SAUH BAGI JIWA
[su_icon icon=”icon: calendar” color=”#d19636″ size=”18″ shape_size=”4″ radius=”36″] Renungan Tanggal: 17 Aug 2020
“Sebab itu tabahkanlah hatimu, saudara-saudara! Karena aku percaya kepada Allah, bahwa semuanya pasti terjadi sama seperti yang dinyatakan kepadaku.” (Kis. 27:25)
“Sebab itu tabahkanlah hatimu, saudara-saudara! Karena aku percaya kepada Allah, bahwa semuanya pasti terjadi sama seperti yang dinyatakan kepadaku.” (Kis. 27:25)
Setiap orang yang percaya kepada firman Allah pasti dianggap sebagai orang bodoh oleh orang yang tidak percaya kepada Allah.
Abraham percaya istrinya yang sudah berumur 90 tahun dapat melahirkan anak, juga percaya Allah akan membangkitkan anaknya setelah dia mengikuti perintah Allah mempersembahkan anaknya sebagai korban bakaran, apakah dia ini orang bodoh? Ishak percaya bila dia mengalah kepada orang Filistin yang merebut sumur airnya, Allah akan membawa dia ke tempat kelonggaran sehingga akan semakin jaya, ini orang bodoh bukan? Yosua percaya pada perintah Allah, dengan mengitari kota Yerikho selama 7 hari akan merobohkan tembok kota itu, sama bodohnya bukan? Gideon percaya pada firman Allah menyuruh dia hanya membawa 300 orang saja untuk melawan dan mengalahkan tentara Midian yang banyaknya seperti pasir di pantai, memangnya sebodoh itu dia?
Tiga sahabat Daniel percaya walaupun mereka dilemparkan ke dalam perapian, Allah akan menyelamatkan mereka, sekalipun tidak, mereka tetap tidak mau menyembah patung emas raja, seperti orang bodoh mereka. Daniel yang sudah berumur 80 tahun percaya, menyembah Allah sehari tiga kali adalah hal terpenting bagi hidupnya, sekalipun karena sikap ini, dia terancam dilemparkan ke dalam gua singa, dia tetap bersikukuh melakukannya, seperti orang bodoh dia.
Kemudian Tuhan Yesus turun ke dunia, banyak murid-murid-Nya yang percaya kepada-Nya rela mati sebagai martir mempertahankan iman, seperti orang bodoh mereka. Mereka seperti tertulis di Alkitab: “Dalam iman mereka semua ini telah mati sebagai orang-orang yang tidak memperoleh apa yang dijanjikan itu, tetapi yang hanya dari jauh melihatnya dan melambai-lambai kepadanya dan yang mengakui, bahwa mereka adalah orang asing dan pendatang di bumi ini.” (Ibrani 11:13)
Paulus pergi ke Roma naik kapal untuk diadili karena banding, sewaktu badai menghantam kapal itu sehingga terdampar, dia percaya pada janji Allah bahwa “sebab tidak seorangpun di antara kamu yang akan binasa, kecuali kapal ini.”, maka dia menghibur semua orang agar tabahkan hati, karena dia percaya semuanya pasti terjadi sama seperti yang dinyatakan Allah kepada dia. Satu lagi orang bodoh?
Hari ini aku percaya kepada Allah, walaupun aku, atau keluargaku, atau gereja, mengalami banyak kesusahan, diejek orang sebagai orang bodoh, aku tetap beriman belajar kepada Paulus yang yakin: ‘semuanya pasti terjadi sama seperti yang dinyatakan kepadaku.’
Amsal tertulis: “Percayalah kepada TUHAN dengan segenap hatimu, dan janganlah bersandar kepada pengertianmu sendiri. Akuilah Dia dalam segala lakumu, maka Ia akan meluruskan jalanmu. Janganlah engkau menganggap dirimu sendiri bijak, takutlah akan TUHAN dan jauhilah kejahatan.” (Amsal 3:5-7) Janganlah kita bersandar kepada pengertian diri sendiri, dalam segala hal akuilah TUHAN, maka Ia akan meluruskan jalan kita, juga jangan menganggap diri bijak dalam berbuat jahat kepada orang, melainkan takutlah akan TUHAN dan jauhilah kejahatan.
Di hadapan Allah, semakin kita seperti orang bodoh, semakin kita mendapat berkat dari Dia. Sebaliknya orang yang menganggap dirinya bijak, dia semakin jauh dari berkat Allah!
“Dreaming of springtime” by Davide Gabino (aka Stròlic Furlàn) is licensed under CC BY-ND
“World” by kevin dooley is licensed under CC BY