SAUH BAGI JIWA
“Karena akar segala kejahatan ialah cinta uang. Sebab oleh memburu uanglah beberapa orang telah menyimpang dari iman dan menyiksa dirinya dengan berbagai-bagai duka.” (1Timotius 6:10)
“Karena akar segala kejahatan ialah cinta uang. Sebab oleh memburu uanglah beberapa orang telah menyimpang dari iman dan menyiksa dirinya dengan berbagai-bagai duka.” (1Timotius 6:10)
Yudas Iskariot, satu di antara 12 rasul Yesus, menjual Yesus seharga 30 uang perak. Setelah Yesus dijatuhi hukuman, Yudas menyesal lalu mengembalikan 30 uang perak itu kepada imam kepala dan tua-tua, namun mereka menolaknya dan menyuruh Yudas menanggung sendiri dosa pengkhianatan itu. Yudas sadar telah melakukan dosa besar karena menumpahkan darah orang yang tidak bersalah sehingga tidak ada kesempatan untuk berbalik, dia lalu melemparkan uang perak itu ke dalam Bait Allah, lalu mati menggantungkan diri, keadaan matinya sangat tragis, ia jatuh tertelungkup, dan perutnya terbelah sehingga semua isi perutnya tertumpah ke luar.
Allah melalui nabi Elisa menyembuhkan penyakit kusta panglima Naaman, dia memohon dengan sangat agar Elisa menerima pemberian tetapi Elisa dengan tegas menolaknya. Gehazi, bujang Elisa adalah seorang yang cinta uang, setelah Naaman meninggalkan Elisa, dia mengejar Naaman dan dengan dusta dia mendapatkan pemberian dari Naaman.
Ketika Gehazi kembali ke Elisa, Elisa segera membongkar dustanya dan mengutuk dia dan keturunan dia akan terkena penyakit kusta Naaman, seketika itu juga Gehazi terkena kusta, putih seperti salju.
“Tetapi mereka yang ingin kaya terjatuh ke dalam pencobaan, ke dalam jerat dan ke dalam berbagai-bagai nafsu yang hampa dan yang mencelakakan, yang menenggelamkan manusia ke dalam keruntuhan dan kebinasaan.” (1Timotius 6:9) Yudas yang cinta uang akhirnya mati gantung diri; Gehazi tamak akan uang akhirnya terkutuk kena kusta. Akibat cinta uang dari kedua orang ini patut menjadi peringatan bagi kita hari ini!
Memang uang tidak bisa berbuat segalanya, tetapi tanpa uang banyak hal tidak bisa diperbuat. Setiap orang perlu mencari uang untuk menghidupkan diri dan keluarganya. Yang penting adalah punya uang cukup, jangan tenggelam pada pikiran ingin kaya dengan cara yang tidak benar, karena itu hanya akan mendatangkan kesusahan. “Memang ibadah itu kalau disertai rasa cukup, memberi keuntungan besar. Sebab kita tidak membawa sesuatu apa ke dalam dunia dan kitapun tidak dapat membawa apa-apa ke luar. Asal ada makanan dan pakaian, cukuplah.” (1Timotius 6:6-8)
Berapa banyak orang di dunia ini karena ingin kaya lalu terjerat penyimpangan dari kebenaran, dan hancur dalam berbagai kesusahan, jauh dari sukacita dan damai sejahtera yang berasal dari Allah. Bila engkau mencintai uang, engkau akan kehilangan berkat dan kekuatan dari Allah, sejak itu engkau tidak lagi bisa khotbah tentang kebenaran, tidak lagi bisa berhasil dalam pekerjaan kudus. Hendaklah kita belajar pada Elisa yang bekerja untuk Tuhan bukan karena didorong motivasi mendapatkan uang, maka pasti berhasil menjadi hamba Allah yang diberkati.