SAUH BAGI JIWA
“Akulah pokok anggur dan kamulah ranting-rantingnya. Barangsiapa tinggal di dalam Aku dan Aku di dalam dia, ia berbuah banyak, sebab di luar Aku kamu tidak dapat berbuat apa-apa”
(Yohanes 15:5)
“Akulah pokok anggur dan kamulah ranting-rantingnya. Barangsiapa tinggal di dalam Aku dan Aku di dalam dia, ia berbuah banyak, sebab di luar Aku kamu tidak dapat berbuat apa-apa”
(Yohanes 15:5)
Suatu hari suami saya pulang dengan membawa beberapa toples ikan cupang yang beraneka warna. Beberapa hari sekali, air dalam toples harus dibersihkan saat airnya mulai keruh. Ketika air di dalam toples sedang diganti dengan air yang baru, ada satu toples yang airnya terisi lebih banyak dan hampir menyentuh ujung bibir luar dari toples tersebut. Ternyata ada seekor ikan cupang melompat dan jatuh keluar dari toples.
Kami tidak tahu persis sudah berapa lama ikan itu melompat dari toples. Tubuhnya sudah mulai kaku dan matanya menjadi putih semua. Saat disentuh, ternyata bagian ekor masih bergerak. Secepatnya kami masukkan kembali ikan cupang tersebut ke dalam toples yang berisi air. Ikannya masih bergerak tetapi gerakannya tidak selincah biasanya. Dalam toples kami beri sedikit bubuhan garam dan juga daun ketapang kering, dengan harapan ikan ini bisa kembali lincah seperti sedia kala.
Kisah ikan cupang ini mengingatkan pada saya akan bagaimana kasih Tuhan kepada kita. Ada saatnya, mungkin kehidupan kita diberkati Tuhan dengan keluarga yang baik, usaha lancar, karir menanjak, jabatan meningkat. Namun, terkadang kita lupa bahwa semua itu adalah karena kebaikan Tuhan. Terkadang kita malah “melompat” keluar dari kehidupan rohani yang sudah kita bangun bertahun- tahun, untuk kemudian bergaul dengan orang dunia dan mengikuti arus dunia. Keinginan mata, keinginan daging, keangkuhan hidup perlahan menyeret kita makin menjauh dari Tuhan.
Nasihat Firman Tuhan mengingatkan kita dalam Yohanes 15:5, “Akulah pokok anggur dan kamulah ranting-rantingnya. Barangsiapa tinggal di dalam Aku dan Aku di dalam dia, ia berbuah banyak, sebab di luar Aku kamu tidak dapat berbuat apa-apa.” Dengan jelas di bagian akhir ayat ini tercatat “di luar Bapa , kita tidak dapat berbuah apa-apa.”
Kalimat ini mengingatkan kita pada hari ini bahwa kita harus belajar seperti ranting yang selalu menempel pada Sang Bapa sebagai pokok anggur supaya Roh kita dapat” hidup” dan “berbuah.” Ketika hidup kita diberkati, hendaknya kita menjadi saluran berkat bagi orang lain yang membutuhkan. Dan saat hidup kita kekurangan, hendaknya kita tetap mengucap syukur pada Bapa.
Pada saat hidup kita nyaman dan tercukupi, jangan dengan mudahnya melupakan Tuhan dan menomor-duakan Tuhan. Ketika kita dalam kesusahan dan penderitaan, janganlah serta merta langsung mengumpat, marah pada Tuhan bahkan kecewa pada-Nya; bagaikan ikan cupang yang melompat keluar dari air. Hendaklah kita belajar merasa cukup dan senantiasa mengucap syukur atas pimpinan dan pengaturan Tuhan dalam hidup kita.
SAUH BAGI JIWA
“Akulah pokok anggur dan kamulah ranting-rantingnya. Barangsiapa tinggal di dalam Aku dan Aku di dalam dia, ia berbuah banyak, sebab di luar Aku kamu tidak dapat berbuat apa-apa”
(Yohanes 15:5)
“Akulah pokok anggur dan kamulah ranting-rantingnya. Barangsiapa tinggal di dalam Aku dan Aku di dalam dia, ia berbuah banyak, sebab di luar Aku kamu tidak dapat berbuat apa-apa”
(Yohanes 15:5)
Suatu hari suami saya pulang dengan membawa beberapa toples ikan cupang yang beraneka warna. Beberapa hari sekali, air dalam toples harus dibersihkan saat airnya mulai keruh. Ketika air di dalam toples sedang diganti dengan air yang baru, ada satu toples yang airnya terisi lebih banyak dan hampir menyentuh ujung bibir luar dari toples tersebut. Ternyata ada seekor ikan cupang melompat dan jatuh keluar dari toples.
Kami tidak tahu persis sudah berapa lama ikan itu melompat dari toples. Tubuhnya sudah mulai kaku dan matanya menjadi putih semua. Saat disentuh, ternyata bagian ekor masih bergerak. Secepatnya kami masukkan kembali ikan cupang tersebut ke dalam toples yang berisi air. Ikannya masih bergerak tetapi gerakannya tidak selincah biasanya. Dalam toples kami beri sedikit bubuhan garam dan juga daun ketapang kering, dengan harapan ikan ini bisa kembali lincah seperti sedia kala.
Kisah ikan cupang ini mengingatkan pada saya akan bagaimana kasih Tuhan kepada kita. Ada saatnya, mungkin kehidupan kita diberkati Tuhan dengan keluarga yang baik, usaha lancar, karir menanjak, jabatan meningkat. Namun, terkadang kita lupa bahwa semua itu adalah karena kebaikan Tuhan. Terkadang kita malah “melompat” keluar dari kehidupan rohani yang sudah kita bangun bertahun- tahun, untuk kemudian bergaul dengan orang dunia dan mengikuti arus dunia. Keinginan mata, keinginan daging, keangkuhan hidup perlahan menyeret kita makin menjauh dari Tuhan.
Nasihat Firman Tuhan mengingatkan kita dalam Yohanes 15:5, “Akulah pokok anggur dan kamulah ranting-rantingnya. Barangsiapa tinggal di dalam Aku dan Aku di dalam dia, ia berbuah banyak, sebab di luar Aku kamu tidak dapat berbuat apa-apa.” Dengan jelas di bagian akhir ayat ini tercatat “di luar Bapa , kita tidak dapat berbuah apa-apa.”
Kalimat ini mengingatkan kita pada hari ini bahwa kita harus belajar seperti ranting yang selalu menempel pada Sang Bapa sebagai pokok anggur supaya Roh kita dapat” hidup” dan “berbuah.” Ketika hidup kita diberkati, hendaknya kita menjadi saluran berkat bagi orang lain yang membutuhkan. Dan saat hidup kita kekurangan, hendaknya kita tetap mengucap syukur pada Bapa.
Pada saat hidup kita nyaman dan tercukupi, jangan dengan mudahnya melupakan Tuhan dan menomor-duakan Tuhan. Ketika kita dalam kesusahan dan penderitaan, janganlah serta merta langsung mengumpat, marah pada Tuhan bahkan kecewa pada-Nya; bagaikan ikan cupang yang melompat keluar dari air. Hendaklah kita belajar merasa cukup dan senantiasa mengucap syukur atas pimpinan dan pengaturan Tuhan dalam hidup kita.