SAUH BAGI JIWA
[su_icon icon=”icon: calendar” color=”#d19636″ size=”18″ shape_size=”4″ radius=”36″] Renungan Tanggal: 03 Sep 2020
“Mengapa Engkau berdiri jauh-jauh, ya TUHAN, dan menyembunyikan diri-Mu dalam waktu-waktu kesesakan?” (Mzm. 10:1)
“Mengapa Engkau berdiri jauh-jauh, ya TUHAN, dan menyembunyikan diri-Mu dalam waktu-waktu kesesakan?” (Mzm. 10:1)
Sewaktu mengajar anak kecilnya berjalan, orang tua yang bijak akan berdiri di samping mengamati anaknya. Bila anaknya terjatuh, mereka menahan hati dan tidak segera menolong dan membangunkan anaknya. Mereka bahkan tetap diam membiarkan anaknya belajar berdiri sendiri.
Allah kita bersikap serupa sewaktu kita jatuh ke dalam kesusahan. Dia sering membiarkan kesusahan mendera kita, dan bila itu terjadi, Dia tidak segera mengulurkan tangan menolong kita. Tampaknya Allah kita tidak berperasaan dan kejam, tetapi sesungguhnya kita-lah yang salah menilai karena hanya mengandalkan apa yang dapat kita lihat dan rasakan. Tuhan kita pengasih sudah menyerahkan nyawa-Nya untuk kita, bagaimana mungkin Dia tega meninggalkan kita?
Allah tidak bersembunyi dari kita. Sesungguhnya Dia selalu berdiri di samping kita, hanya saja untuk sementara waktu Dia tidak mengulurkan tangan-Nya agar kita belajar berdoa, berpikir, rendah hati, bertanya, bersabar, menanti di dalam penderitaan. Kesemuanya itu berguna untuk membentuk kekuatan rohani kita, dan bila sudah terbentuk, saat itulah Allah menampakkan diri-Nya.
Kita harus percaya bahwa Allah tidak pernah meninggalkan kita, walaupun Ia mengizinkan penderitaan mendera kita. Dia selalu berdiri di samping menjaga kita, dengan sabar menemani kita. Hanya saja, rasa tidak percaya dan kuatir menghalangi pandangan kita sehingga tidak melihat kehadiran-Nya.
Sekali waktu Allah juga sengaja menarik kembali penghiburan dan pengharapan dari kita, terlebih penghiburan dan pengharapan yang datang dari manusia, karena kita terlalu mementingkan perasaan dan jawaban dari manusia. Sering kali tanpa sadar kita lebih menghargai manusia dari pada Allah. Saat itulah kita akan merasa ditinggalkan oleh Allah.
Hanya Allah yang mengerti penyebab kelemahan kita, karena Dia mengasihi kita dan untuk sementara waktu mengambil hal-hal yang tidak berguna itu dari kita, agar kita belajar tekun bersandar kepada Dia. Pada saat kita putus asa dan merasakan tidak dapat berbuat apa-apa, saat itulah Allah menyatakan diri kepada kita. Dan kita akan mengerti betapa baiknya Allah, yang tidak pernah berdiri jauh-jauh dan bersembunyi dari kita. Kalau kita mempunyai hati yang sungguh-sungguh mencari Dia, kita akan dapat merasakan penyertaan-Nya.
“Dreaming of springtime” by Davide Gabino (aka Stròlic Furlàn) is licensed under CC BY-ND
“Serene Beach” by Darshan Simha is licensed under CC BY
“light Bulb” by Theo Crazzolara is licensed under CC BY
“Local Stream – June 2016 – EXPLORED” by Clint__Budd is licensed under CC BY
“Standing, Waiting, Wishing” by Momentchensammler is licensed under CC BY