SAUH BAGI JIWA
“Ketika mereka tiba di darat, mereka melihat api arang dan diatasnya ikan dan roti.” (Yohanes 21:9)
“Ketika mereka tiba di darat, mereka melihat api arang dan diatasnya ikan dan roti.” (Yohanes 21:9)
Manusia memerlukan makanan untuk kelangsungan hidupnya. Manusia dapat hidup tanpa kemewahan, tetapi tidak dapat hidup jika tidak ada makanan. Tuhan mengetahui bahwa manusia memerlukan makanan untuk kelangsungan hidupnya. Tuhan Yesus pun mengajarkan kita untuk berdoa kepada Bapa agar kita diberikan makanan, seperti yang tercatat dalam doa yang diajarkan-Nya, “Berikanlah kami pada hari ini makanan kami yang secukupnya.” (Mat. 6:11)
Setelah semalaman mencari ikan, Petrus dan murid-murid tidak berhasil menangkap seekor ikan pun. Selain menyebabkan kelelahan secara fisik, kondisi ini juga menimbulkan rasa kecewa dan sedih. Dalam keadaan lapar, seseorang mudah jatuh ke dalam pencobaan, merasa tersinggung, tidak berkonsentrasi, dan mudah marah.
Pada tahun ajaran 1999-2000, saya lulus SMA. Seperti siswa-siswi lainnya, saya juga ingin melanjutkan studi ke jenjang yang lebih tinggi. Namun kondisi keuangan keluarga tidak memungkinkan saya untuk melanjutkan sekolah karena dampak krisis ekonomi pasca kerusuhan Mei 1998. Saya berusaha mencari pekerjaan demi mengumpulkan uang untuk mewujudkan keinginan saya melanjutkan studi. Setiap hari selama seminggu, dari satu tempat ke tempat lain, saya mencoba melamar pekerjaan, tetapi tidak ada satu pun pekerjaan yang berhasil saya dapatkan. Rasa lelah, kecewa dan sedih bercampur-aduk menjadi satu. Saya bertanya-tanya: Apakah Tuhan tidak mengizinkan saya untuk kuliah? Apakah saya harus membuang jauh-jauh cita-cita dan masa depan saya? Namun saya hanya dapat bersandar kepada Tuhan dan memohon agar Tuhan menolong saya.
Tuhan Yesus memperhatikan keadaan Petrus dan murid-murid lainnya. Tuhan bertanya apakah mereka mempunyai lauk-pauk. Tuhan mengetahui bahwa mereka belum menangkap seekor ikan pun sejak semalam. Tuhan mengetahui perasaan mereka, kelelahan dan suasana hati mereka. Saat mereka sudah tiba di darat, Tuhan telah menyediakan ikan dan roti.
Saat saya merasa letih, lelah, dan putus asa dengan keadaan, merasa tidak tahu seperti apa masa depan saya, tiba-tiba saya mendapatkan telepon dari seorang diaken. Saya ditawari ikatan kontrak kerja dan mendapatkan kesempatan kuliah dengan beasiswa penuh. Inilah saat Tuhan menyediakan “ikan dan roti” setelah saya berusaha ke sana ke mari mencari pekerjaan. Tidak hanya pekerjaan yang saya peroleh, tetapi juga kesempatan untuk kuliah di jurusan yang saya harapkan.
Makanan merupakan sumber pokok dari kehidupan jasmani manusia, tetapi manusia tidak hanya hidup untuk jasmani saja. Manusia juga memerlukan makanan untuk kehidupan rohani. Makanan jasmani hanya untuk mengenyangkan dan memuaskan keinginan daging. Tuhan berfirman bahwa manusia hidup bukan hanya dari roti saja, tetapi juga dari firman Allah. Rasa lapar jasmani dapat dipuaskan dengan makanan. Bagaimana dengan rasa lapar rohani? Tuhan Yesus memberikan yang terbaik untuk memuaskan rasa lapar jasmani kita, namun Ia juga ingin kita hidup dari firman-Nya.
Dalam Yeremia 15:16 dikatakan bahwa Yeremia menikmati firman Allah. Hatinya bersukacita ketika mendengarkan firman Allah. Saat kita mendengarkan firman Allah, apakah ada rasa sukacita di dalam hati kita? Atau kita justru merasa firman Allah ini tidak cocok dengan apa yang kita inginkan?
Tuhan menginginkan setiap pribadi hidup di dalam naungan-Nya dan menjalankan firman-Nya sehingga kita dapat memiliki pengalaman indah bersama Tuhan di dalam kehidupan ini. Tuhan juga menginginkan agar rohani kita tidak binasa tetapi mendapat tempat perhentian kekal bersama Tuhan Yesus. Seperti yang tertulis di dalam Alkitab, “Tuhan tidak lalai menepati janji-Nya, sekalipun ada orang yang menganggapnya sebagai kelalaian, tetapi Ia sabar terhadap kamu, karena Ia menghendaki supaya jangan ada yang binasa, melainkan supaya semua orang berbalik dan bertobat.” (2Ptr. 3:9)
.Saat kita berusaha memenuhi kebutuhan fisik, janganlah kita lupa memenuhi kebutuhan rohani melalui firman Tuhan dengan cara menikmati dan bersukacita saat mengikuti setiap ibadah yang diselenggarakan oleh gereja.