SAUH BAGI JIWA
[su_icon icon=”icon: calendar” color=”#d19636″ size=”18″ shape_size=”4″ radius=”36″] Renungan Tanggal: 18 Jul 2020
“Semua orang yang disebutkan dengan nama-Ku yang Kuciptakan untuk kemuliaan-Ku, yang Kubentuk dan yang juga Kujadikan!” (Yesaya 43:7)
“Semua orang yang disebutkan dengan nama-Ku yang Kuciptakan untuk kemuliaan-Ku, yang Kubentuk dan yang juga Kujadikan!” (Yesaya 43:7)
Apakah tujuan perusahaan manufaktur pesawat terbang membuat pesawat terbang hanya untuk menyimpannya di parkiran pesawat agar orang-orang dapat mengaguminya? Apakah tujuan pemahat perahu membuat perahu hanya untuk menyimpannya di tepi air agar orang-orang dapat memujinya? Apakah tujuan perusahaan manufaktur mobil membuat mobil hanya untuk menyimpannya di showroom agar orang-orang dapat mengaguminya? Tidak, tentunya bukan demikian! Tujuan sesungguhnya mereka dibuat adalah untuk ditempatkan di lingkungan yang nyata dan digunakan semaksimal mungkin.
Hanya dengan terbang di langit yang luas barulah pesawat dapat menunjukkan tujuan dari pembuatannya. Hanya dengan berlayar di lautan yang tiada berujung barulah perahu dapat menunjukkan nilai dari pembuatannya. Hanya dengan berkendara di jalanan yang jauh barulah mobil dapat menunjukkan makna dari pembuatannya. Jadi, bila dapat berguna untuk si pembuat barulah barang ciptaan itu tidak menyia-nyiakan tujuan pembuatannya.
Demikian juga dengan kita, kita adalah ciptaan Tuhan, bila kita diciptakan berguna bagi Tuhan, barulah kita tidak menyia-nyiakan tujuan dari penciptaan Tuhan. Kita adalah tanah liat, Tuhan adalah tukang periuk, seluruh kehidupan kita merupakan karya tangan Tuhan. Apabila tanah liat tidak melalui pembakaran api maka dia hanya sebongkah tanah liat yang tidak berguna. Namun apabila telah melalui pembakaran api, maka pasti menjadi alat yang berguna bagi Tuhan.
Tujuan sesungguhnya Tuhan memilih kita menjadi umat-Nya adalah karena Dia ingin kita memperoleh anugerah keselamatan serta menjadi alat-Nya yang mulia. Tuhan tidak akan hanya menempatkan alat ciptaan-Nya di ruangan yang hangat untuk dikagumi, melainkan akan menempatkannya di medan perang untuk bertempur. Tuhan tidak seperti pedagang yang hanya memajang barang jualannya di balik kaca jendela untuk menarik pembeli.
Kita diciptakan oleh Tuhan untuk kemuliaan-Nya. Kita adalah alat yang sungguh-sungguh diciptakan oleh Tuhan melalui ujian, apabila besi yang Tuhan tempa memggunakan ujian kobaran api, pasti dapat tahan menghadapi segala kesukaran. Karena “Allah itu bagi kita tempat perlindungan dan kekuatan, sebagai penolong dalam kesesakan sangat terbukti.” (Mazmur 46:1). Apabila kita menghadapi kesukaran, kita memiliki Tuhan sebagai sandaran maka tidak ada lagi yang perlu ditakutkan.
“Satu hal telah kuminta kepada TUHAN, itulah yang kuingini: diam di rumah TUHAN seumur hidupku, menyaksikan kemurahan TUHAN dan menikmati bait-Nya.” (Mazmur 27:4). Kiranya kita jangan lupa akan satu lagi tujuan Tuhan menciptakan kita yaitu agar kita seumur hidup bersandar kepada-Nya, memuji-Nya, taat kepada-Nya, serta menjadi prajurit Kristus yang memuliakan Tuhan, seumur hidup diam di rumah TUHAN, menyaksikan kemurahan TUHAN dan menikmati bait-Nya.