SAUH BAGI JIWA
“Buluh yang patah terkulai tidak akan diputuskan-Nya, dan sumbu yang pudar nyalanya tidak akan dipadamkan-Nya, sampai Ia menjadikan hukum itu menang”
“Buluh yang patah terkulai tidak akan diputuskan-Nya, dan sumbu yang pudar nyalanya tidak akan dipadamkan-Nya, sampai Ia menjadikan hukum itu menang”
Berdasarkan Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), buluh adalah tanaman berumpun, berakar serabut, memiliki batang yang beruas-ruas, berongga dan keras atau dikenal sebagai bambu. Jadi, “buluh yang patah terkulai” dalam Matius 12:20 berarti tanaman bambu yang tidak lagi tegak dan sebentar lagi akan mati. Kondisi ini bisa menggambarkan orang yang letih lesu dan berbeban berat dalam menghadapi permasalahan dalam kehidupannya.
Salah satu tokoh Alkitab yang menghadapi permasalahan sehingga menjadi lesu dan berbeban berat seperti buluh yang patah terkulai adalah Yakub. Alkitab memberitahukan kita walaupun Yakub memiliki 13 orang anak, ia lebih mengasihi Yusuf daripada semua anaknya yang lain (Kej. 37:3). Hal tersebut tercermin dari tindakan Yakub yang memberikan jubah yang maha indah kepada Yusuf. Karena itulah saudara-saudaranya membenci Yusuf dan akhirnya menjualnya. Mereka berbohong kepada ayahnya dengan mengatakan bahwa Yusuf telah dimakan binatang buas. Sejak saat itulah, Yakub menjadi seperti buluh yang patah terkulai, lesu dan berbeban berat. Bahkan ia berkata bahwa ia akan berkabung sampai turun mendapatkan anaknya, Yusuf ke dalam dunia orang mati (Kej. 37:35). Kebohongan tersebut terus berlanjut hingga suatu saat saudara-saudara Yusuf berkata kepada Yakub bahwa Yusuf masih hidup, bahkan menjadi orang yang berkuasa atas seluruh tanah Mesir. Namun pada waktu itu hati Yakub tetap dingin karena ia tidak dapat mempercayai mereka (Kej. 45:26).
Dalam kehidupan kita terkadang kita juga seperti Yakub. Mungkin kita mengalami permasalahan yang besar, atau kita kehilangan orang yang kita kasihi dan belum bisa menerima hal tersebut. Kita seperti buluh yang patah terkulai.
Namun pada satu titik terjadi perubahan. Di dalam Kejadian 45:27 dikatakan, ”Tetapi ketika mereka menyampaikan kepadanya segala perkataan yang diucapkan Yusuf, dan ketika dilihatnya kereta yang dikirim oleh Yusuf untuk menjemputnya, maka bangkitlah kembali semangat Yakub, ayah mereka itu.” Setelah Yakub melihat kereta yang dikirim oleh Yusuf, semangatnya bangkit kembali. Yakub merasakan bahwa dia masih memiliki harapan untuk bisa melihat anaknya.
Perubahan yang sama juga bisa terjadi pada kita. Semangat kita bisa bangkit kembali karena kita mengetahui bahwa masih ada harapan. Dalam Kolose 1:5 dikatakan, “Oleh karena pengharapan, yang disediakan bagi kamu di surga. Tentang pengharapan itu telah lebih dahulu kamu dengar dalam firman kebenaran, yaitu Injil.” Sebagai umat Kristen, pengharapan kita adalah kerajaan surga. Kita hanya hidup sementara di dunia ini. Kelak kita akan bersama-sama berkumpul di tempat yang telah disediakan Tuhan. Dengan mengetahui bahwa kita masih memiliki pengharapan, tentunya kita akan kembali bersemangat sama seperti Yakub yang masih memiliki pengharapan untuk dapat melihat Yusuf.
Saat kita menghadapi permasalahan yang berat hingga kita menjadi lesu dan kehilangan semangat seperti buluh yang patah terkulai, hendaknya kita melihat pengharapan kita, yaitu kerajaan surga. Nantikanlah Tuhan agar kita mendapatkan kekuatan baru!