SAUH BAGI JIWA
“Tetapi dalam semuanya itu kita lebih dari pada orang-orang yang menang, oleh Dia yang telah mengasihi kita.” (Rm. 8:37)
“Tetapi dalam semuanya itu kita lebih dari pada orang-orang yang menang, oleh Dia yang telah mengasihi kita.” (Rm. 8:37)
Pada tahun 1969 untuk pertama kali Taiwan menjuarai pertandingan internasional bisbol LLWS, kemudian berturut-turut hingga tahun 1996 berhasil menjadi juara sebanyak 17 kali. Pernah juga dalam satu tahun tertentu, Taiwan menjuarai pertandingan LLWS, JLWS, dan SLWS, tiga kejuaraan bisbol internasional.
Bagi masyarakat zaman itu, menonton siaran pertandingan bisbol ini bukan saja sekedar kegemaran menonton pertandingan olah raga, tetapi juga menjadi trend dalam masyarakat, dan proses membangkitkan nasionalisme.
Waktu itu saya masih kecil, dan saya masih ingat bagaimana menonton pertandingan bisbol sudah menjadi gerakan nasional. Pada hari pertandingan, di setiap rumah keluarganya akan begadang di tengah malam untuk menonton siaran pertandingan di televisi. Kalau malam itu lawannya adalah tim yang kuat, semua orang akan merasa tegang dan kuatir tim nasional kalah; tetapi bila lawannya diketahui tidak terlalu kuat dan diperkirakan tim nasional akan dapat mengalahkannya, maka perasaan ‘lebih dari pada orang yang menang’ akan muncul, sehingga penonton merasa lebih lega.
Setiap orang dalam hidupnya selalu ingin mengalami kemenangan seperti halnya setiap olahragawan, dan kalau bisa, ‘lebih dari pada orang yang menang’. Saya baru percaya Tuhan Yesus di Gereja Yesus Sejati di waktu paruh baya. Saya kemudian mengerti kebenaran bahwa setiap umat Kristen akan menang karena bersandar pada kasih Tuhan — bukan saja menang, bahkan lebih dari pada orang yang menang. Memang kita juga seperti orang yang tidak percaya, akan mengalami berbagai kesulitan dan hambatan, bahkan lebih besar dari pada yang mereka alami, tetapi Tuhan berjanji walaupun kita menderita penganiayaan di dunia, dalam Dia kita beroleh damai sejahtera.
“Siapakah yang akan memisahkan kita dari kasih Kristus? Penindasan atau kesesakan atau penganiayaan, atau kelaparan atau ketelanjangan, atau bahaya, atau pedang? Seperti ada tertulis: “Oleh karena Engkau kami ada dalam bahaya maut sepanjang hari, kami telah dianggap sebagai domba-domba sembelihan.” Tetapi dalam semuanya itu kita lebih dari pada orang-orang yang menang, oleh Dia yang telah mengasihi kita. Sebab aku yakin, bahwa baik maut, maupun hidup, baik malaikat-malaikat, maupun pemerintah-pemerintah, baik yang ada sekarang, maupun yang akan datang, atau kuasa-kuasa, baik yang di atas, maupun yang di bawah, ataupun sesuatu makhluk lain, tidak akan dapat memisahkan kita dari kasih Allah, yang ada dalam Kristus Yesus, Tuhan kita.” (Rm. 8:35-39)
Setiap cobaan atau peperangan selalu pada akhirnya berubah menjadi berkat; bukan saja tidak dapat memisahkan kita dari kasih Allah, sebaliknya bahkan mempererat persekutuan kita dengan Allah. Kalau kita ingin menjadi lebih dari pada orang-orang yang menang, rohani kita harus bertumbuh lebih berlimpah melalui berbagai pencobaan. Karena itu, hai anak-anak Allah, janganlah takut, percaya saja! (Mrk. 5:36)