SAUH BAGI JIWA
“Tetapi orang-orang yang menanti-nantikan TUHAN mendapat kekuatan baru: mereka seumpama rajawali yang naik terbang dengan kekuatan sayapnya; mereka berlari dan tidak menjadi lesu, mereka berjalan dan tidak menjadi lelah.” (Yes. 40:31)
“Tetapi orang-orang yang menanti-nantikan TUHAN mendapat kekuatan baru: mereka seumpama rajawali yang naik terbang dengan kekuatan sayapnya; mereka berlari dan tidak menjadi lesu, mereka berjalan dan tidak menjadi lelah.” (Yes. 40:31)
Banyak orang yang naik pesawat terbang suka memilih kursi di samping jendela, karena dapat menikmati pemandangan di luar yang berada tinggi di atas permukaan bumi. Di akhir musim gugur, kami pernah naik helikopter terbang di atas air terjun Niagara. Walaupun hanya berlangsung 12 menit saja, tetapi goncangan jiwa melihat apa yang disaksikan mata, jauh melebihi pengalaman berkali-kali menyaksikannya di darat. Sampai hari ini saya masih sering merasakan sensasinya sewaktu mengingat penerbangan itu.
Saya suka membayangkan saya adalah seekor rajawali dengan sepasang sayap, terbang tinggi dengan bebas di langit tinggi menikmati berbagai keindahan alam di bawah. Perasaan hati saya berdebar-debar namun menghanyutkan dan memabukkan! Saya menjadi mengerti mengapa Wright Bersaudara mempunyai impian untuk bisa terbang, lalu berusaha mengatasi banyak kesulitan menciptakan pesawat terbang agar mereka bisa seperti burung menjelajah angkasa. Tanpa perjuangan mereka, hari ini mungkin belum ada pesawat terbang yang mampu memperpendek jarak antara kita.
Walaupun Allah sering menguji anak-anak-Nya dengan kesusahan yang amat berat, namun semua itu hanya sementara saja. Kalau bukan berasal dari Allah, paling tidak beban berat itu terjadi seijin Allah. Dia menginginkan kita untuk belajar menanti, bersandar kepada-Nya di dalam penderitaan. Setelah kita menyelesaikan pelajaran sesuai dengan kehendak-Nya, Dia akan mengubah beban berat yang menghimpit menjadi sayap yang kuat, menjadikan kita bagai rajawali yang naik terbang dengan kekuatan sayapnya, membuat kita mendapat kekuatan baru. Baik dalam pekerjaan kita untuk-Nya, atau menghadapi perjalan hidup, kita berlari dan tidak menjadi lesu, berjalan dan tidak menjadi lelah.
Daud pernah mengeluh sewaktu susah: “Sekiranya aku diberi sayap seperti merpati, aku akan terbang dan mencari tempat yang tenang.” (Mzm. 55:7), mewakili keinginan orang yang sedang susah untuk mendapatkan sayap seperti merpati, sayap yang kuat yang mampu membawa dia terbang lepas dari tempat sengsara, pergi ke tempat yang tenang menikmati perhentian. Daud sangat mengenal Allah: dia tahu bahwa Allah tidak akan meninggalkan dia menjadi anak yatim, dia tahu banyak janji manusia yang akhirnya mengecewakan. Tetapi Allah, sejak Dia menciptakan langit dan bumi, Allah tidak pernah ingkar janji terhadap anak-anak-Nya. Karena itu Daud bermazmur mengumumkan ke orang dunia: “Serahkanlah kuatirmu kepada TUHAN, maka Ia akan memelihara engkau! Tidak untuk selama-lamanya dibiarkan-Nya orang benar itu goyah.” (Mzm. 55:23)
Masalahnya adalah, apakah Anda mau percaya? Bila Anda hanya mengandalkan apa yang terlihat, selamanya Anda tidak akan mendapat berkat yang lebih besar dari Allah. Tetapi bila Anda mau percaya, Dia akan membukakan jalan bagi Anda di padang gurun, menyediakan air sungai di padang pasir, mencurahkan berkat sampai berkelimpahan!
“Eagle Fish 2018” by The Back Road Photographer is licensed under CC BY-SA