SAUH BAGI JIWA
“Ketahuilah tuanku, akan datang tujuh tahun kelimpahan di seluruh tanah Mesir. Kemudian akan timbul tujuh tahun kelaparan; maka akan dilupakan segala kelimpahan itu di tanah Mesir, karena kelaparan itu menguruskeringkan negeri ini.” (Kej. 41:29-30)
“Ketahuilah tuanku, akan datang tujuh tahun kelimpahan di seluruh tanah Mesir. Kemudian akan timbul tujuh tahun kelaparan; maka akan dilupakan segala kelimpahan itu di tanah Mesir, karena kelaparan itu menguruskeringkan negeri ini.” (Kej. 41:29-30)
Ketika Yusuf berada di dalam penjara, Tuhan memberikan dua mimpi berturut-turut kepada Firaun. Oleh karena kuasa Allah, Yusuf dapat mengartikan mimpi-mimpi itu. Ternyata dua mimpi itu adalah peringatan dari Tuhan bahwa kelak di Mesir akan datang tujuh tahun kelimpahan dan tujuh tahun kelaparan.
Maka Yusuf memberikan nasihat kepada Firaun untuk memilih seorang yang berakal budi dan bijaksana, dan mengangkatnya menjadi kuasa atas tanah Mesir. Dalam ketujuh tahun kelimpahan itu dipungutlah seperlima dari hasil tanah Mesir, mengumpulkan segala bahan makanan, menimbun gandum di kota-kota, serta menyimpannya. Ketika tujuh tahun kelaparan terjadi, maka persediaan makanan tersebut dapat dibagikan kepada rakyat supaya negeri Mesir jangan binasa karena kelaparan itu.
Mimpi Firaun memberikan pemikiran bagi kita di saat ini, bahwa kehidupan manusia pasti ada naik turun, ada kelimpahan dan kekurangan, ada kelancaran dan kesukaran! Tuhan tidak akan membiarkan kita terus menerus berada di masa kelimpahan dan kelancaran, agar kita tidak terlena dan rohani kita binasa. Tuhan juga tidak akan membiarkan kita terus berada dalam kelaparan dan kesukaran, agar kita tidak menderita melampaui kesanggupan kita dan terjatuh. Kehidupan sungguh diimbangi dengan kelancaran dan kesukaran, sukacita dan dukacita. Tetapi di dalam segala sesuatu tentu ada kehendak Tuhan yang indah.
Kitab Pengkhotbah berkata: “Pada hari mujur bergembiralah, tetapi pada hari malang ingatlah, bahwa hari malang ini pun dijadikan Allah seperti juga hari mujur, supaya manusia tidak dapat menemukan sesuatu mengenai masa depannya.” (Pkh. 7:14). Di dalam kehidupan manusia, ada sukacita, ada dukacita, karena Tuhan menempatkannya secara berdampingan. Ketika menghadapi situasi yang berbeda maka reaksi hati kita pun berbeda. Dalam menghadapi situasi sukacita, kita banyak bersuka dan banyak memuji. Dalam menghadapi situasi dukacita kifa banyak merenung dan banyak menyelidiki diri. Bagaimana pun keadaan kita saat ini, di dalam semua itu ada kehendak Tuhan yang indah.
Nasihat yang Yusuf berikan kepada Firaun mengingatkan kita untuk tidak hanyut dalam kenikmatan di masa kelimpahan dan kelancaran. Melainkan kita harus banyak-banyak melakukan persiapan rohani dengan melakukan penyempurnaan rohani, agar kita tidak kebingungan ketika datang masa kelaparan dan kesukaran.
Mimpi Firaun juga memberikan kita suatu peringatan yang patut kita renungkan. Segala kemenangan dan kemuliaan dalam kehidupan kita, seperti pelayanan yang indah, persembahan yang efektif, pengalaman yang dimegahkan, pekerjaan yang dibanggakan, tahun-tahun yang baik, semua itu akan berlalu dengan cepat. Mungkin semua itu akan ditelan habis oleh segala pencobaan, ujian, iman yang kecil, kelemahan, keputusasaan, kedinginan, serta kejatuhan. Kemenangan kemarin yang paling dikagumi dan dipuji oleh manusia kemarin, hari ini lewat menjadi kabut semata, sama sekali tiada manfaat bagi masa depan manusia.
Ketika Anda masih tenggelam dalam pujian yang sia-sia dari orang lain, sesungguhnya orang lain sudah lupa kepada segala pekerjaan yang telah Anda lakukan. Sungguh tiada yang patut dimegahkan oleh manusia, karena segala sesuatu adalah karya dan anugerah Tuhan. Dalam segala sesuatu cukuplah kita ingat untuk bersandar kepada Tuhan dan mengucap syukur kepada-Nya!