SAUH BAGI JIWA
“Dan barangsiapa yang berseru kepada nama TUHAN akan diselamatkan” (Yoel 2:32)
“Dan barangsiapa yang berseru kepada nama TUHAN akan diselamatkan” (Yoel 2:32)
Para umat kudus terdahulu seringkali berseru kepada nama Tuhan untuk memohon Tuhan memimpin jalan kehidupannya, serta membantu mereka melalui masa-masa kesukaran. Abraham dan Ishak pernah mendirikan mezbah dan mempersembahkan korban untuk berseru kepada nama Tuhan. Ketika Simson ditangkap dan dipenjarakan oleh orang Filistin, serta dibawa ke hadapan banyak orang untuk dipermainkan, dia berseru kepada Tuhan untuk memberikannya kekuatan terakhir dalam hidupnya, ia mendorong kedua tiang rumah itu dan mati bersama-sama orang Filistin untuk membalaskan kedua matanya.
Setelah orang Israel meminta seorang raja, pada saat musim menuai gandum, Samuel berseru kepada Tuhan untuk memberikan guruh dan hujan, agar mereka melihat dan sadar, bahwa sungguh besar kejahatan yang telah mereka lakukan itu di mata TUHAN dengan meminta raja bagi mereka. Elia juga berseru kepada nama Tuhan ketika menyembuhkan anak laki-laki janda Sarfat yang sudah meninggal. Apalagi ketika melakukan perang besar melawan 850 nabi palsu di atas gunung Karmel, terlebih lagi ia berseru kepada Tuhan. Ketika Daud menghitung laskar, ia membangkitkan murka Tuhan sehingga Tuhan mendatangkan penyakit sampar kepada orang Israel dan matilah dari antara bangsa itu tujuh puluh ribu orang. Daud pun mendirikan mezbah, mempersembahkan korban, dan berseru kepada nama Tuhan, barulah Tuhan memerintahkan malaikat untuk menghentikan hukuman itu.
Jika umat kudus zaman dahulu kala yang tidak memiliki Roh Kudus saja tahu untuk berseru kepada nama Tuhan, bagaimana dengan kita yang hidup di masa kini? Kita dapat membaca Alkitab dan juga memiliki Roh Kudus, namun mengapa kita lupa untuk berseru kepada nama Tuhan? Bukankah Tuhan ada di samping kita untuk memimpin dan memelihara kita? Mengapa kita tidak sering berdoa, berseru kepada nama Tuhan, meminta pertolonganNya? Mengapa kita tidak berseru kepada nama Tuhan dan lupa bahwa Tuhan itu bagi kita tempat perlindungan dan kekuatan, sebagai penolong dalam kesesakan sangat terbukti, sebaliknya kita malah mencari kerabat
dan teman untuk menyelesaikan masalah kita? Mengapa kita duduk di rumah memikirkan rancangan dan siasat? Mengapa kita tidak dengan segera menyerahkan segala beban kepada tangan Tuhan?
Ketika para rasul ditangkap dan dipenjara, Petrus dipenuhi Roh Kudus dan berkata kepada mereka, “Dan keselamatan tidak ada di dalam siapa pun juga selain di dalam Dia, sebab di bawah kolong langit ini tidak ada nama lain yang diberikan kepada manusia yang olehnya kita dapat diselamatkan.”” (Kisah Para Rasul 4:12) Ya! Hanya dengan berseru kepada nama Tuhan barulah dapat memperoleh keselamatan. Baik kemarin, hari ini, maupun kelak, hendaknya kita senantiasa ingat bahwa dalam segala hal harus berseru dan berserah kepada Tuhan, barulah kita dapat diselamatkan.
“Aku berseru kepada-Mu, karena Engkau menjawab aku, ya Allah; sendengkanlah telinga-Mu kepadaku, dengarkanlah perkataanku.” (Mazmur 17:6). “Ketika aku dalam kesesakan, aku berseru kepada TUHAN, kepada Allahku aku berteriak minta tolong. Ia mendengar suaraku dari bait-Nya, teriakku minta tolong kepada-Nya sampai ke telinga-Nya.” (Mazmur 18:6). Oh Tuhan! Mohon jangan lupakan aku, aku berseru kepadaMu di dalam kesesakan!