SAUH BAGI JIWA
“Jagalah hatimu dengan segala kewaspadaan, karena dari situlah terpancar kehidupan.” (Amsal 4:23)
“Jagalah hatimu dengan segala kewaspadaan, karena dari situlah terpancar kehidupan.” (Amsal 4:23)
Seperti kita ketahui, Indonesia memiliki dua musim saja, yaitu musim panas dan musim hujan. Namun karena pemanasan global, terjadi perubahan iklim, yang pada akhirnya juga mempengaruhi musim di Indonesia. Sekarang musim tidak lagi menentu. Cuaca pun berubah-ubah. Kadangkala cuaca menjadi begitu ekstrem, sehingga panas yang dirasakan melebihi biasanya di saat musim panas. Demikian pula dengan musim hujan. Beberapa waktu yang lalu, ketinggian banjir yang terjadi bahkan bisa mencapai 2 meter!
Apa yang menyebabkan semua ini terjadi? Apakah kita menyalahkan alam yang begitu memusuhi kita? Atau, kita menyalahkan Tuhan karena membiarkan musibah ini menimpa kita dan menyebabkan kita susah? Sesungguhnya manusia juga memiliki andil terbesar penyebab kesusahan tersebut. Bumi ini memang sudah tua, tetapi jika kita dapat memeliharanya dengan baik, beberapa bencana alam dapat terhindarkan. Efek rumah kaca, penggunaan plastik-plastik yang tidak dapat didaur ulang, penggunaan AC yang berlebihan merupakan beberapa aspek yang mempercepat pemanasan global dan pengrusakan lingkungan. Maka tidak heran jika udara semakin hari semakin panas dan cuaca menjadi semakin tidak menentu. Demikian pula ketika musim hujan tiba, saluran-saluran air yang jarang dibersihkan serta perbuatan membuang sampah secara sembarangan, akhirnya menyebabkan saluran air tersumbat. Banyaknya pembangunan di berbagai tempat juga menyebabkan peresapan air berkurang dan terjadi penurunan tanah, sehingga sekarang posisi laut lebih tinggi daripada daratan. Akibat semuanya itu, tidak mengherankan jika banjir besar terjadi pada musim hujan.
Jika kita menginginkan kehidupan yang baik di dunia ini, mau tidak mau, suka tidak suka, kita harus memelihara bumi ini, misalnya dengan tidak membuang sampah sembarangan, sedapat mungkin menggunakan bahan-bahan yang dapat didaur ulang, dan lain sebagainya. Memelihara dan menjaga bumi bukan hanya kewajiban lembaga-lembaga tertentu melainkan juga kewajiban setiap individu manusia. Demikian juga dengan kehidupan rohani kita. Jika kita menginginkan kehidupan kekal di surga, kita harus memelihara hati dan pikiran kita dengan baik. Menjaga hati adalah hal yang sangat penting, maka Yesus pun dalam salah satu pengajaran-Nya mengingatkan bahwa “dari hati timbul segala pikiran jahat, pembunuhan, perzinahan, percabulan, pencurian, sumpah palsu dan hujat.” (Matius 15:19) Oleh karena itu, waspadalah! Seringkali iblis menabur benih-benih kejahatan di dalam hati dan pikiran kita, bahkan tanpa kita sadari.
Untuk mencegahnya, kita harus memenuhi hati dan pikiran kita dengan firman Tuhan, sebab “Segala tulisan yang diilhamkan Allah memang bermanfaat untuk mengajar, untuk menyatakan kesalahan, untuk memperbaiki kelakuan dan untuk mendidik orang dalam kebenaran.” (1 Timotius 3:16) Jika hati dan pikiran kita telah dipenuhi dengan firman Tuhan, maka dengan sendirinya kita sudah memiliki sensor, sehingga kita dapat membedakan mana yang merupakan kehendak Tuhan dan mana yang bukan. Kepekaan seperti ini sangat penting agar tidak disesatkan dan masuk ke dalam jerat iblis.
Jadi, saudara-saudariku yang terkasih, marilah kita senantiasa bertekun dalam pengajaran Tuhan, bertekun dalam firman-Nya. Usahakanlah agar kita dapat memahami kebenaran yang akan memerdekakan kita, dan kelak dapat membawa kita ke surga yang kekal.