SAUH BAGI JIWA
“Tetapi hamba-Ku Kaleb, karena lain jiwa yang ada padanya dan ia mengikut Aku dengan sepenuhnya, akan Kubawa masuk ke negeri yang telah dimasukinya itu, dan keturunannya akan memilikinya.” (Bil. 14:24)
“Tetapi hamba-Ku Kaleb, karena lain jiwa yang ada padanya dan ia mengikut Aku dengan sepenuhnya, akan Kubawa masuk ke negeri yang telah dimasukinya itu, dan keturunannya akan memilikinya.” (Bil. 14:24)
Dua belas orang pengintai mengintai negeri Kanaan, Empat puluh hari kemudian mereka kembali dengan selamat. Mereka menyampaikan laporan kepada Musa, Harun dan segenap umat Israel: “Memang negeri itu berlimpah-limpah susu dan madunya. Hanya, bangsa yang diam di negeri itu kuat-kuat dan kota-kotanya berkubu dan sangat besar, juga keturunan raksasa yaitu Enak telah kami lihat di sana.”
Kaleb memotong ucapan sepuluh pengintai yang melemahkan semangat bangsa Israel, bahkan tidak menunggu Yosua berbicara. Dia tampil mencoba menenteramkan hati bangsa itu dengan berkata: “Tidak! Kita akan maju dan menduduki negeri itu, sebab kita pasti akan mengalahkannya!” (Bil. 13:30)
Kaleb menghadapi umat Israel yang sudah lemah imannya dan gempar, tetapi dia tidak takut dan dengan iman berkata menenteramkan rakyat. Dari sini kita bisa melihat kesetiaan, iman dan ketaatannya kepada Allah yang sangat kuat, sedikit pun tidak kalah dari Yosua.
Kemudian setelah dia sudah tua, Kaleb menawarkan diri untuk maju berperang melawan orang-orang Enak. Sewaktu berhadapan dengan Yosua dia berkata: “Jadi sekarang, telah berumur delapan puluh lima tahun aku hari ini; pada waktu ini aku masih sama kuat seperti pada waktu aku disuruh Musa; seperti kekuatanku pada waktu itu demikianlah kekuatanku sekarang untuk berperang dan untuk keluar masuk.” (Yos. 14:10-11). Dari sini kita tahu kemampuannya berperang juga tidak kalah dari Yosua.
Tetapi sewaktu Musa mati, Kaleb tidak dipilih Allah untuk menggantikan posisi Musa, walaupun ia adalah orang yang demikian beriman, kuat, berpengalaman, cakap, sebanding dengan Yosua. Mungkin banyak orang merasa ada ketidakadilan bagi Kaleb, tetapi Kaleb sama sekali tidak kecewa kepada Allah. Di kemudian hari, ia juga tidak pernah dengan sengaja berseberangan dengan Yosua, dan mempersulit Yosua dalam memimpin bangsa Israel. Bahkan setelah dia tua, dia masih dengan rendah hati menempatkan dirinya sebagai bawahan, meminta ijin kepada Yosua untuk maju berperang melawan orang Enak yang raksasa. Betapa lapang dada Kaleb ini, betapa lain jiwa yang ada padanya!
Bayangkanlah, bahkan orang biasa saja sulit menerima dan taat pada pilihan Allah yang memilih Yosua, apalagi Kaleb yang baik iman, keberanian maupun kekuatan sama sekali tidak kalah dari Yosua. Tetapi justru Kaleb taat sepenuhnya pada keputusan Allah. Jiwa yang taat seperti inilah yang membuat kita semua berdecak kagum!
Karena itu Allah memuji Kaleb mempunyai “lain jiwa yang ada padanya”, jiwa yang sepenuhnya mengikuti Allah dan taat kepada-Nya. Hari ini kita di gereja juga harus mempunyai jiwa seperti Kaleb. Sewaktu Allah memakai orang lain lebih dari pada kita, janganlah kita menggerutu pada keputusan Allah. Janganlah kita iri pada orang yang dipilih oleh Allah, apalagi sampai sengaja mempersulit bahkan merusak pekerjan kudus yang dilakukan oleh orang yang dipilih Allah.
Allah punya kehendak yang baik. Dia punya hak, rencana dan perbuatan yang sempurna. Kita hanyalah perlu taat saja. Iri hati dan upaya merusak hanyalah akan semakin menjauhkan kita dari Allah. Walaupun manusia itu cenderung iri hati, hendaklah kita menyingkirkan pikiran jahat ini dari hati kita. Kita harus selalu menganggap orang lain lebih utama dari kita, dan taat sepenuhnya atas pengaturan Allah. Dengan demikian gereja pasti ada damai sejahtera, dan Injil pasti akan berkembang dengan cepat.