SAUH BAGI JIWA
“Ajarlah kami menghitung hari-hari kami sedemikian, hingga kami beroleh hati yang bijaksana.” (Mazmur 90:12)
“Ajarlah kami menghitung hari-hari kami sedemikian, hingga kami beroleh hati yang bijaksana.” (Mazmur 90:12)
Seorang teman berkata kepada saya, alangkah senangnya bila ia dapat melihat perkembangan anak-anak. Sebagai seorang pekerja yang sibuk, ia seringkali mengabaikan waktu bersama dengan keluarga. Setelah anaknya tumbuh besar, ia baru menyadari bahwa ia sudah kehilangan begitu banyak hal berharga bersama anaknya. Betapa banyak hal yang ia lewatkan dan tak akan dapat terulang kembali. Sebanyak apapun harta yang ia miliki takkan mampu membeli semua hal yang telah terlewatkan.
Demikian pula dalam hal iman kerohanian anak. Tanpa sadar, karena kesibukan kita dalam urusan dunia, kita justru mengabaikan pertumbuhan iman mereka. Padahal, pertumbuhan iman kerohanian justru sangat berguna bagi anak-anak di dalam pemahaman mereka akan moral, prinsip dan pandangan yang benar dan sesuai dengan kehendak Tuhan saat mereka mengambil berbagai keputusan dalam perjalanan hidup mereka.
Hari-hari yang kita lalui, terasa begitu cepat. Terkadang kita melaluinya begitu saja, tanpa ada sesuatu yang baru. Kita mengisinya dengan berbagai kesibukan dunia yang mungkin terasa membosankan bahkan melelahkan. Atau mungkin juga kita mengisinya dengan kesenangan diri yang menyita waktu dan tanpa kita sadari sudah merampas hal berharga yang seharusnya kita miliki, sehingga ada begitu banyak hal yang sudah terlewatkan begitu saja.
Pencarian harta di dunia menyita begitu banyak perhatian kita sebagai anak-anak Tuhan dan membuat seringkali kita lupa untuk menikmati waktu berkualitas bersama Tuhan.
Berapa banyak waktu yang kita gunakan untuk melakukan perkara dunia dan kesenangan kita? Tuhan telah mengingatkan kita untuk mempergunakan waktu yang ada dengan bijak, “Ajarlah kami menghitung hari-hari kami sedemikian, hingga kami beroleh hati yang bijaksana.”
Waktu tidak dapat berjalan mundur, apalagi dibeli. Terkadang, karena faktor usia yang masih muda dan potensi karir yang tinggi, kita hanya menyisihkan sedikit waktu untuk Tuhan dan pelayanan-Nya; sambil menganggap bahwa pelayanan dan waktu untuk menumbuhkan iman kerohanian dapat dilakukan setelah kesuksesan dalam karier tercapai. Namun, tanpa kita sadari kesibukan dunia justru menghisap kita semakin dalam. Waktu terus berlalu dan setelah sadar, ternyata kita tidak memiliki banyak kesempatan untuk memperhatikan kerohanian kita, apalagi melayani Tuhan.
Saat itu mungkin sudah terlambat bagi kita untuk dapat mengejar ketinggalan dalam hal rohani. Jangankan untuk melakukan pelayanan, untuk membaca alkitab saja mungkin kita tidak mampu karena kondisi mata dan fisik yang cepat lelah. Apalagi untuk mengerti firman dan kehendak Tuhan dalam hidup. Waktu yang tidak dapat diputar kembali hanya menyisakan penyesalan yang mendalam.
Selama ini, kita memberikan perpuluhan atas penghasilan kita. Namun, pernahkah kita menyediakan waktu khusus agar kita dapat lebih dekat kepada-Nya melalui doa, membaca Alkitab ataupun mendengarkan renungan firman Tuhan serta melalui pelayanan dalam Gereja-Nya maupun kepada sesama kita?
Sungguh, menikmati waktu bersama Tuhan akan mendatangkan sukacita dan damai sejahtera yang tak ternilai. Dan penyesalan pun tidak akan ada jika kita telah memelihara hal yang paling berharga disepanjang hidup kita.