SAUH BAGI JIWA
[su_icon icon=”icon: calendar” color=”#d19636″ size=”18″ shape_size=”4″ radius=”36″] Renungan Tanggal: 11 Nov 2020
“Sebab hidup kami ini adalah hidup karena percaya, bukan karena melihat.” (2Kor. 5:7)
“Sebab hidup kami ini adalah hidup karena percaya, bukan karena melihat.” (2Kor. 5:7)
Kita semua menyadari, bahwa apa yang terlihat belum tentu benar, apa yang tidak terlihat belum tentu salah. Contohnya, ahli sulap dalam pertunjukan di depan mata sekian banyak penonton, ‘melenyapkan’ gajah atau gadis cantik, tetapi semuanya adalah trik yang mengelabui mata belaka. Dengan berbagai teknik dan ketrampilannya dan dibantu dengan alat-alat, pesulap membuat ilusi yang mengecoh mata penonton.
Kemajuan teknologi komputer zaman sekarang dapat membuat video grafik untuk adegan-adegan luar biasa tetapi fiktif di layar lebar. Figur yang tampil rupawan dan cantik di halaman internet kemungkinan adalah hasil editan pada orang yang sebenarnya wajahnya biasa-biasa saja atau bahkan buruk rupa. Jadi sekarang ini ketika teknologi digunakan untuk menipu mata, apakah yang terlihat mata merupakan realita? Jawabannya sudah jelas bagi kita semua.
Allah adalah Roh, roh itu nyata, tetapi tidak terlihat oleh mata. Yang dapat dilihat oleh mata adalah materi, jasmani. Sedangkan roh yang tidak berwujud sama sekali tidak dapat dilihat oleh mata, tidak kasat mata, tetapi kita tidak bisa menyangkal adanya roh semata karena kita tidak dapat melihatnya.
Materi ciptaan Allah juga ada yang tidak nampak oleh mata. Misalkan udara, listrik, radiasi, dan sebagainya. Mereka tidak kasat mata, tetapi keberadaan mereka tidak terbantahkan. Bila kita dapat menerima adanya udara, listrik, radiasi yang tidak terlihat, mengapa tidak bisa menerima adanya ‘roh’ yang juga tidak terlihat namun sesungguhnya ada? Saya kira maksud Allah menciptakan materi yang tidak kasat mata adalah agar kita mengerti adanya roh yang juga tidak kasat mata itu.
Jadi, ‘karena melihat’ sering kali tidak bisa diandalkan, lebih-lebih terhadap Allah yang menciptakan kita. Bila seorang hanya mau percaya apabila dia melihat, maka dia akan kecewa dan tidak memperoleh apa-apa seumur hidupnya. Karena seorang yang tidak memiliki mata rohani tidak akan dapat melihat Allah.
Kita harus belajar menggunakan mata rohani untuk merasakan hal-hal yang tidak terlihat oleh mata jasmani, dengan demikian barulah kita dapat mengenal Allah dan percaya kepada-Nya. Alam semesta sudah memberi ilham kepada kita, burung elang yang ingin terbang tinggi harus percaya pada sayapnya yang diciptakan Allah baginya. Elang sama sekali tidak ragu pada Allah yang menciptakan mereka, dengan demikian mereka bisa terbang tinggi bebas menerjang angkasa! Kita memiliki Roh Kudus pemberian Allah, bagaimana boleh tidak percaya dan kalah dengan elang?