SAUH BAGI JIWA
“Berapa lama lagi, ya TUHAN, Engkau bersembunyi terus-menerus, berkobar-kobar murka-Mu laksana api?” (Mzm. 89:47)
“Berapa lama lagi, ya TUHAN, Engkau bersembunyi terus-menerus, berkobar-kobar murka-Mu laksana api?” (Mzm. 89:47)
Sejak zaman dahulu, orang yang mengalami kesusahan besar dalam kurun waktu yang berkepanjangan dan tidak juga mendapatkan pertolongan dari Allah, mereka akan mengeluh berseru kepada-Nya: “berapa lama lagi, ya TUHAN?”
Daud diburu oleh Saul selama sepuluh tahun, jasmaninya letih dan batinnya susah, sehingga dia pun bertanya kepada Allah, berapa lama lagi? Daudmenggubah mazmur: “Berapa lama lagi, TUHAN, Kaulupakan aku terus-menerus? Berapa lama lagi Kausembunyikan wajah-Mu terhadap aku? Berapa lama lagi aku harus menaruh kekuatiran dalam diriku, dan bersedih hati sepanjang hari? Berapa lama lagi musuhku meninggikan diri atasku?” (Mzm. 13:2-3)
Pertanyaan Daud “berapa lama lagi”, bukankah merupakan cerminan pertanyaan kita kepada Allah ketika kita dirundung penderitaan yang berkepanjangan dan roh kita berada dalam lembah kesedihan yang dalam? Bagaimana pun kuatnya jasmani kita, pasti ada batasnya dalam menahan penderitaan. Bila terlalu lama, tentulah kita akan berseru kepada Allah, berapa lama lagi? Ini adalah pelampiasan perasaan yang wajar dan berguna untuk kesehatan rohani. Allah pasti memakluminya, karena itulah keluhan Daud ini tertulis di dalam Alkitab agar kita bisa belajar dari padanya.
Yang perlu kita ketahui dan ingat adalah, setelah berseru kepada Allah, Daud bukan saja tidak berkurang imannya, sebaliknya dia segera memohon agar Allah menambahkan imannya: “Pandanglah kiranya, jawablah aku, ya TUHAN, Allahku! Buatlah mataku bercahaya, supaya jangan aku tertidur dan mati, supaya musuhku jangan berkata: “Aku telah mengalahkan dia,” dan lawan-lawanku bersorak-sorak, apabila aku goyah.” (Mzm. 13:4-5). Lebih lanjut dia bersyukur: “Tetapi aku, kepada kasih setia-Mu aku percaya, hatiku bersorak-sorak karena penyelamatan-Mu. Aku mau menyanyi untuk TUHAN, karena Ia telah berbuat baik kepadaku.” (Mzm. 13:6)
Pada waktu perang dunia kedua, Hitler membunuh enam juta orang Yahudi. Waktu itu orang-orang Yahudi berseru kepada Allah dengan suara pedih, berapa lama lagi? Setelah itu, kekuasaan Nazi Jerman hanya bertahan belasan tahun saja, sedangkan bangsa Yahudi yang negaranya sudah hancur 2000 tahun yang lalu, bukan saja mereka tidak lenyap, bahkan pada tahun 1948, tiga tahun setelah perang dunia kedua berakhir, negara Israel kembali berdiri sampai hari ini.
Perbuatan Allah yang ajaib senantiasa nyata dalam sejarah, terlebih pada bangsa pilihan-Nya, karena tertulis dalam Alkitab: “Namun demikian, TUHAN tidak mau memusnahkan Yehuda oleh karena Daud, hamba-Nya, sesuai dengan yang dijanjikan-Nya kepada Daud, bahwa Ia hendak memberikan keturunan kepadanya dan kepada anak-anaknya untuk selama-lamanya.” (2Raj. 8:19)
Allah tidak pernah meninggalkan umat-Nya, betapapun Anda menderita hari ini. Percayalah!
“Feu d’encens” by Bruno Malfondet is licensed under CC BY-ND