SAUH BAGI JIWA
“Karena itu Aku berkata kepadamu: apa saja yang kamu minta dan doakan, percayalah bahwa kamu telah menerimanya, maka hal itu akan diberikan kepadamu.” (Markus 11:24)
“Karena itu Aku berkata kepadamu: apa saja yang kamu minta dan doakan, percayalah bahwa kamu telah menerimanya, maka hal itu akan diberikan kepadamu.” (Markus 11:24)
Ini adalah janji Allah yang begitu berharga bagi anak-anak-Nya! Saya hampir-hampir tidak berani percaya akan janji ini, yaitu apa saja yang kita minta dalam doa, asalkan percaya Allah akan memberikannya, maka kita pasti akan diberikan.
Ya, karena ini yang difirmankan Allah, marilah kita percaya saja! Asalkan yang kita minta bukanlah yang salah atau berupa pemaksaan, maka tidak ada alasan Allah tidak memberikannya karena ini adalah janji-Nya sendiri.
Herodes adalah raja yang jahat, tetapi dia tetap menepati janjinya termasuk kepada anak perempuan istrinya, Herodias, dia bersumpah ‘akan memberikan kepadanya apa saja yang dimintanya’, karena itu dia menyuruh orang memenggal kepala Yohanes Pembaptis. Raja Darius yang menghormati dan mengandalkan Daniel, terjebak ke dalam muslihat bawahannya sehingga mengeluarkan perintah larangan yang tidak dapat dicabut, terpaksa melemparkan Daniel ke dalam gua singa. Allah kita adalah Raja segala raja, Tuhan segala tuhan, bagaimana mungkin Ia mengingkari janji yang Ia berikan kepada anak-anak-Nya?
Jadi sewaktu kita mempersembahkan doa kita, namun permohonan kita tidak juga dikabulkan, dan kita sudah memeriksa permohonan kita bukanlah sesuatu yang salah atau yang dipaksakan, kita juga telah introspeksi dan yakin tidak melakukan dosa yang dibenci Allah, maka tidak terkabulkannya permohonan kita kemungkinan adalah karena waktunya belum tiba, atau permohonan kita tidak sesuai dengan kehendak Allah, jika tidak demikian, tidak ada alasan Allah tidak mengabulkannya. Kalau demikian tidak dikabulkannya doa kita tidak lain adalah masalah kurangnya iman kita.
Jangan anggap firman pada ayat di atas: ‘percayalah bahwa kamu telah menerimanya’ adalah sesuatu yang mudah, sesungguhnya hal ini menuntut iman yang murni, tanpanya sulit sekali kita bisa percaya sedemikian hebat. Misalkan anda sedang mendoakan seorang saudara seiman yang sedang sekarat, bila dalam doa anda terus berpikir saudara itu sakit demikian berat, apa mungkin dapat disembuhkan, maka anda tidak akan bisa percaya saudara itu akan sembuh karena doamu. Dan dengan berdoa yang penuh keraguan ini, bagaimana anda bisa percaya ‘telah menerimanya’, dengan demikian anda tidak akan menerima apa yang mintakan itu. Jadi bila kita mau sungguh-sungguh berdoa untuk orang lain, kita harus belajar menguatkan iman kita! Kalau tidak, akan tidak menghasilkan apa-apa.
Tuhan berfirman: “Tetapi tanpa iman tidak mungkin orang berkenan kepada Allah. Sebab barangsiapa berpaling kepada Allah, ia harus percaya bahwa Allah ada, dan bahwa Allah memberi upah kepada orang yang sungguh-sungguh mencari Dia.” (Ibrani 11:6), yang dituntut Allah kepada kita adalah iman yang polos, yang tidak terpengaruh oleh kesulitan apapun yang dihadapi, melainkan iman yang menantikan pertolongan Allah, tidak terpengaruh oleh apa yang dipikirkan orang lain, melainkan bagaimana kita percaya oleh iman.
‘Tidak percaya’ atau ‘kurang beriman’ adalah penyakit rohani yang sangat serius namun sering kita abaikan. Doa permohonan kita bila terselip sedikit saja keraguan, mungkin akan tidak dikabulkan Allah. Marilah kita memperbaiki kelemahan rohani yang serius ini yaitu ‘kurang beriman’.
“Seeing is Believing…” by Fred Veenkamp is licensed under CC BY-SA
“Winter Grass” by Anne Worner is licensed under CC BY-SA
“Seeing is Believing…” by Fred Veenkamp is licensed under CC BY-SA
“Purple rumped Sunbird” by pointn’click is licensed under CC BY