SAUH BAGI JIWA
“Seorangpun tidak akan dapat bertahan menghadapi engkau seumur hidupmu; seperti Aku menyertai Musa, demikianlah Aku akan menyertai engkau; Aku tidak akan membiarkan engkau dan tidak akan meninggalkan engkau.
“Seorangpun tidak akan dapat bertahan menghadapi engkau seumur hidupmu; seperti Aku menyertai Musa, demikianlah Aku akan menyertai engkau; Aku tidak akan membiarkan engkau dan tidak akan meninggalkan engkau.
Jika kita diminta untuk menyebutkan beberapa nama tokoh besar di dalam Alkitab, mungkin yang pertama kali terlintas dalam pikiran adalah nama-nama seperti Abraham, Musa, Yusuf, Nuh, Ayub, dan Paulus. Nama-nama mereka seringkali dipakai sebagai teladan iman bagi umat Kristen. Memang, tidak dapat disangkal bahwa mereka merupakan tokoh-tokoh iman yang luar biasa. Namun, baru-baru ini ketika saya mulai membaca kembali kitab Yosua, saya merasa bahwa Yosua ini juga luar biasa. Menurut saya, dia dapat disejajarkan dengan tokoh-tokoh besar yang telah saya sebutkan sebelumnya, baik dalam hal iman, ketaatan, keteguhan hati, maupun keberanian. Kita tahu bahwa Yosua-lah yang telah memimpin orang Israel untuk menaklukkan bangsa-bangsa yang ada di seberang sungai Yordan, merobohkan benteng Yerikho yang kuat, dan pada akhirnya menduduki tanah Kanaan. Semua itu bukanlah hal yang mudah untuk dilakukan! Hanya oleh penyertaan Tuhan-lah, Yosua mampu melakukannya.
Memang, Tuhan sungguh menyertai Yosua sehingga pengalaman mujizat Tuhan melalui Musa, seperti halnya Laut Teberau yang terbelah, juga dialami oleh Yosua ketika dia membawa orang Israel menyeberang sungai Yordan. Hal ini sangat penting, karena melalui mujizat terbelahnya sungai Yordan ini, orang Israel dapat melihat bagaimana penyertaan Tuhan atas Yosua, sama seperti Dia menyertai Musa. Dengan demikian, Yosua memperoleh kepercayaan untuk memimpin mereka masuk ke tanah Kanaan. Mujizat tersebut juga sekaligus meneguhkan iman mereka karena mereka dapat menyaksikan sendiri kebesaran Allah mereka. Penyertaan Allah juga membuat Yosua menjadi kuat dan berani untuk menghadapi musuh-musuhnya.
Mungkin kita bertanya-tanya, mengapa dari sekian banyak orang Israel, Yosua-lah yang dipilih Tuhan untuk memimpin bangsa itu dan mengapa penyertaan Tuhan begitu luar biasa atasnya? Semua itu tidak terlepas dari iman yang telah ditunjukkannya sejak masa mudanya. Ketika dia diutus bersama Kaleb untuk mengintai negeri Kanaan, walaupun dia tahu bahwa bangsa-bangsa yang menduduki tanah Kanaan itu merupakan bangsa yang kuat dan sulit untuk ditaklukkan, dia tetap yakin bahwa Allah-nya lebih besar. Mengapa dia dapat memiliki keyakinan seperti itu mengenai Tuhan? Jika kita membaca peristiwa sebelumnya, kita tahu bahwa imannya itu diperoleh melalui pengalaman pribadinya. Sebagai abdi Musa selama bertahun-tahun, tentu dia telah banyak mengalami mujizat dan melihat sendiri keperkasaan tangan Allah yang kuat menolong mereka. Pengalaman-pengalaman tersebut telah terpatri di dalam hatinya, membuat dia percaya sepenuhnya kepada Tuhan. Dia yakin bahwa, asalkan Tuhan beserta dengannya, dia dapat melakukan apapun.
Oleh karena itu, jika kita ingin berhasil dalam apa yang kita lakukan, kita harus memohon penyertaan Tuhan dalam hidup kita. Namun, Tuhan hanya akan menyertai orang-orang yang berkenan kepada-Nya, yaitu mereka yang percaya dan taat kepada-Nya. Marilah kita berusaha untuk meningkatkan iman kepercayaan kita kepada Tuhan melalui doa, pembacaan firman, ibadah, dan komitmen untuk melakukan firman-Nya. Kiranya Tuhan berkenan akan segala usaha kita itu dan menyertai kita sepanjang umur hidup kita.