SAUH BAGI JIWA
“Sesungguhnya, Engkau berkenan akan kebenaran dalam batin, dan dengan diam-diam Engkau memberitahukan hikmat kepadaku.” (Mzm. 51:8)
“Sesungguhnya, Engkau berkenan akan kebenaran dalam batin, dan dengan diam-diam Engkau memberitahukan hikmat kepadaku.” (Mzm. 51:8)
Daud berzinah dengan Batsyeba, lalu dengan licik membunuh suaminya, Uria. Tidak ada orang yang setuju atas kejahatan ini, karena itu tidak bisa menerima bahwa Daud adalah orang yang sesuai dengan kehendak Allah. Sebenarnya Allah berkata demikian bukanlah karena Daud tidak berdosa, melainkan karena setelah dia berdosa ada kebenaran dalam batinnya, yaitu dia bertobat dengan sungguh-sungguh, sama sekali tidak melemparkan kesalahan, juga tidak membela diri.
Daud bukan saja bertobat dalam kesedihan, tetapi dia bahkan menulis mazmur pertobatan, yaitu Mazmur pasal 51 ini. Dalam mazmur ini, dia membeberkan dosanya di bawah matahari, dan menyuruh pemimpin biduan menyanyikan pengakuan dosanya di depan semua orang. Sadarkah Daud, apabila mazmurnya ini akan membuat dosanya tersiar ke angkatan selanjutnya? Tetapi Daud tetap melakukannya. Hal ini sungguh tidak mudah, dan tidak heran Allah lalu mengampuninya.
Kebanyakan raja di dunia akan menyuruh juru tulis istana untuk menuliskan kebaikan dan kebesaran dirinya, tidak ada yang mau menuliskan dosa-dosanya dan memberitakannya kepada rakyatnya. Daud bukan saja mengakui kesalahannya, tetapi dia juga menulis mazmur pengakuan dosa untuk menjadi peringatan bagi orang-orang di angkatan berikutnya. Sepanjang sejarah, teladan kebenaran dalam batin seperti ini barangkali hanya ada pada Daud, tidak ada pada para raja, juga pada orang biasa.
Beberapa jemaat pernah meminta tolong untuk menuliskan kesaksian mereka, tetapi karena ada saja kelemahan-kelemahan yang tidak mau dikatakan, maka niat mereka pun batal. Kalau kita bisa memaklumi keengganan mereka, mungkin kita akan mengagumi keberanian Daud dalam mengaku dosa dan menuliskannya untuk menjadi peringatan bagi semua orang. Maka kita juga akan mengerti mengapa Allah menyebut Daud sebagai orang yang berkenan dengan kehendak-Nya.
Setelah seseorang melakukan dosa, bila bertobat dengan sungguh-sungguh, dia menjadi orang yang memiliki kebenaran dalam batinnya. Dia akan secepatnya berbuat sesuai dengan kehendak Allah untuk mengurangi hutang dosanya, dan dia tidak mengeraskan hati meneruskan kesalahan. Jika dia malah mengeraskan hati, dia akan menjadi seperti ahli Taurat dan orang Farisi yang disebut Tuhan Yesus sebagai orang munafik; mereka bagai kuburan yang dilabur putih, di sebelah luarnya tampak bersih seolah-olah sudah bertobat, tetapi di dalamnya penuh tulang belulang dan berbagai jenis kotoran.
Hari ini, banyak orang yang berbuat salah. Namun karena Allah belum menindak mereka, maka mereka bersikeras tidak mau mengakui kesalahan mereka. Sampai hukuman Allah tiba-tiba menghajar, barulah mereka mengakui dosa dan bertobat. Hanya saja, sejauh itu pun mereka hanya bertobat di luarnya saja, tetapi hati mereka masih membohongi Allah. Terbukti mereka kemudian masih melakukan kesalahan-kesalahan serupa. Mereka inilah orang-orang yang tidak memiliki kebenaran dalam batinnya.
Allah mahatahu. Dia tidak akan tertipu oleh rupa luar manusia, oleh pertobatan yang palsu. Janganlah karena hukuman Allah belum tiba, kita tidak mau mengakui kesalahan bahkan meneruskannya. Bila demikian, hukuman yang kemudian datang akan tidak tertanggungkan. Karena hanyalah orang yang memiliki kebenaran dalam batinnya yang akan diampuni Allah!
“Spring Flowers” by tdlucas5000 is licensed under CC BY