SAUH BAGI JIWA
“Tetapi jawab Tuhan kepadaku: “Cukuplah kasih karunia-Ku bagimu, sebab justru dalam kelemahanlah kuasa-Ku menjadi sempurna.” Sebab itu terlebih suka aku bermegah atas kelemahanku, supaya kuasa Kristus turun menaungi aku.”
(2 Korintus 12:9)
“Tetapi jawab Tuhan kepadaku: “Cukuplah kasih karunia-Ku bagimu, sebab justru dalam kelemahanlah kuasa-Ku menjadi sempurna.” Sebab itu terlebih suka aku bermegah atas kelemahanku, supaya kuasa Kristus turun menaungi aku.”
(2 Korintus 12:9)
Sekitar 13 tahun yang lalu saya mengalami sakit yang agak berat. Awalnya saya hanya diare parah. Setiap kali saya makan atau minum, walaupun hanya sedikit, saya akan diare. Saya hampir-hampir tidak bisa tidur atau istirahat selama beberapa hari. Obat diare yang biasa saya minum dan obat yang diberikan dokter yang praktek di sekitar rumah tidak berkhasiat. Akhirnya saya pergi ke dokter lain. Setelah minum obat yang diresepkan dokter tersebut, diare saya memang berhenti., tetapi muncul masalah baru. Mungkin karena obatnya terlalu keras atau mungkin sebab lainnya, saya jadi sulit untuk buang air kecil. Hanya bisa keluar setetes demi setetes. Perut dan kaki saya membengkak karena banyak air. Saya merasa sangat kesakitan. Untuk mengeluarkan air dari tubuh saya, dokter memasang kateter untuk sementara. Ketika pertama kali kateter dipasang, yang keluar adalah air bercampur darah. Puji Tuhan, saya tidak terlambat memasang kateter, sebab menurut dokter itu bisa merusak ginjal.
Masalah tidak berhenti sampai di sini.Saya masih belum bisa buang air kecil secara normal, tanpa kateter. Dari USG tampak ada penyumbatan di saluran ginjal. Dokter menyarankan dan memang merupakan satu-satunya cara adalah dengan memasang selang di saluran ginjal saya. Selang tersebut harus diganti secara periodik, yaitu sekitar sepuluh tahunan sekali. Mendengar itu, merasa agak takut dan kuatir juga, karena itu berarti saya harus berulang kali melakukan operasi seumur hidup saya. Saya mencoba mencari second opinion, namun dokter lain juga memberikan jawaban yang sama.
Akhirnya, ada seorang dokter yang memiliki cara yang berbeda. Dia juga berkata akan memasang selang di saluran ginjal saya, namun hanya untuk sementara, sekitar 1 bulan. Saya pikir ini merupakan jalan yang Tuhan berikan untuk saya, sehingga saya mau melakukannya. Satu bulan kemudian, selang diangkat, dan puji Tuhan, saya sudah bisa buang air kecil!
Kondisi saya memang tidak kembali seperti semula, bahkan sampai sekarang. Namun, saya tetap bersyukur. Sejak kecil saya sering mengalami masa-masa sulit dan Tuhan-lah yang selalu menolong saya. Jadi bagi saya, Tuhan itu sangat baik. Apapun yang terjadi, Tuhan selalu yang terbaik. Itulah gambaran dan pikiran saya tentang Tuhan Yesus. Saya sangat bersyukur ada Tuhan dalam hidup saya. Saya juga yakin, jika Tuhan menyertai, sesulit apapun hidup saya, saya pasti bisa mengatasinya. Jadi ketika Tuhan memberikan saya jalan, dengan tidak perlu pakai selang seumur hidup, saya sangat bersyukur. Bagi saya itu saja sudah cukup.
Ketika melihat atau mendengar ada saudara-saudari yang masih bergumul dengan penyakit atau masalah, terutama yang sudah berlangsung relatif lama, saya berdoa dan berharap agar mereka bisa lebih bersabar menantikan pertolongan Tuhan. Entah kita mendapatkan kelepasan ataupun tidak, yang terpenting kita tetap beriman kepada-Nya. Percayalah bahwa rancangan-Nya atas kita selalu baik. Jika kita senantiasa taat dan setia, Tuhan pasti akan menyertai dan memampukan kita untuk menghadapi semua. Sebab Tuhan telah berjanji untuk tidak membiarkan kita dicobai melampaui kekuatan kita. Dia pasti akan memberikan jalan keluar yang baik, walaupun mungkin tidak selalu sesuai dengan keinginan kita.
