SAUH BAGI JIWA
“Sekiranya Taurat-Mu tidak menjadi kegemaranku, maka aku telah binasa dalam sengsaraku. Untuk selama-lamanya aku tidak melupakan titah-titah-Mu, sebab dengan itu Engkau menghidupkan aku.”
(Mazmur 119:92-93)
“Sekiranya Taurat-Mu tidak menjadi kegemaranku, maka aku telah binasa dalam sengsaraku. Untuk selama-lamanya aku tidak melupakan titah-titah-Mu, sebab dengan itu Engkau menghidupkan aku.”
(Mazmur 119:92-93)
Ketika kecil, saya sudah suka membaca Alkitab. Saat menemukan ayat-ayat yang bagus dan berkesan, saya akan menandainya dengan stabilo atau akan saya beri garis. Dalam sehari, saya dapat membaca beberapa pasal sekaligus. Saya sudah membaca Alkitab berulang kali.
Ketika saya beranjak dewasa, saya merasa kesulitan untuk menemukan ayat-ayat favorit saya dengan cepat. Lalu saya mendapatkan ide untuk menyalin ayat-ayat favorit itu ke dalam lembaran kertas-kertas kecil; satu atau beberapa ayat yang berhubungan untuk setiap kertas. Saya berpikir bahwa dengan demikian akan lebih mudah bagi saya untuk menemukan ayat-ayat favorit. Tetapi setelah beberapa lama, saya berubah pikiran. Saya merasa cukup kesulitan membawa tumpukan kertas-kertas kecil tersebut ke mana-mana. Dan kertas-kertas itu juga mudah menjadi kusut atau terlipat. Maka saya mencari ide baru lagi. Saya merasa lebih baik jika saya mencatatnya dalam sebuah buku. Oleh karena itu, saya menyalin kembali ayat itu satu per satu. Hal seperti ini sempat terjadi beberapa kali. Ketika saya kuliah dan bekerja, saya selalu membawa Alkitab di dalam tas. Pada waktu menunggu jam kuliah berikutnya atau pada jam istirahat, saya menyempatkan diri untuk membaca Alkitab atau menyalin ayat. Pada masa-masa itu belum ada smartphone.
Rupanya kebiasaan untuk menyalin ulang ayat berkali-kali itu sangat bermanfaat ketika saya sedang menghadapi suatu masalah, misalnya sedang sakit atau sedih. Seringkali ayat-ayat Alkitab bisa muncul dengan sendirinya di dalam benak saya. Ayat-ayat itu sungguh tepat dengan situasi permasalahan yang saya hadapi dan sungguh menguatkan dan menghibur saya. Walaupun masalah itu tetap ada, sikap dan respon saya terhadap masalah itu sudah berbeda. Misalnya, ketika beberapa waktu lalu saya jatuh sakit dengan cukup berat, firman Tuhan mengingatkan saya untuk tetap kuat dan tidak putus asa, dan menghibur saya untuk menerima bahwa semua itu adalah bagian dari rancangan Tuhan yang baik. Banyak sekali ayat yang tiba-tiba muncul dalam pikiran saya waktu itu. Saya merasa semua itu lebih menguatkan dari nasihat banyak orang.
Bagi saya, firman Tuhan itu sangat penting dan bernilai. Tanpa firman Tuhan, rohani dapat menjadi kering dan mati. Pemazmur pun merasakan hal yang sama. Ketika dia sedang mengalami penderitaan yang berat dan hampir putus asa karena musuh-musuhnya, dia merasa terhibur dan dikuatkan ketika teringat akan Taurat Tuhan. Taurat Tuhan yang merupakan kegemarannya inilah yang membuat dia dapat bertahan. Taurat Tuhan juga memberinya hikmat, keberanian, keteguhan hati, dan pengharapan. Menyadari pentingnya Taurat Tuhan, maka pemazmur bertekad untuk tidak melupakannya sampai selama-lamanya.
Kita pun mau menjadikan firman Tuhan sebagai bagian yang penting dalam kehidupan kita. Kecintaan akan firman Tuhan akan membuat firman itu dapat bertumbuh dalam hati kita. Firman Tuhan yang hidup dapat memberikan kita pengetahuan, hikmat, sekaligus juga kekuatan dan penghiburan yang kita perlukan dalam menjalani kehidupan kita ini. Maka, luangkanlah waktu untuk membaca atau mendengarkan firman Tuhan setiap hari. Jika kita melakukannya dengan setia, kita akan merasakan manfaat yang sama seperti pemazmur. Jadikanlah kebiasaan untuk membaca dan mendengarkan firman sebagai kegemaran kita.