SAUH BAGI JIWA
“Selanjutnya kata Malaikat TUHAN itu kepadanya: “Engkau mengandung dan akan melahirkan seorang anak laki-laki dan akan menamainya Ismael, sebab TUHAN telah mendengar tentang penindasan atasmu itu.” (Kejadian 16:11)
“Selanjutnya kata Malaikat TUHAN itu kepadanya: “Engkau mengandung dan akan melahirkan seorang anak laki-laki dan akan menamainya Ismael, sebab TUHAN telah mendengar tentang penindasan atasmu itu.” (Kejadian 16:11)
‘Ismael’ artinya ‘Tuhan mendengar’.
Banyak orang tahu bahwa Abraham menuruti saran Sarah mengambil Hagar dan menghampirinya, lahirlah Ismael. Namun sedikit saja orang yang tahu arti dari ‘Ismael’ adalah ‘Tuhan mendengar’, di dalamnya mengandung makna rohani yang baik.
Mengapa Allah mau mendengar keluhan Hagar? Karena sewaktu dia mengandung, dia memandang rendah akan nyonyanya, Sarah, sehingga dia ditindas oleh Sarah dan terpaksa melarikan diri. Allah lalu mengutus malaikat menyuruh dia kembali kepada nyonyanya, dan berjanji akan memberi dia seorang anak laki-laki yang akan melahirkan keturunan yang tak terhitung banyaknya. Hagar sangat terharu oleh kejadian itu lalu menamakan Allah sebagai ‘El-Roi’, yang berarti ‘Tuhan telah melihat atau memperhatikan’.
Bagi Hagar, ini adalah suatu pengalaman yang sangat mengherankan dan mengharukan! Allah Israel justru mau mendengar kesusahan perempuan Mesir ini dan berkenan memberkatinya, dan memberi nama anaknya ‘Ismael’ yang berarti ‘Tuhan mendengar’.
Kemudian terjadilah Sarah sendiri melahirkan seorang anak laki-laki, Sarah kemudian menyuruh Abraham mengusir Hagar dan Ismael. Terpaksalah mereka keluar dan mengembara, Ismael menjadi seorang anak yang tidak punya ayah, bisa kita bayangkan betapa kecewa dan susahnya Ismael yang berusia 14 tahun itu, dia yang sangat mengasihi ayahnya dalam satu malam dipisahkan oleh garis pemisah membuat dia sama sekali tidak ada bagian dari harta kekayaan ayahnya. Kita tidak bisa bayangkan bagaimana perasaannya waktu itu karena perpisahan dan kehilangan itu. Sejak saat itu, di dalam hatinya tertanam benci dan dendam yang berlanjut terus kepada keturunannya.
Sejak dia diusir keluar dari rumah, Ismael hanya dapat memendam rindunya kepada ayahnya, dia kemudian memang bertemu sekali lagi dengan ayahnya adalah pada waktu acara pemakaman ayahnya. Dia hanya mendapat kesempatan sekali lagi melihat wajah ayahnya, tetapi tidak pernah mendengar panggilan ayahnya kepadanya, anakku. Dalam suasana sedih ini, di depan kubur ayahnya, Ismael bertemu dengan adiknya Ishak, hatinya ambrol oleh campur aduk perasaan kasih sayang dan dendam. Gambaran keadaan lama terbayang namun orang-orangnya sudah berubah, dia hanya bisa menghela nafas panjang gundah gulana!
Katanya dalam agama timur tengah ada 99 sebutan berbeda terhadap ‘Allah’, tetapi tidak ada yang mengandung arti ‘ayah’ dan ‘kasih’, saya kira ini disebabkan karena warisan ingatan kehilangan ayah dari Ismael semasa remajanya tidak pernah hilang seumur hidupnya. Ismael kemudian hidup di daerah padang gurun, bertumbuh menjadi seorang yang mahir memanah dengan tubuh kekar, tetapi di dalam lubuk hatinya tetap terpendam perasaan gundah ‘tidak punya ayah’ dan ‘tidak mendapatkan kasih’. Kerinduan sangat kuat akan kasih sayang ayah bukan saja mempengaruhi pribadi dia, bahkan berkelanjutan sampai pada keturunan dia hari ini.
Keturunan Ishak dan keturunan Ismael terus menerus hidup dalam permusuhan dan pembantaian hingga hari ini, jauh sekali dari maksud semula Allah yang penuh kasih sayang sewaktu mendengar keluhan Hagar. Sama-sama adalah keturunan Abraham, mengapa sekarang saling mendesak? Kiranya mereka dapat segera membuang perasaan permusuhan, segera dapat saling menerima dan saling mengasihi.