SAUH BAGI JIWA
“Hai manusia, telah diberitahukan kepadamu apa yang baik. Dan apakah yang dituntut TUHAN dari padamu: selain berlaku adil, mencintai kesetiaan, dan hidup dengan rendah hati di hadapan Allahmu?” (Mikha 6:8)
“Hai manusia, telah diberitahukan kepadamu apa yang baik. Dan apakah yang dituntut TUHAN dari padamu: selain berlaku adil, mencintai kesetiaan, dan hidup dengan rendah hati di hadapan Allahmu?” (Mikha 6:8)
Bagaimana kita dapat mengetahui apa yang baik? Nabi Mikha menuliskan bahwa Tuhan telah memberitahukan kepada kita apa yang baik. Lalu, setelah kita mengetahui apa yang baik, apa yang perlu kita lakukan? Selanjutnya, Tuhan menuntut kita untuk berlaku adil, mencintai kesetiaan, dan hidup dengan rendah hati di hadapan Allah. Dan yang pertama-tama dituntut adalah berlaku adil.
Berlaku adil bukanlah hal yang mudah untuk kita lakukan. Seorang yang berlaku adil akan mengatakan apa yang seharusnya dia katakan, dan melakukan apa yang seharusnya dia lakukan, walau berbeda dengan pandangan orang pada umumnya. Karena itu, dia mungkin akan mengalami banyak kesusahan dan menjadi orang yang tidak disukai.
Setiap orang ingin disukai oleh orang lain. Dan untuk berlaku adil sesuai perintah Tuhan, terkadang kita memilih untuk lebih disukai orang lain daripada berbuat adil. Namun, kita mau bersandar Tuhan untuk dapat berani melakukan keadilan. Jangan takut tidak disukai oleh orang lain. Lebih baik kita tidak disukai oleh orang lain daripada kita tidak disukai dan tidak dikenan oleh Allah.
Ada yang mengatakan bahwa kesedihan terbesar bagi korban ketidak-adilan bukanlah akibat ketidak-adilan itu sendiri, tetapi karena orang yang dia harapkan dapat menegakkan keadilan justru membelokkan keadilan. Raja Salomo mengerti akan hal ini, sehingga dia sadar: sebagai raja dia sama sekali tidak boleh memperkosa keadilan, karena hanya akan menambah penderitaan bagi orang yang diperlakukan tidak adil.
Karena itu, ketika Salomo menjadi raja, dia memohon kepada Tuhan agar memberi dia pengertian dan hikmat sehingga dapat dengan adil memutuskan perkara rakyat, tidak berlaku curang, ataupun membengkokkan keadilan. Dan dia pun mendapat pujian dari Tuhan! Maka Tuhan bukan saja memberikan kepadanya pengertian dan hikmat, seperti yang dia minta, tetapi Tuhan juga memberikan kekayaan serta panjang umur, yang tidak dia minta. Maka selama hidupnya, tidak ada seorang pun yang lebih besar dari pada dia.
“Menaburlah bagimu sesuai dengan keadilan, menuailah menurut kasih setia! Bukalah bagimu tanah baru, sebab sudah waktunya untuk mencari TUHAN, sampai Ia datang dan menghujani kamu dengan keadilan.” (Hosea 10:12).
Siapakah yang tidak suka bila dalam segala perkara, Tuhan menghujani dia dengan keadilan? Yang perlu kita lakukan adalah taburlah keadilan, maka kita akan menuai kasih setia, dan Tuhan pun akan menghujani kita dengan keadilan.
“Dengan demikian kebenaran telah hilang, dan siapa yang menjauhi kejahatan, ia menjadi korban rampasan. Tetapi TUHAN melihatnya, dan adalah jahat di mata-Nya bahwa tidak ada hukum.” (Yesaya 59:15).
TUHAN tidak berkenan bila melihat tidak ada hukum, tidak ada keadilan. Karena itu, hendaklah kita mengutamakan keadilan, baik dalam perkataan kita maupun perbuatan kita. Berlaku adil sungguh hal yang sukar! Bagaikan sebuah ujian. Namun jika pahlawan-pahlawan iman bisa melakukannya, maka kita pun seharusnya bisa melakukannya.
*dengan diadaptasi secukupnya