SAUH BAGI JIWA
“Maka Yesus dibawa oleh Roh ke padang gurun untuk dicobai iblis.” (Matius 4:1)
“Maka Yesus dibawa oleh Roh ke padang gurun untuk dicobai iblis.” (Matius 4:1)
Bacaan : Mat 4:1
Setelah Yesus dibaptis oleh Yohanes Pembaptis, langit pun terbuka dan Roh Allah yang seperti burung merpati turun ke atas-Nya. Lalu terdengarlah suara dari sorga yang berkata, “Inilah Anak-Ku yang Kukasihi, kepada-Nyalah Aku berkenan.” (Matius 3:16-17). Setelah dibaptis, ketika Yesus dicobai, “Maka Yesus dibawa oleh Roh ke padang gurun untuk dicobai Iblis”.
Setelah dibaptis, Roh Allah menyertai Yesus. Dan Roh Allah ini jugalah yang membawa Yesus ke padang gurun untuk dicobai iblis. Dari sini kita bisa melihat, bahwa orang-orang yang disertai oleh Allah sekalipun tidak terlepas dari pencobaan. Karena itulah Tuhan Yesus mengajarkan kepada kita agar memohon kepada Allah “dan janganlah membawa kami ke dalam pencobaan, tetapi lepaskanlah kami dari pada yang jahat.”
Mengapa Allah mengizinkan Tuhan Yesus untuk dicobai? Mengapa Allah mengizinkan pencobaan terjadi atas orang-orang yang percaya kepada-Nya?
Rasul Petrus menjelaskan, “Bergembiralah akan hal itu, sekalipun sekarang ini kamu seketika harus berdukacita oleh berbagai-bagai pencobaan. Maksud semuanya itu ialah untuk membuktikan kemurnian imanmu – yang jauh lebih tinggi nilainya dari pada emas yang fana, yang diuji kemurniannya dengan api – sehingga kamu memperoleh puji-pujian dan kemuliaan dan kehormatan pada hari Yesus Kristus menyatakan diri-Nya.” (1Pet 3:6-7)
Sama seperti ketika bersekolah, kita akan menghadapi berbagai ujian untuk membuktikan bahwa kita telah menguasai pelajaran yang disampaikan. Ketika Ayub dicobai, dia lulus ujian karena dia tetap mempertahankan imannya dan tidak meninggalkan Allah. Namun ketika Yudas dicobai, dia gagal karena tergoda dan akhirnya jatuh ke dalam dosa. Demikianlah Allah mengizinkan pencobaan terjadi atas hidup kita untuk membuktikan kemurnian iman kita.
Untuk dapat menang atas cobaan, Tuhan Yesus melawannya dengan pedang Roh, yaitu firman Allah. Demikianlah ketika kita menghadapi pencobaan, kita mau seperti Yesus melawannya dengan firman Tuhan.
Ketika marah menguasai kita, ingatlah firman Tuhan yang berkata “Apabila kamu menjadi marah, janganlah kamu berbuat dosa: janganlah matahari terbenam, sebelum padam amarahmu” lalu kita segera memadamkan amarah kita.
Ketika keadaan begitu buruk membuat kita ingin bersungut-sungut, ingatlah firman Tuhan yang berkata, “Mengucap syukurlah dalam segala hal, sebab itulah yang dikehendaki Allah di dalam Kristus Yesus bagi kamu.” lalu kita mengucap syukur dalam keadaan buruk tersebut. Demikianlah dengan firman Tuhan, kita akan dapat menang melawan cobaan dari si iblis.
Karena itu, biarlah hati dan pikiran kita selalu dipenuhi oleh firman Tuhan. Seperti yang dikatakan kitab Amsal, “Semua firman Allah adalah murni. Ia adalah perisai bagi orang-orang yang berlindung pada-Nya.” (Ams 30:5)
Haleluya !