SAUH BAGI JIWA
[su_icon icon=”icon: calendar” color=”#d19636″ size=”18″ shape_size=”4″ radius=”36″] Renungan Tanggal: 31 Dec 2020
“Engkau memahkotai tahun dengan kebaikan-Mu, jejak-Mu mengeluarkan lemak.” (Mazmur 65:12)
“Engkau memahkotai tahun dengan kebaikan-Mu, jejak-Mu mengeluarkan lemak.” (Mazmur 65:12)
Sekali lagi kita ada di penghujung tahun, doa apa yang akan engkau persembahkan kepada Tuhan? Apapun yang engkau alami sepanjang tahun ini, saya percaya engkau akan mempersembahkan rasa syukur dan pujian kepada Tuhan, karena Tuhan memahkotai tahun dengan kebaikan, dan jejak Tuhan mengeluarkan lemak.
Tahun ini, sama seperti tahun-tahun sebelumnya, Tuhan selalu mengisi penuh tahun kita dengan rahmat-Nya. Hanya saja, logika rahmat Tuhan berbeda dengan logika berkat manusia. Manusia berharap usaha lancar, sehat, aman, berhasil, baik, nyaman, tetapi logika Tuhan adalah melawan arus, penyakit, kesusahan, kegagalan, kesukaran, ujian. Sebab bila Tuhan selalu menempatkan kita di ruang aula gereja yang nyaman berkebaktian, tidak membawa kita masuk ke medan perang yang berbahaya, maka firman yang kita dengar hanya berhenti sebagai teori saja di benak kita, tidak dapat mengubah kita menjadi laskar Kristus yang selalu menang.
Ilmu pengetahuan yang kita pelajari di sekolah juga hanyalah sekedar teori, sedangkan ketrampilan hanya bisa kita peroleh sewaktu terjun di dalam pekerjaan menghadapi berbagai tantangan. Di istana Firaun, Musa belajar semua ilmu Mesir, itupun masih berupa teori belaka, saat itu dia belum mampu memikul tanggung jawab berat memimpin bangsa Israel keluar dari Mesir. Dia kemudian dapat menjadi pemimpin bangsa Israel adalah setelah Tuhan menempatkan dia di padang gurun selama 40 tahun, menjadi gembala yang kenyang dengan terpaan udara panas terik dan dingin membeku, serta mengalami banyak kesusahan.
Ciptaan Allah dapat memberikan inspirasi kepada manusia. Dataran rendah yang bercuaca hangat tidak akan menghasilkan pohon kayu yang kuat, hanyalah di pegunungan yang tinggi dan berangin kencang tumbuh pohon kayu yang keras dan kokoh. Karena itu. Allah yang mengasihi kita tidak akan membiarkan kita selalu berada di jalan datar yang ditaburi bunga-bunga dan terang oleh sinar matahari, sebaliknya Dia sering menempatkan kita berada di jalan sukar yang sempit dan terjal.
Kadang kala kita diterpa angin topan yang hampir-hampir merobohkan kita, kadang kala kita berada di tepi jurang terjal yang hampir-hampir mematikan kita. Jalan sempit itu penuh dengan semak duri dan batu-batu runcing melukai tubuh kita, binatang buas mengaum-ngaum mencabik daging kita, Allah mendorong kita ke titik paling ekstrim, sampai kita berhasil beroleh iman yang tahan banting.
Jalan Tuhan adalah jalan yang sengsara namun ada sukacita, susah namun ada berkat, hal ini tidak bisa dibayangkan oleh orang yang tidak percaya. Sepanjang jalan ada pencobaan tetapi ada perlindungan, ada air mata tetapi ada penghiburan, ada pukulan tetapi ada penyembuhan, ada perang tetapi ada kemenangan, ada kemunduran tetapi ada sorak sorai. Sekalipun jalan penuh dengan kesukaran, penganiayaan dan fitnah, tetapi karena bersandar kepada Tuhan, kita adalah lebih dari pada orang-orang yang menang.
Allah melimpahkan berkat, memahkotai tahun, batu permata berkilauan yang menghiasi mahkota itu justru adalah ujian yang ditakuti orang!