SAUH BAGI JIWA
“Kata Esau: Bukankah tepat namanya Yakub, karena ia telah dua kali menipu aku. Hak kesulunganku telah dirampasnya, dan sekarang dirampasnya pula berkat yang untukku.” (Kejadian 27:36)
“Kata Esau: Bukankah tepat namanya Yakub, karena ia telah dua kali menipu aku. Hak kesulunganku telah dirampasnya, dan sekarang dirampasnya pula berkat yang untukku.” (Kejadian 27:36)
Menipu atau berbohong ada konsekuensinya, ada upahnya. Seorang menipu orang lain, maka Allah akan membuat dia tertipu oleh orang yang lebih hebat dari dia.
Yakub itu cerdik, dia tahu betul sifat Esau yang sembrono, maka sewaktu Esau pulang dari berburu dalam keadaan haus dan lapar, Yakub menipu hak kesulungan Esau dengan semangkok masakan kacang merah. Kemudian Yakub lebih lanjut mengikuti muslihat ibunya menipu ayahnya sehingga mendapatkan berkat anak sulung dari ayahnya.
Yakub akhirnya terpaksa melarikan diri agar terhindar pembalasan dari abangnya yang dendam kepadanya, dia meninggalkan orang tuanya dan menumpang di rumah pamannya Laban. Tak dia sangka, kelicikan Laban lebih hebat dari dia! Untuk mendapatkan Rahel, Yakub harus bekerja selama 14 tahun pada Laban. Untuk mendapatkan kawanan ternak bagi diri sendiri, dia harus tambah lagi bekerja selama 6 tahun. Selama 20 tahun itu, Laban sepuluh kali mengubah upahnya. Hidup Yakub bolak balik ditipu oleh Laban tentulah menyesakkan, tetapi semuanya itu tidak lepas dari ulahnya sendiri!
Dahulu Yakub mengandalkan kecerdikannya berhasil menipu abang dan ayahnya, sekarang terbalik dia ditipu oleh pamannya yang ternyata lebih berperhitungan dan lebih lihai. Benarlah di atas gunung ada gunung, di atas orang cerdik ada yang lebih cerdik lagi. Ini adalah upah dari menipu, bagaimana dahulu Yakub menipu orang, sekarang Allah mengijinkan orang lain menipu dia sebagai pembalasan.
Upah yang Yakub terima akibat menipu tidak berhenti di situ saja. Yakub kemudian karena pilih kasih menyebabkan sepuluh anaknya menjual anak kesayangannya, Yusuf, menjadi budak, mereka menyamarkan perbuatan mereka dengan mencelupkan jubah maha indah yang dipakai Yusuf ke dalam darah kambing yang mereka sembelih, lalu menyuruh orang membawanya kepada ayahnya, mereka menipu ayahnya mengatakan Yusuf sudah mati dimakan binatang buas. Yakub kemudian harus hidup selama 22 tahun dalam kesedihan, hanyalah oleh kasih karunia Allah dia kemudian dapat kembali berjumpa dengan Yusuf di Mesir.
Upah menipu itu sangat mahal, maka sebagai anak-anak Allah, kita sama sekali tidak boleh menipu orang. Bila dahulu Yakub tidak memakai tipuan terhadap abang dan ayahnya, dia akan mendapatkan berkat dari Allah dan tidak perlu melarikan diri merantau ke tempat jauh meninggalkan orang tuanya, dia tidak perlu berada di rumah pamannya hidup tertipu menderita sangat lama. Dia pun kemudian tidak akan ditipu oleh 10 anaknya yang menjual anak kesayangannya Yusuf.
Walaupun Esau yang memandang rendah kesulungannya, suatu kesalahan dan kebodohan, tetapi Yakub dengan menipu ingin mendapatkan berkat ini sangat tidak berkenan kepada Allah. Setiap orang harus menanggung konsekuensi, membayar harga atas setiap perbuatannya, tidak terkecuali umat pilihan Allah!