SAUH BAGI JIWA
“Panas hati kejam dan murka melanda, tetapi siapa dapat tahan terhadap cemburu?” (Amsal 27:4)
“Panas hati kejam dan murka melanda, tetapi siapa dapat tahan terhadap cemburu?” (Amsal 27:4)
Cemburu, iri hati, bila emosi jahat ini tidak dilawan dan dihilangkan dengan bersandar kepada Roh Kudus, ia akan berkembang menjadi tindakan yang mencelakakan orang lain dan melukai diri sendiri. Orang yang cemburu tidak akan duduk diam memendam perasaannya ini di dalam lubuk hati, ia akan menyembul dengan menimbulkan berbagai rancangan untuk mencelakai orang yang dicemburui.
Alkitab menceritakan tentang Saul yang cemburu kepada orang yang berjasa bagi dia, Daud. Sebenarnya Daudlah yang membantu dia membunuh raksasa Goliat, Daud adalah pahlawan dan hamba dia yang setia, tetapi Saul dengan licik menyuruh Daud menukarkan 100 nyawa orang Filistin dengan anak perempuannya sebagai istri Daud, dengan maksud agar Daud terbunuh oleh orang Filistin.
Di hari-hari selanjutnya, Saul terus-terus tidak dapat tidur tenang, setiap hari berpikir dan berupaya untuk membunuh Daud, maka Daud terpaksa melarikan diri, bila Daud bersembunyi di gua, dia kejar ke gua, bila Daud lari ke padang gurun, dia kejar ke padang gurun, Saul sama sekali lupa sewaktu Allah mengangkat dia menjadi raja adalah agar dia menyelamatkan bangsa Israel dari tangan orang Filistin, bukanlah setiap hari hanya memikirkan bagaimana membasmi Daud, dia merasa selama Daud masih hidup, kedudukan raja dia selalu terancam.
Kenyataan adalah sebaliknya, Daudlah yang membantu dia melawan orang Filistin sehingga kedudukan Saul sebagai raja tetap aman. Sayangnya Saul dikuasai perasaan cemburu sehingga tidak dapat menerima anak buahnya yang kompeten, unggul dan setia itu, dia menjadi banyak curiga dan berpikiran jahat pada Daud. Saul beranggapan, rencana jahatnya dapat mempertahankan singgasananya, tidak tahunya justru sebaliknya yang terjadi, kecemburuannya itulah yang membuat dia kehilangan kedudukan rajanya.
Hari ini demikian juga berlaku di rumah Allah, ada saja orang yang seperti Saul iri pada orang lain yang kompeten. Mereka tidak dapat menerima orang lain yang lebih mengasihi Tuhan dan yang lebih bertalenta dari pada mereka, mereka selalu berusaha menyingkirkan orang yang rohaninya dan kompetensinya lebih baik dari mereka. Bila ada orang yang lebih baik dari mereka, mereka akan menciptakan berbagai fitnah bahkan tindakan keji untuk menyingkirkannya. Coba kita pikirkan, bagaimana Allah bisa berkenan kepada orang seperti ini? Bagaimana Injil bisa tersebar dengan adanya orang seperti ini?
Amarah adalah emosi yang kejam yang menakutkan, ia laksana ombak dahsyat yang dapat menghancurkan segalanya. Tetapi iri hati adalah emosi yang lebih menakutkan lagi, ia tersimpan dalam di dalam hati manusia, mencelakakan orang lain dan melukai diri sendiri, ia mempunyai daya rusak yang luar biasa, mendatangkan ke dalam gereja segala percideraan, perseteruan, penderitaan, perpecahan, kegelapan yang tak tertahankan.
Hai anak-anak Allah, hendaklah waspada jangan menjadi hamba cemburu, jangan dikuasai dan diperalat olehnya. Jangan merasa senang karena tidak ada orang yang mengetahuinya. “Sebab tidak ada sesuatu yang tersembunyi yang tidak akan dinyatakan, dan tidak ada sesuatu yang rahasia yang tidak akan diketahui dan diumumkan.” (Lukas 8:17)
“Seeing is Believing…” by Fred Veenkamp is licensed under CC BY-SA
“Winter Grass” by Anne Worner is licensed under CC BY-SA