SAUH BAGI JIWA
“Tetapi aku menasihatkan kamu, saudara-saudara, demi nama Tuhan kita Yesus Kristus, supaya kamu seia sekata dan jangan ada perpecahan di antara kamu, tetapi sebaliknya supaya kamu erat bersatu dan sehati sepikir.”
(1 Korintus 1:10)
“Tetapi aku menasihatkan kamu, saudara-saudara, demi nama Tuhan kita Yesus Kristus, supaya kamu seia sekata dan jangan ada perpecahan di antara kamu, tetapi sebaliknya supaya kamu erat bersatu dan sehati sepikir.”
(1 Korintus 1:10)
Dalam suatu komunitas yang terdiri dari banyak orang, perbedaan pandangan dan pendapat tidak terelakkan. Dalam hal ini, gereja pun tidak terkecuali. Kalau kita membaca di dalam kitab Kisah Para Rasul, di situ kita pun dapat melihat perbedaan pendapat antara dua tokoh besar, yaitu Paulus dan Barnabas.
Pada perjalanan misinya yang pertama, Paulus dan Barnabas membawa serta Yohanes Markus, yang merupakan kemenakan dari Barnabas, dalam perjalanan mereka ke Siprus. Namun, ketika mereka telah sampai di Perga, di daerah Asia Kecil, Markus ingin kembali ke Yerusalem. Maka, Paulus dan Barnabas melanjutkan perjalanan mereka tanpa Markus. Kemudian, pada perjalanan misi yang kedua, Barnabas ingin membawa Markus kembali dalam perjalanan mereka, namun dengan tegas Paulus menolaknya. Perbedaan pendapat ini menimbulkan ketegangan dan perselisihan yang tajam di antara mereka berdua, yang akhirnya menyebabkan perpisahan. Barnabas membawa Markus bersamanya kembali ke Siprus, sedangkan Paulus membawa Silas.
Walaupun Paulus dan Barnabas sempat bersitegang karena Markus, dan Paulus sempat tidak menyukai Markus karena dia meninggalkan tugas pelayanannya, namun Kolose 4:10 mencatat bahwa ketika Paulus berada dalam tahanan, Markus-lah yang menemaninya. Dalam 2 Timotius 4:11, Paulus juga pernah menyuruh Timotius untuk membawa Markus datang kepadanya karena pelayanan Markus penting baginya. Hal ini sudah cukup untuk membuktikan bahwa Paulus tidak lagi berselisih dengan Markus.
Paulus menyadari bahwa kesatuan di antara umat Tuhan sangat penting, sehingga dia dapat mengesampingkan perasaan pribadi demi keutuhan jemaat. Apa jadinya jika jemaat saling berselisih dan bermusuhan?
Sebelumnya Paulus dan Barnabas merupakan tim yang kompak. Mereka dengan satu hati memberitakan Injil ke berbagai tempat. Mereka juga tidak takut menghadapi perlawanan dan penganiayaan dari pihak-pihak yang menentang Injil. Namun dalam hal Markus, mereka berselisih paham dan berpisah. Tetapi hal seperti ini sangat berbahaya dan dapat dengan mudah dimanfaatkan oleh iblis. Karena itu, Paulus menasihati jemaat Korintus agar mereka bersatu dan sehati sepikir agar jangan sampai terjadi perpecahan.
Di dalam kehidupan kita pun mungkin saja terjadi perselisihan karena perbedaan pendapat, tidak terkecuali di gereja. Misalnya saja untuk sebuah kegiatan kebersamaan anak-anak, yang satu ingin acara tersebut diadakan di tempat terbuka, sedangkan yang lain ingin diadakan di dalam gereja. Jika masing-masing berkeras dan tidak mau mengalah, masalah ini akhirnya dapat menimbulkan perpecahan. Namun kita tidak boleh membiarkan perpecahan ini terjadi.
Karena itu, marilah kita selalu mohon kepada Tuhan agar memberikan kita hikmat dalam menyelesaikan setiap permasalahan yang kita hadapi, agar kita semua selalu bersatu dalam keadaan damai.