadari dosa kita, mengakui di hadapan-Nya, benar-benar menyesal, lalu bertobat dan tidak lagi melakukan dosa.
Ketika jemaat di Korintus berbuat dosa, melalui suratnya rasul Paulus menegur dengan keras sehingga mereka berdukacita. Tetapi teguran yang keras itu akhirnya membuat mereka menyadari kesalahannya dan bertobat. Karena itulah Paulus mengatakan “namun sekarang aku bersukacita, bukan karena kamu telah berdukacita, melainkan karena dukacitamu membuat kamu bertobat … Sebab dukacita menurut kehendak Allah menghasilkan pertobatan yang membawa keselamatan dan yang tidak akan disesalkan.” (2 Kor. 7:9a,10a). Dukacita atas dosa, yang membawa seseorang kepada pertobatan yang sejati, sesungguhnya membawa kebahagiaan.
Dukacita lainnya yang mendatangkan kebahagiaan adalah dukacita yang disebabkan oleh penderitaan karena nama Yesus dan karena Injil. Begitu banyak pahlawan iman yang telah menderita karena imannya kepada Yesus. Mereka dianiaya, disesah, dipenjara, dicambuk, dilempari batu, bahkan sampai mati karena nama Yesus. Namun Petrus mengatakan, “Bergembiralah akan hal itu, sekalipun sekarang ini kamu seketika harus berdukacita oleh berbagai-bagai pencobaan… sehingga kamu memperoleh puji-pujian dan kemuliaan dan kehormatan pada hari Yesus Kristus menyatakan diri-Nya” (1 Pet. 1:6)
Menjadi pengikut Kristus, kita pun akan menghadapi berbagai penderitaan karena iman kita kepada Yesus Kristus. Namun, penderitaan ini hanyalah untuk sesaat waktu saja. Di balik penderitaan, ada keselamatan kekal yang menanti kita. Dan pada saatnya nanti, “Ia akan menghapus segala air mata dari mata mereka, dan maut tidak akan ada lagi; tidak akan ada lagi perkabungan, atau ratap tangis, atau dukacita, sebab segala sesuatu yang lama itu telah berlalu.” (Why. 21:4).
Hari ini, marilah kita menyesali akan dosa-dosa kita dan tetap bertahan dalam iman menghadapi berbagai penderitaan. Maka kita pun akan mendapatkan penghiburan. “Sebab penderitaan ringan yang sekarang ini, mengerjakan bagi kami kemuliaan kekal yang melebihi segala-galanya, jauh lebih besar dari pada penderitaan kami.” (2 Kor. 4:17)
Haleluya!