SAUH BAGI JIWA
“Oleh sebab itu jikalau orang panjang umurnya, biarlah ia bersukacita di dalamnya, tetapi hendaklah ia ingat akan hari-hari yang gelap, karena banyak jumlahnya. Segala sesuatu yang datang adalah kesia-siaan.” (Pkh. 11:8)
“Oleh sebab itu jikalau orang panjang umurnya, biarlah ia bersukacita di dalamnya, tetapi hendaklah ia ingat akan hari-hari yang gelap, karena banyak jumlahnya. Segala sesuatu yang datang adalah kesia-siaan.” (Pkh. 11:8)
Papa dan mama mertua saya adalah sepasang suami istri yang menjadi dambaan banyak orang. Mereka hidup dengan teratur, makan makanan sederhana, kesehatan mereka secara umum tidak bermasalah. Seperti kebanyakan orang sekampungnya, mereka sejak kecil sudah sembahyang kepada nenek moyangnya, hidup mereka terbilang sehat dan memuaskan, sama sekali tidak ada tanda akan datangnya hari-hari yang gelap.
Ketika mama mertua berumur 70 tahun, tanpa ada peringatan awal, dia terserang penyakit lupus, sejenis penyakit berat yang disebabkan karena kelainan sistem imun. Karena sakit yang sangat berat ini, jiwanya mengalami depresi berat. Malapetaka tidak datang sendirian menyerang mereka, tiga tahun setelah mama sakit, papa mertua tiba-tiba kena stroke karena pendarahan otak, dia menjadi lumpuh dan hilang ingatan, sejak saat itu dia hanya bisa berbaring di ranjang menjadi seperti manusia tanaman. Setelah melewati 16 bulan, dalam penderitaan yang sangat berat dia meninggal dunia.
Manusia sewaktu sehat dan gembira sama sekali tidak menyangka dirinya sangat rapuh, sampai kesusahan menghantamnya, barulah dia sadar betapa dirinya demikian lemah tidak dapat menahan pukulan. Karena itu Alkitab tertulis: “Ingatlah akan Penciptamu pada masa mudamu, sebelum tiba hari-hari yang malang dan mendekat tahun-tahun yang kaukatakan: “Tak ada kesenangan bagiku di dalamnya!”” (Pkh. 12:1) Kata hikmat ini patut menjadi peringatan bagi umat dunia!
Beruntung papa dan mama mertua percaya kepada Tuhan dan menerima baptisan sewaktu dalam penderitaan, walaupun mereka berjalan melalui lembah kekelaman, namun mereka sudah mendapat pengharapan hidup kekal. Di penghujung hidup mereka seolah-olah sengsara, namun Tuhan tidak meninggalkan mereka, ternyata semua kejadian adalah atas kehendak-Nya yang baik, seperti tertulis: “Sebab itu kami tidak tawar hati, tetapi meskipun manusia lahiriah kami semakin merosot, namun manusia batiniah kami dibaharui dari sehari ke sehari. Sebab penderitaan ringan yang sekarang ini, mengerjakan bagi kami kemuliaan kekal yang melebihi segala-galanya, jauh lebih besar dari pada penderitaan kami.” (2Kor. 4:16-17)
Tidak seorang pun berkuasa menjamin kesehatan dan menguasai hidup, tidak ada yang selalu muda, sehat, sejahtera dan sukses, saatnya tiba akan datang hari-hari yang gelap, sama seperti yang dialami oleh papa mama mertua, sebelum tua renta tiba-tiba dirundung hari-hari yang gelap. Mereka pernah menolak Tuhan Yesus, kepercayaan yang mereka anut seumur hidup mereka sama sekali tidak dapat menyelamatkan mereka.
Karena itu hendaklah manusia cepat-cepat mencari Tuhan Pencipta sebelum tiba hari-hari yang malang dan mendekat tahun-tahun yang dia katakan: “Tak ada kesenangan bagiku di dalamnya!”. Jika tidak, bagaimana dia bisa tahan bila penyakit atau malapetaka datang tiba-tiba? Sekalipun ada orang yang berbadan sehat tidak pernah sakit berat sampai hari kematiannya, tetapi akan ke manakah rohnya akan setelah mati? Seorang yang tidak percaya kepada Yesus, setelah mati rohnya akan binasa di dalam api neraka, saat itu menyesal pun sudah tidak ada gunanya lagi.