SAUH BAGI JIWA
“Aku akan memperpanjang hidupmu lima belas tahun lagi dan Aku akan melepaskan engkau dan kota ini dari tangan raja Asyur; Aku akan memagari kota ini oleh karena Aku dan oleh karena Daud, hamba-Ku.” (2Raj. 20:6)
“Aku akan memperpanjang hidupmu lima belas tahun lagi dan Aku akan melepaskan engkau dan kota ini dari tangan raja Asyur; Aku akan memagari kota ini oleh karena Aku dan oleh karena Daud, hamba-Ku.” (2Raj. 20:6)
Sewaktu Raja Hizkia jatuh sakit dan sekarat, Allah mengutus Nabi Yesaya memberi tahu bahwa dia tidak akan sembuh dan akan mati. Hizkia sangat sedih mendengar berita ini, lalu memalingkan muka ke arah dinding dan berdoa kepada Allah dengan mencucurkan air mata, memohon Allah mau menyembuhkan dia. Allah tergerak oleh belas kasihan mendengar seruan dia, lalu memutuskan bukan saja menyembuhkan dia, bahkan memperpanjang hidupnya selama 15 tahun.
Hizkia yang lolos dari sakit yang mematikan ini semestinya sangat bersyukur atas kasih karunia yang besar dan mengharukan ini, merendahkan diri taat pada perintah Allah, tidak menyombongkan diri, melainkan memegahkan Allah dalam segala hal. Sayangnya dia justru menjadi sombong; dia menerima kasih karunia Allah tetapi tidak dapat bertahan dalam kasih karunia itu. Kemudian, raja Babel mendengar mujizat yang dia alami ini, lalu mengirim utusan untuk mengunjunginya, Hizkia bukannya mengambil kesempatan itu untuk bersaksi tentang perbuatan ajaib Allah, sebaliknya dia memperlihatkan seluruh harta kekayaannya, emas, perak, rempah-rempah dan minyak yang berharga, gedung persenjataannya dan segala yang ada dalam perbendaharaannya.
Kelakuan Hizkia yang meninggikan diri ini membuat Allah murka, maka Allah menyuruh Nabi Yesaya kembali dan menyampaikan firman: “Dengarkanlah firman TUHAN! Sesungguhnya, suatu masa akan datang, bahwa segala yang ada dalam istanamu dan yang disimpan oleh nenek moyangmu sampai hari ini akan diangkut ke Babel. Tidak ada barang yang akan ditinggalkan, demikianlah firman TUHAN. Dan dari keturunanmu yang akan kauperoleh, akan diambil orang untuk menjadi sida-sida di istana raja Babel.” (2Raj. 20:16-18)
Selama tambahan 15 tahun itu, Raja Hizkia melahirkan Manasye, anaknya yang kemudian menjadi raja Yehuda yang paling lama tetapi juga yang paling jahat. Manasye membuat banyak patung berhala, mendirikan kembali bukit-bukit pengorbanan dan membangun mezbah-mezbah untuk berhala. Dia sujud menyembah kepada segala tentara langit, mempersembahkan anaknya sendiri sebagai korban dalam api, melakukan ramal dan telaah, dan menghubungi para pemanggil arwah dan para pemanggil roh peramal. Ia melakukan banyak yang jahat di mata TUHAN, lebih dari pada bangsa-bangsa yang telah dihancurkan TUHAN dari hadapan orang Israel. Jadi sangat disesalkan, Hizkia mendapat perpanjangan umur 15 tahun melahirkan anak yang mencelakakan kerajaan Yehuda!
Kisah tentang Hizkia ini membuat kita berpikir: hari ini kita berdoa memohon sesuatu kepada Allah, kalau Allah mengabulkan permohonan kita, apakah akan lebih baik? Apakah kita tahan menerima berkat yang besar dari Allah?
Pandangan manusia sangat terbatas dan pendek, hanya dapat melihat masa sekarang, tidak dapat melihat masa yang akan datang. Tidak ada yang tahu apa yang akan terjadi di masa yang akan datang. Karena itu janganlah kita meminta dengan memaksa, melainkan memohon agar kehendak Allah sajalah yang terjadi. Sebab bila bukan kehendak Allah, berkat yang kita peroleh dengan memaksa kemungkinan malah menjadi beban berat atau bencana buat kita!