SAUH BAGI JIWA
“Barangsiapa percaya kepada-Ku, seperti yang dikatakan oleh Kitab Suci: Dari dalam hatinya akan mengalir aliran-aliran air hidup.” (Yoh. 7:38)
“Barangsiapa percaya kepada-Ku, seperti yang dikatakan oleh Kitab Suci: Dari dalam hatinya akan mengalir aliran-aliran air hidup.” (Yoh. 7:38)
Pianis Rubinstein dengan jujur mengatakan: “Satu hari saja saya tidak latihan piano, saya dapat mendengar perbedaannya; dua hari saya tidak latihan, musisi dapat mendengar perbedaannya; tiga hari tidak latihan, penonton dapat membedakannya.” Rubinstein mengungkapkan betapa pentingnya latihan itu; hanya melalui latihanlah orang dapat memainkan lagu dengan sempurna. Sebagai pianis legendaris saja dia harus setiap hari latihan piano, maka jangan dibantah lagi pentingnya latihan untuk pelajaran atau keterampilan lainnya.
Bukankah kebenaran ini juga berlaku dalam kehidupan doa umat Kristen? Hanyalah dengan berdoa setiap hari orang percaya dapat menampilkan semerbak rohani dan kekuatan surgawi. Sehari saja tidak berdoa, dia tahu perbedaannya; dua hari tidak berdoa, keluarganya tahu; tiga hari tidak berdoa, teman-teman di sekeliling dia tahu. Terlebih bagi orang yang sering berkhotbah di atas mimbar: Sehari dia tidak berdoa, dia akan sadar berkurangnya kekuatan yang berasal dari Allah; dua hari tidak berdoa, keluarganya yang tahu; tiga hari tidak berdoa, jemaat pun dapat membedakannya.
Tuhan Yesus pernah berjanji, barang siapa percaya kepada-Nya, dari dalam hatinya akan mengalir aliran-aliran air hidup. Apabila kita dengan teratur menyempurnakan rohani, tekun berdoa setiap hari, maka kita sungguh akan dapat merasakan mengalir aliran-aliran air hidup dari hati kita.
Ini adalah sukacita dan damai sejahtera yang berasal dari Allah, yang setiap hari mengalir di dalam hati, menjadi kekuatan penopang untuk kehidupan kita. Walaupun keadaan sedang sangat susah, tetapi hati kita tetap memiliki sukacita yang mengherankan. Sebaliknya, bila kita lalai menyempurnakan rohani, kadang berdoa kadang tidak, maka aliran hidup itu juga berhenti dan kekuatannya pun hilang.
Sewaktu berada di dunia, Tuhan Yesus pun sering naik ke gunung atau pergi ke padang gurun untuk berdoa. Sewaktu akan memilih dua belas rasul, Dia naik ke gunung berdoa semalam-malaman. Sewaktu berubah rupa di atas gunung tinggi, Dia membawa tiga murid-Nya dan berdoa., Dia berdoa mengucapkan syukur dengan menengadah ke atas di depan kubur Lazarus. Dia juga memanjatkan doa sebelum Dia ditangkap karena akan berpisah dengan murid-murid-Nya. Di taman Getsemani, Dia tiga kali berdoa. Bahkan sewaktu digantung di kayu salib, Dia pun berdoa untuk orang berdosa yang menyalibkan Dia. Sekarang ini Dia ada di sebelah kanan Allah Bapa, juga setiap hari berdoa untuk kita. Bayangkan, Tuhan Yesus saja selalu berdoa, bagaimana kita tidak mau selalu berdoa? Tidak ada jalan pintas dalam hal berdoa, ini harus dilakukan secara rutin setiap hari agar terbentuk kebiasaan dan kekuatan doa yang kokoh.
Seorang umat Tuhan yang tidak berdoa, sekalipun dia sudah mendapat Roh Kudus, dia tidak akan mendapat kekuatan dari Allah, dan firman Tuhan pun hanya akan menjadi angin berlalu. Doa mendatangkan kuat kuasa surgawi, tetapi hanya bisa diperoleh oleh orang yang mau berdoa.