SAUH BAGI JIWA
“Aku telah mengakhiri pertandingan yang baik, aku telah mencapai garis akhir dan aku telah memelihara iman.”
(2 Timotius 4:7)
“Aku telah mengakhiri pertandingan yang baik, aku telah mencapai garis akhir dan aku telah memelihara iman.”
(2 Timotius 4:7)
Dunia tidak akan pernah lupa peristiwa yang terjadi dalam pertandingan di cabang lari jarak pendek dalam Olimpiade 1992, di mana Derek Redmond dijagokan akan mendapatkan medali di cabang lari 400 meter. Tak hanya dikenal sebagai atlet lari, Derek juga telah membuktikan mentalnya yang sekuat baja. Walaupun saat itu dia tidak menang, bahkan sampai di garis finish di urutan terakhir, namanya akan selalu diingat oleh dunia.
Awalnya pertandingan berjalan seperti biasa. Malapetaka terjadi di 250 meter terakhir. Tiba-tiba dia merasakan sakit tak tertahankan di kakinya, seolah terbakar rasanya. Rupanya otot hamstring kanannya robek. Saat tahu dirinya cedera, Derek tak berhenti begitu saja, sekalipun peserta lainnya sudah mencapai garis akhir. Padahal bisa saja dia tidak melanjutkan lari karena hasilnya akan sama saja, dia akan jadi pelari dengan urutan paling akhir dan kalah. Dokter dan kru datang menghampiri Derek untuk menyuruhnya berhenti. Namun, ada satu orang yang menghampirinya dan berkata, “Derek, ini Ayah, kamu tak perlu memaksakan diri.” Derek menjawab, “Ayah, aku ingin menyelesaikannya, bawa aku kembali ke semifinal. Ayahnya setuju dan Derek berkata lagi, “Kita telah memulai ini bersama-sama jadi sekarang kita akan menyelesaikannya bersama-sama.”
Karena cedera tersebut, Derek tidak bisa lagi berlari. Dengan didampingi ayahnya, Derek berusaha mencapai garis akhir dengan berjalan kaki meski tertatih. Akhirnya Derek mencapai garis akhir. Sekalipun dia berada di urutan terakhir, ia tetap merasa beruntung karena ayahnya berada di sisinya. “Kami melewati garis akhir perlombaan dengan saling berangkulan, hanya ada aku dan ayahku, pria yang sangat dekat denganku, yang telah mendukung karir atletikku sejak aku berusia tujuh tahun,” tutur Derek.
Setelah ia berhasil menyelesaikan perlombaan meskipun dalam kondisi cedera, dia mendapatkan tepuk tangan meriah yang sangat luar biasa. Kurang lebih ada 65.000 orang yang memberinya tepuk tangan. Derek sangat terharu atas apresiasi yang diberikan orang-orang padanya. Usahanya dan keputusannya untuk melanjutkan pertandingan ternyata tak sia-sia.
Dunia ini juga merupakan sebuah arena pertandingan. Selama hidup di dunia, kita layaknya atlet yang sedang bertanding. Setiap manusia pasti akan menghadapi masalah, baik itu masalah besar maupun masalah kecil. Dan sebagai umat Tuhan, kita dituntut untuk dapat tetap memelihara iman dalam menghadapi masalah. Jika seorang atlet berjuang untuk memenangkan piala atau penghargaan, kita berjuang untuk memenangkan mahkota kehidupan. Untuk dapat mencapai garis akhir, kita harus memiliki semangat pantang menyerah seperti Derek. Apapun yang terjadi, kita perlu maju terus. Ketika kita merasa masalah kita terlalu berat sehingga kita tidak mampu lagi meneruskannya, ingatlah bahwa kita memiliki Bapa di surga. Dia selalu siap untuk membantu kita. Tuhan senantiasa ada bersama kita dan menemani sepanjang perjalanan ini.
Namun kadangkala kita memilih untuk berjalan sendiri. Kita menggunakan kekuatan sendiri, sehingga lama-kelamaan kita menjadi letih dan lesu. Bersandarlah kepada Tuhan. Berjalanlah bersama Dia. Di dalam Dia, kita akan mendapat kekuatan baru, yang memampukan kita untuk berjalan terus sampai akhir.
Teladanilah rasul Paulus. Dia telah melakukan pelayanan dengan baik, telah melalui berbagai kesusahan dan menang. Karena itu dia dapat berkata bahwa dia telah mengakhiri pertandingan dengan baik. Lalu bagaimana dengan kita?