SAUH BAGI JIWA
“Sedang kamu tidak tahu apa yang akan terjadi besok. Apakah arti hidupmu? Hidupmu itu sama seperti uap yang sebentar saja kelihatan lalu lenyap.” (Yakobus 4:14)
“Sedang kamu tidak tahu apa yang akan terjadi besok. Apakah arti hidupmu? Hidupmu itu sama seperti uap yang sebentar saja kelihatan lalu lenyap.” (Yakobus 4:14)
Kami sudah 20 tahun bermigrasi ke Toronto, Kanada. Sampai saat ini, kami sudah mengantar pulang cukup banyak jemaat di Toronto. Mereka yang meninggal dunia ada yang sudah tua, ada anak kecil yang baru berusia satu tahun, dan ada pula ibu muda yang baru berumur 30 tahunan.
Kepergian mereka ini seperti yang diungkapkan dalam ayat di atas: “Hidup manusia itu sama seperti uap yang sebentar saja kelihatan lalu lenyap.”
Uap yang berada di langit, yaitu awan, sangatlah menakjubkan. Dengan bentuknya yang seperti mahakarya seorang pelukis, mereka melayang dengan bebas di udara. Menatapnya akan membuat kita terkagum. Namun, sebentar saja awan yang indah tersebut akan lenyap dan tidak pernah kelihatan lagi.
Demikianlah dengan kehidupan manusia. Penatua Yakobus menasihatkan kepada kita: “Jadi sekarang, hai kamu yang berkata: “Hari ini atau besok kami berangkat ke kota anu, dan di sana kami akan tinggal setahun dan berdagang serta mendapat untung”, sedang kamu tidak tahu apa yang akan terjadi besok. Apakah arti hidupmu? Hidupmu itu sama seperti uap yang sebentar saja kelihatan lalu lenyap. Sebenarnya kamu harus berkata: “Jika Tuhan menghendakinya, kami akan hidup dan berbuat ini dan itu.”” (Yakobus 4:13-15)
Setiap orang tentu memiliki rencana atas kehidupannya. Namun manusia tidak berkuasa atas kehidupannya, karena itu apa yang terjadi belum tentu akan sesuai dengan apa yang telah direncanakannya.
Orang yang hidup pada zaman dahulu, di mana lalu lintasnya tidak semudah hari ini, untuk berdagang di satu kota, mereka perlu menghabiskan banyak waktu untuk perjalanannya. Karena itu, mereka perlu tinggal di kota tersebut selama beberapa waktu untuk bisa menjalankan bisnisnya. Hanya saja, siapa yang tahu apa yang akan terjadi setelah ia berangkat? Kapanpun bisa terjadi musibah. Entah di perjalanan, ataupun ketika ia menjalankan bisnisnya. Sama seperti awan di langit, yang sebentar saja kelihatan lalu melayang lenyap.
Sebagai umat percaya, kita yakin bahwa hidup kita ada di tangan Tuhan, bukan di dalam tangan diri kita sendiri. Seperti yang tertulis di dalam Alkitab: “Janganlah memuji diri karena esok hari, karena engkau tidak tahu apa yang akan terjadi hari itu.” (Amsal 27:1). Karena itu kita mau berkata: ‘Jika Tuhan menghendaki, kami akan hidup dan berbuat ini dan itu; bila Tuhan tidak menghendaki, kami akan mati sehingga tidak dapat berbuat ini dan itu.’
Saat ini, kalau kita masih dapat hidup melalui hari demi hari, ini adalah anugerah Allah. Karena itu kita mau menghargai setiap waktu yang kita miliki. Dan selagi kita memiliki kesempatan, biarlah kita hidup untuk Tuhan dan bersinar bagi Dia.
“Reflections on the lake” by Lord Skully is licensed under CC BY-ND