SAUH BAGI JIWA
“Barangsiapa menyambut seorang nabi sebagai nabi, ia akan menerima upah nabi.” (Matius 10:41a)
“Barangsiapa menyambut seorang nabi sebagai nabi, ia akan menerima upah nabi.” (Matius 10:41a)
Nabi adalah hamba utusan Tuhan untuk menyampaikan firman Tuhan kepada baik bangsa Israel maupun kepada bangsa lain di dunia ini. Hari ini hamba-hamba Tuhan yang menyampaikan firman Tuhan adalah juga sama dengan nabi, termasuk pendeta dan pekerja kudus lain yang berkhotbah atau melayani penyampaian firman Tuhan melalui tulisan atau berbagai media. Barangsiapa menyambut nabi adalah setiap orang yang membantu hamba Tuhan yang bekerja memberitakan firman Tuhan, maka dia akan menerima upah nabi juga. Tetapi apakah upah nabi itu? Rasanya sulit juga menjelaskan apa maksudnya, tetapi seorang saudara menceritakan kesaksian yang dia alami sebagai berikut.
Selama kuliah dan kemudian meneruskan ke tingkat master, selanjutnya dia diterima bekerja di satu perusahaan besar, beban pelajaran maupun beban pekerjaan sangat menyita waktunya sehingga dia hampir-hampir tidak ada waktu luang untuk sekedar menarik nafas lega. Namun, puji Tuhan, karena beberapa kali dia membaca ayat Alkitab di atas, maka ketika pendeta meminta tolong dia mengedit naskah artikel penginjilan, dia selalu mengerjakannya dengan senang hati, sekalipun dia tidak tahu dan tidak berharap akan beroleh ‘upah nabi’ itu. Dia hanya berdoa kepada Tuhan: ‘Ya Tuhan, aku percaya akan janji-Mu, aku juga senang melakukan pekerjaan kudus ini, kiranya Engkau memberiku berkat yang Engkau janjikan ini.’ Dia percaya penuh walaupun tidak tahu apa yang akan dia peroleh dengan membantu pendeta dalam menyampaikan Injil dan firman Tuhan kepada orang banyak. Setelah beberapa masa lewat, dia menemukan kemampuan dia dalam berbahasa dan menulis artikel menjadi sangat baik dan mengherankan, di tempat kerjanya, kemampuannya ini menjadi menonjol dan diketahui oleh banyak orang termasuk pimpinan perusahaan, tulisan maupun laporan-laporannya bahkan diterbitkan juga di majalah internasional terkemuka, akibatnya karir dia di perusahaan itu meningkat dengan cepat! Rupanya itulah ‘upah nabi’ yang Tuhan sediakan bagi dia dalam melayani pekerjaan pendeta. Dia sangat bersyukur kepada Tuhan yang tidak pernah ingkar janji dalam memberkati upah nabi ini.
Di Perjanjian Lama mengisahkan seorang janda miskin karena menyambut dan mendahulukan keperluan hidup nabi Elia, maka dia bersama anaknya pun dapat luput dari kelaparan karena bencana kekeringan yang berlangsung lebih dari dua tahun itu. Demikian juga seorang perempuan Sunem yang kaya namun tidak mempunyai anak, menyambut nabi Elisa mampir untuk istirahat dan makan selama perjalanan jauhnya, bahkan menyediakan kamar khusus bagi nabi untuk tidur, Tuhan kemudian memberkati perempuan itu sehingga memperoleh anak laki-laki.
Hai saudara-saudari yang kekasih di dalam Tuhan, Alkitab tertulis: “Karena itu, saudara-saudaraku yang kekasih, berdirilah teguh, jangan goyah, dan giatlah selalu dalam pekerjaan Tuhan! Sebab kamu tahu, bahwa dalam persekutuan dengan Tuhan jerih payahmu tidak sia-sia.” (1Korintus 15:58), marilah kita pegang janji ini dengan ikut berjerih payah dalam menyambut nabi, yaitu membantu pekerjaan dalam pemberitaan firman Tuhan, banyak saudara saudari seiman di gereja melayani dalam menterjemahkan baik secara lisan maupun tulisan, ada juga yang melayani dengan mengantar-jemput pendeta yang akan melayani mimbar di tempat jauh, atau melayani orang yang mau datang ke gereja untuk mendengar firman Tuhan, atau menyediakan keperluan dasar hamba-hamba Tuhan dalam pekerjaannya, semua pelayan ini tidak akan sia-sia, bukan saja di dunia ini kita akan beroleh upah yang mengherankan, akhirnya kita juga akan memperoleh berkat terbesar dan terakhir dari nabi, yaitu kehidupan kekal di Kerajaan Sorga, di mana kita akan berjumpa dengan hamba-hamba Tuhan yang kita layani itu di sorga.