SAUH BAGI JIWA
“Lagi kata Daud: “Demi TUHAN yang hidup, niscaya TUHAN akan membunuh dia: entah karena sampai ajalnya dan ia mati, entah karena ia pergi berperang dan hilang lenyap di sana. Kiranya TUHAN menjauhkan dari padaku untuk menjamah orang yang diurapi TUHAN.”” (1Sam. 26:10-11)
“Lagi kata Daud: “Demi TUHAN yang hidup, niscaya TUHAN akan membunuh dia: entah karena sampai ajalnya dan ia mati, entah karena ia pergi berperang dan hilang lenyap di sana. Kiranya TUHAN menjauhkan dari padaku untuk menjamah orang yang diurapi TUHAN.”” (1Sam. 26:10-11)
Saul mengejar Daud bukanlah satu atau dua hari, melainkan berlangsung selama 10 tahun lebih, di mana Daud harus hidup mengembara dalam pelarian. Allah menguji Daud dengan memberinya dua kali kesempatan untuk membunuh Saul, dengan demikian dapat mengakhiri pelariannya dan dapat meneruskannya menjadi raja Israel. Tetapi karena Daud memuliakan Tuhan, dia mengutamakan Tuhan dan tidak mau membunuh Saul.
Daud lebih memilih terus dikejar Saul, daripada menjamah membunuh orang yang diurapi TUHAN. Seorang yang memuliakan TUHAN tidak akan berani menggantikan pimpinan TUHAN dengan pikirannya sendiri. Daud tahu suatu hari kelak dia akan menggantikan Saul menjadi raja Israel, tetapi dia percaya TUHAN mempunyai waktu-Nya sendri, dan menunggu TUHAN yang bertindak pada waktu-Nya, tidak mau turun tangan sendiri mengambil kedudukan raja itu.
Sikap Daud ‘memuliakan TUHAN’ mencapai puncaknya ketika dua kali dia melepaskan kesempatan untuk membunuh Saul. Baik di gua En-Gedi, maupun di padang gurun Zif, Daud dapat dengan mudah membunuh Saul, tetapi Daud sama sekali tidak tergerak untuk melakukannya, tanpa pikir panjang dia melepaskan kesempatan emas itu. Bukan saja dia sendiri tidak mau membunuh Saul, dia juga melarang orang-orangnya membunuh Saul. Dari sini kita bisa melihat betapa luar biasanya sikap Daud dalam memuliakan TUHAN. Kalau saja dia adalah orang lain, sudah pasti cepat-cepat Saul dibunuh.
Perbuatan Daud itu bahkan mengharukan Saul, dia mengaku: “Telah kautunjukkan pada hari ini, betapa engkau telah melakukan yang baik kepadaku: walaupun TUHAN telah menyerahkan aku ke dalam tanganmu, engkau tidak membunuh aku. Apabila seseorang mendapat musuhnya, masakan dilepaskannya dia berjalan dengan selamat?” (1Sam. 24:19-20)
Seperti kata Saul, seorang mendapat musuhnya, masakan dilepaskannya dia berjalan dengan selamat? Siapakah yang tidak cepat-cepat membunuhnya agar dirinya aman? Tetapi karena memuliakan TUHAN, dua kali Daud mengampuni Saul sekalipun untuk itu dia harus tetap melarikan diri dari kejarannya.
Hari ini di sekeliling Anda mungkin ada orang yang membuat hidup Anda susah, mungkin atasan, rekan kerja, keluarga, saudara seiman, kawan, tetangga Anda. Jangan lagi mengeluh, belajarlah bersabar seperti Daud, jadikanlah orang-orang yang menyusahkan Anda itu sebagai alat TUHAN untuk menguji iman Anda. Percayalah, bila Anda memuliakan TUHAN, dengan bersandar kepada-Nya melewati semuanya, maka pastilah Anda akan mendapat berkat berlimpah.
Biarlah hari ini kita selalu dapat memuliakan Tuhan, baik dalam urusan pribadi, urusan keluarga, maupun urusan gereja, kita kesampingkan pendapat sendiri, utamakan kehendak Allah Bapa, taat kepada kehendak-Nya dalam segala hal, maka pekerjaan kudus gereja pun akan semakin mudah berkembang.