SAUH BAGI JIWA
“Bangkitlah, menjadi teranglah, sebab terangmu datang, dan kemuliaan TUHAN terbit atasmu.” (Yes. 60:1)
“Bangkitlah, menjadi teranglah, sebab terangmu datang, dan kemuliaan TUHAN terbit atasmu.” (Yes. 60:1)
Apakah Anda mau bangkit dan menjadi terang? Saya yakin semua orang akan menjawab ‘mau’, karena setiap orang ingin menjadi figur yang berguna dan bersinar di tengah-tengah lingkungan mereka. Tetapi untuk bisa menjadi terang, pertama-tama kita haruslah menjadi seperti sebuah lilin, yang membakar diri sendiri lebih dahulu. Apabila tidak terbakar, bagaimanakah lilin bisa memancarkan terang? Bagaimanakah arang yang tidak dibakar dapat memberi kehangatan? Jadi untuk menjadi terang, syaratnya adalah dibakar, dan ini adalah proses yang tak terhindarkan.
Sebagai anak-anak Allah, bila Anda hendak bersinar demi Kristus dan gereja-Nya, Anda juga harus mengalami proses pembakaran. Bila kita tidak berani ditempatkan oleh Allah dalam berbagai kesusahan, maka kita akan sulit membawa kebaikan bagi orang lain, apa lagi menjadi duta Kristus.
Proses pembakaran mirip seperti perjalanan melintasi padang pasir yang sangat sulit. Padang pasir adalah tempat yang gersang dan air sangatlah langka, tetapi ini adalah cara yang paling baik untuk mengasah diri kita menjadi perabot Allah yang berguna. Tatkala kita dengan rela dibakar oleh Allah, maka terang kita pasti akan bersinar, karena kemuliaan Allah akan memancar dan menyinari kita. Sangat disayangkan, banyak orang tidak mau melanjutkan sampai ke proses pembakaran tertinggi begitu merasakan penderitaan, sebaliknya mereka cepat-cepat menyerah melarikan diri menjauhi dapur perapian.
Kita sering beranggapan bahwa saat kita sehat, tangkas, pintar, unggul, kaya, berkedudukan, adalah saat paling baik bersinar untuk Tuhan. Tetapi kita lupa akan firman Allah: “Sebab rancangan-Ku bukanlah rancanganmu, dan jalanmu bukanlah jalan-Ku, demikianlah firman TUHAN. Seperti tingginya langit dari bumi, demikianlah tingginya jalan-Ku dari jalanmu dan rancangan-Ku dari rancanganmu.” (Yes. 55:8-9)
Allah seringkali memakai kita justru sewaktu kita sedang sakit, kehilangan pekerjaan, mengalami musibah, dan dalam kesusahan, Dia membakar kita semarak-maraknya. Bila kita dapat sepenuhnya bersabar, taat, menerima dan bersyukur, pastilah kita akan bangkit dan menjadi terang bagi Tuhan.
Pembakaran sekarang ini adalah agar kita kelak bersinar terang. Penderitaan sekarang ini adalah untuk kemuliaan yang akan datang. Hanyalah orang yang mengalami proses pembakaran yang dapat bangkit dan menjadi terang bagi Tuhan. Orang-orang kudus zaman dahulu laksana sebutir benih, dan mereka mempersembahkan diri jatuh ke tanah dan mati, tetapi menghasilkan banyak buah dan benih.
“Dreaming of springtime” by Davide Gabino (aka Stròlic Furlàn) is licensed under CC BY-ND
“Serene Beach” by Darshan Simha is licensed under CC BY
“light Bulb” by Theo Crazzolara is licensed under CC BY