SAUH BAGI JIWA
“Apabila melintasi lembah Baka, mereka membuatnya menjadi tempat yang bermata air; bahkan hujan pada awal musim menyelubunginya dengan berkat.” (Mazmur 84:7)
“Apabila melintasi lembah Baka, mereka membuatnya menjadi tempat yang bermata air; bahkan hujan pada awal musim menyelubunginya dengan berkat.” (Mazmur 84:7)
Lembah Baka artinya ‘lembah air mata’, suatu tempat yang tidak menyenangkan hati. Lembah ini tidak menarik dan tidak disukai orang, namun Allah yang Pengasih justru sering membawa anak-anak yang Ia kasihi masuk ke dalam lembah ini. Karena Allah tahu, hanyalah bila seorang melintasi lembah Baka ini, dapat mengalami doa yang indah, permohonan yang bersukacita, sandaran yang kokoh, dan penantian yang yakin.
Bila engkau belum pernah melewati lembah Baka berupa sakit penyakit, bagaimana engkau dapat menyelami penderitaan orang sakit berat untuk menarik nafas, untuk menelan sesuap nasi, untuk melangkah maju setapak, bahkan keputus-asaan sehingga menolak terapi medis? Hanyalah setelah melintasi lembah Baka penyakit kita dapat mengerti penderitaan orang sakit, dapat mengerti betapa kesehatan adalah kasih karunia Allah yang sangat besar.
Jika engkau tidak pernah melintasi lembah Baka kemiskinan, bagaimana engkau dapat menyelami penderitaan orang miskin yang setiap hari defisit keuangan, setiap hari diejek orang, semuanya menghimpit dia sehingga tidak dapat mengangkat kepala, hanya bisa telan bulat-bulat semua kesusahan yang menerpa. Hanyalah setelah melintasi lembah Baka kemiskinan kita dapat mengerti pentingnya empati, mengerti jadilah orang yang siap membantu orang-orang yang susah.
Bila engkau belum pernah melewati lembah Baka kekecewaan, bagaimana engkau dapat menyelami perasaan orang yang sedih hati tidak mau dihibur, yang jiwanya terbelenggu, yang pikirannya dikuasai oleh ketakutan dan kekacauan. Hanyalah setelah melintasi lembah Baka kerisauan kita mengerti tidak ada kesedihan yang lebih besar dari pada semangat yang mati, mengerti perlunya ada belas kasihan untuk membantu orang keluar dari kesedihan masuk ke dalam sukacita.
“Sengsaraku Engkaulah yang menghitung-hitung, air mataku Kautaruh ke dalam kirbat-Mu. Bukankah semuanya telah Kaudaftarkan?” (Mazmur 56:9) Ya TUHAN, hitunglah air mataku, taruhlah ke dalam kirbat-Mu, janganlah membuat kami percuma melintasi lembah Baka, bantulah kami menyelesaikan pelajaran yang Kau siapkan buat kami.
Kiranya lembah Baka diterangi oleh kemuliaan-Mu sehingga menjadi tempat yang bermata air, kiranya hujan musim awal menyelubunginya dengan berkat. Kiranya di tempat yang bermata air ini Engkau menghapus air mata kami, karena Engkau berfirman: “Dan Ia akan menghapus segala air mata dari mata mereka, dan maut tidak akan ada lagi; tidak akan ada lagi perkabungan, atau ratap tangis, atau dukacita, sebab segala sesuatu yang lama itu telah berlalu.” (Wahyu 21:4)