SAUH BAGI JIWA
“Sesungguhnya, Aku telah memurnikan engkau, namun bukan seperti perak, tetapi Aku telah menguji engkau dalam dapur kesengsaraan.” (Yesaya 48:10)
“Sesungguhnya, Aku telah memurnikan engkau, namun bukan seperti perak, tetapi Aku telah menguji engkau dalam dapur kesengsaraan.” (Yesaya 48:10)
Apakah ada manusia yang hidup di dunia tanpa mengalami kesengsaraan? Terlebih lagi bagi kita, umat yang percaya kepada Tuhan, Tuhan akan menggunakan kesengsaraan untuk menguji kita agar menjadi emas yang murni! Namun, karena kasih kemurahan Tuhan, Ia tidak akan menguji kita seperti perak, karena khawatir kita menderita terlalu lama di dalam dapur kesengsaraan dan tidak tahan terhadap banyaknya sengsara yang membuat kita kehilangan pengharapan dan iman. Jadi, hai anak-anak Tuhan! Janganlah takut terhadap dapur kesengsaraan, karena itu adalah penderitaan yang harus diterima untuk masuk ke dalam pintu Sorga.
Tuhan sungguh tidak akan memilih manusia di dalam dapur pesta pora, kebebasan, kenyamanan, dan kedamaian. Karena tidak akan ada orang yang merespon pemilihan Tuhan dalam keadaan semacam itu. Manusia tidak akan mencari dan mendekat kepada Tuhan ketika hidupnya lancar, segala sesuatu berjalan sesuai keinginan hati, merasa puas dan sukses. Hanya dalam dapur kesengsaraan seperti sakit penyakit, jiwa gundah gulana, tertekan, dan penuh kekhawatiranlah yang membuat manusia mendekat kepada Tuhan.
Jika Tuhan pernah menguji bangsa Israel dengan menggunakan berbagai penderitaan, seperti tekanan dari bangsa kafir, penawanan, hingga kemusnahan negara, maka Tuhan juga akan menggunakan berbagai macam kesukaran untuk menguji kita, agar kita menjadi alat yang berkenan dan dapat dipakai oleh Tuhan. Namun, ujian dari Tuhan masih belum mencapai tahap pengujian semurni perak, Tuhan akan menghentikan pengujian untuk sementara waktu, karena khawatir tingkat kepanasan untuk menguji perak itu akan membuat kita meleleh dan hancur terbakar. Jadi, segala pengujian yang Tuhan berikan kepada kita sesungguhnya dapat kita tahan, maka waspadalah jangan sampai kita kehilangan iman dan bersungut-sungut.
Hai anak-anak Tuhan! janganlah kita takut kepada ujian, karena Tuhan Bapa kita senantiasa menyertai kita. Kesengsaraan juga tidak akan berlangsung lama, asalkan kita bersabar dan menanti, maka pasti akan datang suatu hari yang terang itu. Meskipun terkadang ujian terlalu hebat, namun semua itu tidak akan melampaui kekuatan kita. Tuhan pasti tidak akan meninggalkan kita di saat kita berada dalam pengujian. Kita adalah umat yang telah ditebus oleh darahNya yang mahal, kita sangat berharga tiada taranya. Inilah kemuliaan dan kebahagiaan bagi kita.
Karena tidak untuk selama-lamanya Tuhan mengucilkan. Karena walau Ia mendatangkan susah, Ia juga menyayangi menurut kebesaran kasih setia-Nya. Karena tidak dengan rela hati Ia menindas dan merisaukan anak-anak manusia. (Ratapan 3:31-33)
“TUHAN adalah bagianku,” kata jiwaku, oleh sebab itu aku berharap kepada-Nya. TUHAN adalah baik bagi orang yang berharap kepada-Nya, bagi jiwa yang mencari Dia. Adalah baik menanti dengan diam pertolongan TUHAN. (Ratapan 3:24-26)
Dapur kesengsaraan itu tidaklah menakutkan, yang menakutkan adalah bila kita lupa akan kasih dan kemahakuasaan Tuhan. Dapur kesengsaraan itu tidaklah menakutkan, yang menakutkan adalah bila kita meragukan kemurahan dan kesetiaan Tuhan.