SAUH BAGI JIWA
“Tetapi jawab Tuhan kepadaku: “Cukuplah kasih karunia-Ku bagimu, sebab justru dalam kelemahanlah kuasa-Ku menjadi sempurna.” Sebab itu terlebih suka aku bermegah atas kelemahanku, supaya kuasa Kristus turun menaungi aku.”
(2 Korintus 12:9)
“Tetapi jawab Tuhan kepadaku: “Cukuplah kasih karunia-Ku bagimu, sebab justru dalam kelemahanlah kuasa-Ku menjadi sempurna.” Sebab itu terlebih suka aku bermegah atas kelemahanku, supaya kuasa Kristus turun menaungi aku.”
(2 Korintus 12:9)
Sekitar 13 tahun yang lalu saya mengalami sakit yang agak berat. Awalnya saya hanya diare parah. Setiap kali saya makan atau minum, walaupun hanya sedikit, saya akan diare. Saya hampir-hampir tidak bisa tidur atau istirahat selama beberapa hari. Obat diare yang biasa saya minum dan obat yang diberikan dokter yang praktek di sekitar rumah tidak berkhasiat. Akhirnya saya pergi ke dokter lain. Setelah minum obat yang diresepkan dokter tersebut, diare saya memang berhenti., tetapi muncul masalah baru. Mungkin karena obatnya terlalu keras atau mungkin sebab lainnya, saya jadi sulit untuk buang air kecil. Hanya bisa keluar setetes demi setetes. Perut dan kaki saya membengkak karena banyak air. Saya merasa sangat kesakitan. Untuk mengeluarkan air dari tubuh saya, dokter memasang kateter untuk sementara. Ketika pertama kali kateter dipasang, yang keluar adalah air bercampur darah. Puji Tuhan, saya tidak terlambat memasang kateter, sebab menurut dokter itu bisa merusak ginjal.
Masalah tidak berhenti sampai di sini.Saya masih belum bisa buang air kecil secara normal, tanpa kateter. Dari USG tampak ada penyumbatan di saluran ginjal. Dokter menyarankan dan memang merupakan satu-satunya cara adalah dengan memasang selang di saluran ginjal saya. Selang tersebut harus diganti secara periodik, yaitu sekitar sepuluh tahunan sekali. Mendengar itu, merasa agak takut dan kuatir juga, karena itu berarti saya harus berulang kali melakukan operasi seumur hidup saya. Saya mencoba mencari second opinion, namun dokter lain juga memberikan jawaban yang sama.
Akhirnya, ada seorang dokter yang memiliki cara yang berbeda. Dia juga berkata akan memasang selang di saluran ginjal saya, namun hanya untuk sementara, sekitar 1 bulan. Saya pikir ini merupakan jalan yang Tuhan berikan untuk saya, sehingga saya mau melakukannya. Satu bulan kemudian, selang diangkat, dan puji Tuhan, saya sudah bisa buang air kecil!
Kondisi saya memang tidak kembali seperti semula, bahkan sampai sekarang. Namun, saya tetap bersyukur. Sejak kecil saya sering mengalami masa-masa sulit dan Tuhan-lah yang selalu menolong saya. Jadi bagi saya, Tuhan itu sangat baik. Apapun yang terjadi, Tuhan selalu yang terbaik. Itulah gambaran dan pikiran saya tentang Tuhan Yesus. Saya sangat bersyukur ada Tuhan dalam hidup saya. Saya juga yakin, jika Tuhan menyertai, sesulit apapun hidup saya, saya pasti bisa mengatasinya. Jadi ketika Tuhan memberikan saya jalan, dengan tidak perlu pakai selang seumur hidup, saya sangat bersyukur. Bagi saya itu saja sudah cukup.
Ketika melihat atau mendengar ada saudara-saudari yang masih bergumul dengan penyakit atau masalah, terutama yang sudah berlangsung relatif lama, saya berdoa dan berharap agar mereka bisa lebih bersabar menantikan pertolongan Tuhan. Entah kita mendapatkan kelepasan ataupun tidak, yang terpenting kita tetap beriman kepada-Nya. Percayalah bahwa rancangan-Nya atas kita selalu baik. Jika kita senantiasa taat dan setia, Tuhan pasti akan menyertai dan memampukan kita untuk menghadapi semua. Sebab Tuhan telah berjanji untuk tidak membiarkan kita dicobai melampaui kekuatan kita. Dia pasti akan memberikan jalan keluar yang baik, walaupun mungkin tidak selalu sesuai dengan keinginan kita.