SAUH BAGI JIWA
Setelah Yerobeam mendengar bahwa Rehabeam telah menjadi raja menggantikan Salomo, kembalilah dia dari Mesir dan datang menghadap Rehabeam. Yerobeam memohon agar Rehabeam mau meringankan tanggungan rakyat. Karena Rehabeam tidak dapat memutuskan, dia memanggil para penasihatnya. Para tua-tua menasihatkan untuk mengabulkan permohonan itu agar rakyat bisa setia dan berpihak kepada raja. Sedangkan orang-orang muda memberi nasihat yang sebaliknya. Bukan saja tidak memberikan keringanan, melainkan malah menambahkan dan memberikan hukuman yang lebih berat kepada mereka yang melawan. Rehabeam mendengarkan nasihat orang-orang muda itu sehingga mengakibatkan terjadinya pemberontakan. Akibat keputusannya, kerajaan Israel terpecah menjadi dua: kerajaan Israel dan kerajaan Yehuda.
Ada peristiwa lain di Perjanjian Lama tentang dampak dari sebuah nasihat. Amnon sangat mencintai adik perempuan Absalom, Tamar, namun tidak mempunyai cara untuk mendekatinya. Hal ini membuatnya bermuram durja. Ketika Yonadab, sahabatnya melihatnya, dia mengusulkan cara licik untuk menjebak Tamar. Siasatnya berhasil, namun akibatnya sungguh di luar dugaan. Setelah Absalom mengetahui perlakuan Amnon terhadap adiknya, dia menjadi sangat marah dan akhirnya membunuh Amnon. Peristiwa ini tidak berhenti di sana, tetapi memicu terjadinya pemberontakan Absalom terhadap Daud, ayahnya.
Dari sini kita dapat melihat betapa besar pengaruh dari nasihat itu. Nasihat yang tidak baik dapat mengakibatkan kekacauan, bahkan kehancuran. Benarlah nas yang mengatakan: “Berbahagialah orang yang tidak berjalan menurut nasihat orang fasik.” (Mzm. 1:1a) Kesalahan Rehabeam adalah dia lebih menuruti nasihat orang-orang muda yang tidak berpengalaman dan kurang berhikmat. Mereka juga sombong dan tidak berbelas kasihan terhadap orang yang lemah. Amnon tanpa berpikir panjang menerima nasihat dari Yonadab. Untuk memenuhi hasratnya, dia bersedia melakukan apapun, termasuk menggunakan cara yang keji.
Sebelum meminta nasihat dari seseorang, kita harus terlebih dahulu mengenal si pemberi nasihat itu. Jangan meminta nasihat kepada orang fasik atau orang yang tidak berpengalaman. Mintalah nasihat kepada orang benar dan berpengalaman. Untuk bisa memutuskan nasihat mana yang harus kita pilih, diperlukan hikmat. Orang berhikmat dapat membedakan mana nasihat yang baik dan tidak baik. Di dalam hikmat ada nasihat dan pertimbangan (Ams. 8:14a).
Sesungguhnya, lebih dari manusia mana pun, orang yang paling tepat untuk kita mintakan nasihat adalah Tuhan. Tuhan adalah Penasihat kita yang ajaib. Ketika kita datang kepada-Nya dengan kesungguhan hati dan memohon pertimbangan-Nya, Dia akan membantu kita. Allah dapat memberikan kita hikmat rohani untuk dapat menentukan pilihan dan mengambil keputusan yang benar. Seperti yang dikatakan Daud dalam Mazmur 16:7, “Aku memuji Tuhan, yang telah memberi nasihat kepadaku, ya, pada waktu malam hati nuraniku mengajari aku.” Daud senantiasa mencari jawaban dan bertanya kepada Tuhan ketika dia menghadapi jalan buntu atau musuh yang begitu kuat. Itulah sebabnya Daud dapat memenangkan banyak pertempuran dan mampu mengatasi masalahnya.
Ketika kita menghadapi masalah atau pilihan, berpalinglah kepada Tuhan. Cari dan mintalah nasihat-Nya. Nasihat dari orang-orang di sekitar kita dapat kita jadikan masukan atau bahan pertimbangan, tetapi kita harus mengutamakan nasihat Tuhan daripada manusia.