SAUH BAGI JIWA
“Sesungguhnya, kamu semua yang menyalakan api dan yang memasang panah-panah api, masuklah ke dalam nyala apimu, dan ke tengah-tengah panah-panah api yang telah kamu pasang! Oleh tangan-Kulah hal itu akan terjadi atasmu; kamu akan berbaring di tempat siksaan.” (Yes. 50:11)
“Sesungguhnya, kamu semua yang menyalakan api dan yang memasang panah-panah api, masuklah ke dalam nyala apimu, dan ke tengah-tengah panah-panah api yang telah kamu pasang! Oleh tangan-Kulah hal itu akan terjadi atasmu; kamu akan berbaring di tempat siksaan.” (Yes. 50:11)
Orang biasanya akan menyalakan api ketika berada di dalam gelap untuk mendapatkan terang. Tetapi dalam nubuatnya ini nabi memberi peringatan kepada umat Israel yang berada dalam kegelapan dan berusaha menyelamatkan diri dengan memakai caranya sendiri, tidak meminta tolong kepada Allah. Nabi mengatakan, upaya mereka sama sekali tidak berguna, laksana menyalakan api dan memasang panah-panah api, lalu masuk ke dalam nyala api, maka akan berbaring di tempat siksaan.
Hari ini kita juga sering menjadi seperti umat Israel ini, sewaktu mengalami kesusahan atau ujian, kita tergesa-gesa berpikir mencari jalan keluar, dan justru lupa memohon kepada Allah membuka jalan bagi kita. “Sesungguhnya, tangan TUHAN tidak kurang panjang untuk menyelamatkan, dan pendengaran-Nya tidak kurang tajam untuk mendengar; tetapi yang merupakan pemisah antara kamu dan Allahmu ialah segala kejahatanmu, dan yang membuat Dia menyembunyikan diri terhadap kamu, sehingga Ia tidak mendengar, ialah segala dosamu.” (Yes. 59:1-2)
Sepatutnyalah kita menantikan penyelamatan dari Allah, namun kita lebih suka mencari jalan keluar sendiri, atau bersantai-santai dalam dosa dan tidak mau bertobat, atau mencari nasihat dari keluarga, teman atau ahli, tetapi kita justru tidak mau mendengarkan suara Allah. Akibatnya, kita mengalami penderitaan-penderitaan yang tidak perlu. Karena itu janganlah kita mengandalkan diri sendiri untuk keluar dari kegelapan pencobaan, melainkan menantikan cara dan waktu Allah, turuti kehendak-Nya, inilah cara yang paling baik untuk mengatasinya.
“Serahkanlah hidupmu kepada TUHAN dan percayalah kepada-Nya, dan Ia akan bertindak.” (Mzm. 37:5); “Percayalah kepada TUHAN dengan segenap hatimu, dan janganlah bersandar kepada pengertianmu sendiri. Akuilah Dia dalam segala lakumu, maka Ia akan meluruskan jalanmu.” (Ams. 3:5-6); “Engkau telah payah karena banyaknya nasihat!” (Yes. 47:13), “tidak ada yang dapat menyelamatkan engkau.” (Yes. 47:15). Bila kita meniru umat Israel dan berusaha menyelamatkan diri dengan cara sendiri, kita pasti menderita kegagalan, “Sesungguhnya, mereka sebagai jerami yang dibakar api; mereka tidak dapat melepaskan nyawanya dari kuasa nyala api.” (Yes. 47:14)
Allah adalah Pencipta langit dan bumi dan kita adalah anak-anak-Nya, Allah akan bertanggung jawab atas kita sampai pada kesudahannya. Allah mempunyai jadwal waktu-Nya sendiri. Bila kita berusaha mempercepat atau memperlambatnya, kita sendiri yang akan susah. Sama seperti bunga tidak akan mekar sebelum waktunya, demikian juga buah tidak akan muncul sebelum waktunya. Bila kita mau menyerobot atau mau mempercepat prosesnya, bunga itu akan cepat layu dan gugur. Marilah kita belajar berserah, belajarlah melepas genggaman kita!