SAUH BAGI JIWA
“Serahkanlah kuatirmu kepada TUHAN, maka Ia akan memelihara engkau! Tidak untuk selama-lamanya dibiarkan-Nya orang benar itu goyah.” (Mzm. 55:23)
“Serahkanlah kuatirmu kepada TUHAN, maka Ia akan memelihara engkau! Tidak untuk selama-lamanya dibiarkan-Nya orang benar itu goyah.” (Mzm. 55:23)
Bagian bawah ayat ini ada terjemahan lain yang berbunyi, ‘Untuk selama-lamanya tidak dibiarkan-Nya orang benar itu goyah.’
Sebelum pergi ke Yerusalem, walaupun Paulus tidak tahu akan terjadi apa, tetapi Roh Kudus sudah menyatakan kepadanya, akan ada penjara dan sengsara menunggu dia di sana (Kis. 20:23). Kalau orang biasa mendengar nubuat ini, kemungkinan besar dia akan membatalkan rencananya ke Yerusalem, karena berbahaya dan jiwanya bisa terancam.
Tetapi pilihan Paulus sangat berbeda. Dengan tenang dia menghadapi situasi berbahaya ini dan berkata: “Tetapi aku tidak menghiraukan nyawaku sedikitpun, asal saja aku dapat mencapai garis akhir dan menyelesaikan pelayanan yang ditugaskan oleh Tuhan Yesus kepadaku untuk memberi kesaksian tentang Injil kasih karunia Allah.” (Kis. 20:24)
Mengapa Paulus bisa demikian beriman, tidak goyah walaupun menghadapi sengsara? Karena dia tidak menghiraukan nyawanya sedikit pun, maka dia dapat dengan tenang menyerahkan beban beratnya kepada TUHAN, karena TUHAN tidak membiarkan orang benar goyah.
Nyawa adalah paling berharga bagi manusia. Seorang boleh kehilangan segala harta miliknya, tetapi tidak boleh kehilangan nyawanya. Kehilangan nyawa sama dengan kehilangan segalanya. Sekarang Paulus sama sekali tidak menghiraukan nyawanya demi Tuhan, maka bagaimana penjara dan sengsara dunia dapat menggoyahkannya?
Demikian juga bila kita memiliki tekad seperti Paulus dalam mengasihi Tuhan, bahkan rela mati untuk Tuhan, maka kita pun akan memiliki iman yang sekokoh Paulus, yaitu iiman yang tidak akan menggoyahkan damai sejahtera yang diam di dalam hati kita walaupun berhadapan dengan pencobaan seberat apapun.
“Orang-orang yang percaya kepada TUHAN adalah seperti gunung Sion yang tidak goyang, yang tetap untuk selama-lamanya. Yerusalem, gunung-gunung sekelilingnya; demikianlah TUHAN sekeliling umat-Nya, dari sekarang sampai selama-lamanya.” (Mzm. 125:1-2); “Allah ada di dalamnya, kota itu tidak akan goncang; Allah akan menolongnya menjelang pagi.” (Mzm. 46:6). Allah bukan saja menolong kita masing-masing agar tidak goyah, tetapi juga menolong seisi kota sehingga tidak goncang. Bila Allah ada di dalam kota itu, Allah akan membuatnya kokoh seperti gunung Sion yang tidak goyang, dan orang-orang tidak dapat menggoyangkannya satu milimeter pun.
Demikian pula bila Allah ada di dalam kita. Betapa pun dunia luar berisik, bergelora, berkecamuk topan yang dahsyat, semuanya tidak akan menggoyahkan damai sejahtera yang ada di dalam kita. Damai sejahtera ini adalah yang damai sejahtera sesungguhnya, bukan seperti yang di dunia yang fana. Damai sejahtera ini tidak berasal dari dunia, juga tidak dapat dirampas oleh dunia. Damai sejahtera ini membuat kita meremehkan keuntungan dan kedudukan dunia, membuat kita tidak menghiraukan nyawa kita, kita tidak akan goyah selamanya!