SAUH BAGI JIWA
“Saudara-saudaraku, anggaplah sebagai suatu kebahagiaan, apabila kamu jatuh ke dalam berbagai-bagai pencobaan, sebab kamu tahu, bahwa ujian terhadap imanmu itu menghasilkan ketekunan. Dan biarkanlah ketekunan itu memperoleh buah yang matang, supaya kamu menjadi sempurna dan utuh dan tak kekurangan suatu apapun.” (Yak. 1:2-4)
“Saudara-saudaraku, anggaplah sebagai suatu kebahagiaan, apabila kamu jatuh ke dalam berbagai-bagai pencobaan, sebab kamu tahu, bahwa ujian terhadap imanmu itu menghasilkan ketekunan. Dan biarkanlah ketekunan itu memperoleh buah yang matang, supaya kamu menjadi sempurna dan utuh dan tak kekurangan suatu apapun.” (Yak. 1:2-4)
‘Air mata biru’, atau ‘Blue Tears’, adalah pemandangan yang menakjubkan di beberapa pulau seperti pulau Macu di Taiwan. Saya belum pernah menyaksikannya secara langsung, namun dari foto-foto yang dibagikan oleh teman-teman, saya dapat melihat gemerlap sinar biru berpijar yang misterius di air laut. Setiap foto itu diambil selalu pada malam hari yang gelap di mana hanya ada kelap kelip bintang di angkasa. Jadi bila tidak ada malam gelap, orang tidak akan dapat melihat air mata biru itu.
Rupanya cahaya air mata biru hanya akan tampak jelas di malam yang gelap gulita. Pengunjung yang ingin melihat air mata biru harus menempuh perjalanan di dalam kegelapan, pergi ke pantai yang paling gelap, untuk menyaksikan dan memotret pemandangan yang menakjubkan itu.
Kesengsaraan dan pencobaan laksana air mata biru di dalam kegelapan itu, mendatangkan kebaikan tertentu buat kita. Air mata biru hanya akan ada pada malam yang gelap, demikian juga iman yang teguh hanya akan dihasilkan oleh pemurnian oleh kesengsaraan.
Hai anak-anak Allah! Anggaplah sebagai suatu kebahagiaan, apabila kamu jatuh ke dalam berbagai-bagai pencobaan. Karena pencobaan itu bagai malam yang gelap menampilkan bintang-bintang di langit, dan air mata biru pantai.
Tanpa malam gelap yang tenang, bagaimana ada gemerlap bintang-bintang di langit? Matahari yang bersinar di siang hari memang menghangatkan, tetapi akan menutup cahaya bintang-bintang. Tanpa malam yang gelap, bagaimana akan terlihat sinar aurora borealis yang luas dan menari-nari penuh gaya? Terang siang hari memang menyenangkan, tetapi ia juga menyembunyikan sinar aurora yang bersebaran itu. Tanpa malam yang gelap dan sunyi, bagaimana bisa terlihat cahaya kunang-kunang yang berterbangan meninggalkan jejak di udara? Cahaya matahari yang menyilaukan pasti menutupi cahaya keemasan menakjubkan mereka.
Jadi, tanpa gelapnya malam, kita tidak akan menyaksikan banyak keajaiban alam. Tanpa pencobaan yang menyakitkan, tidak akan terbentuk rohani yang liat. Karena itu bagaimana kita boleh mengeluh kepada Tuhan atas ujian yang Dia kenakan kepada kita?
Tuhan menguji iman kita, ujian terhadap iman itu menghasilkan ketekunan. Dan biarkanlah ketekunan itu memperoleh buah yang matang, supaya kita menjadi sempurna dan utuh dan tak kekurangan suatu apapun. Kalau demikian, tidakkah kita boleh anggap sebagai suatu kebahagiaan, apabila kita jatuh ke dalam berbagai-bagai pencobaan?