SAUH BAGI JIWA
“Lakukanlah kepadaku suatu tanda kebaikan, supaya orang-orang yang membenci aku melihat dengan malu, bahwa Engkau, ya TUHAN, telah menolong dan menghiburkan aku.” (Mzm. 86:17)
“Lakukanlah kepadaku suatu tanda kebaikan, supaya orang-orang yang membenci aku melihat dengan malu, bahwa Engkau, ya TUHAN, telah menolong dan menghiburkan aku.” (Mzm. 86:17)
Firman Tuhan sungguh memiliki kekuatan terbesar untuk menentramkan dan menghibur! Ketika menghadapi orang yang telah mengalami derita dalam waktu yang berkepanjangan, perkataan manusia tidak dapat menghiburnya, bahkan sama sekali tidak ada manfaatnya. Tetapi ketika mendorong dia melalui firman Tuhan, maka kita dapat melihat hatinya yang redup dan gelap itu sepenuhnya berubah menjadi terang. “Sebab bagi Allah tidak ada yang mustahil.” (Luk. 1:37). “Rumput menjadi kering, bunga menjadi layu, tetapi firman Allah kita tetap untuk selama-lamanya.” (Yes. 40:8). Jadi, ketika kita menghadapi orang yang menderita, terluka, sakit hati, putus asa, penuh amarah, disalahkan, sedih, mari kita menggunakan perkataan Tuhan untuk menggemburkan hatinya, karena firman Tuhan melebihi segala perkataan manusia.
Ada seorang saudari yang mengalami ketidakadilan dalam waktu yang lama, setiap kali usai mendengar ceritanya, saya selalu membelanya tetapi tidak tahu bagaimana cara menghiburnya. Pada suatu kali kebetulan membaca Mazmur 86:17, saya segera membagikan ayat ini kepadanya. Dia berkata bahwa tidak ada yang dapat menghibur dia lebih dari ayat ini.
Ketika Ishak tinggal di Gerar, dia selalu ditindas oleh orang Filistin, dia tidak bersaing untuk tinggal pada sumur yang dahulu digali ayahnya, bahkan sumur yang ia gali sendiri pun direbut. Cara Ishak menghadapi penindasan orang Filistin adalah dengan mengalah sekali lagi, dan sekali lagi. Maka Tuhan pun memberkatinya berlimpah limpah. Setiap kali dia ditindas, dia selalu bisa menggali sumur yang berair. Dengan cara ini Tuhan menunjukkan tanda kebaikan-Nya kepada Ishak, supaya orang Filistin yang membencinya melihat dengan malu.
Setelah Yusuf dijahati oleh kakak-kakaknya yang iri kepadanya dan menjualnya ke Mesir, dia menjadi penyelia di dalam rumah Potifar. Kemudian Yusuf dipenjara karena difitnah oleh isteri tuannya yang tidak bermoral. Dalam penjara, Tuhan membuat Yusuf dapat mengartikan mimpi bagi juru minuman di dalam penjara, sehingga membuat juru minuman menyebut namanya kepada Firaun untuk mengartikan mimpi. Pada akhirnya dia pun menjadi perdana menteri di Mesir. Tuhan membuat kehidupan Yusuf begitu berkelok-kelok. Hal ini pun merupakan tanda kebaikan-Nya kepada Yusuf, sehingga membuat kakak-kakaknya yang membencinya melihat dengan malu.
Saul mengejar Daud dengan tidak berakal sehat. Namun Daud tidak pernah mau menghadapi Saul karena Saul adalah raja yang diurapi Tuhan. Tuhan menguji Daud dua kali dengan memberikannya kesempatan untuk membunuh Saul dengan mudah; hal ini adalah tanda kebaikan-Nya kepada Daud. Tetapi Daud tidak berani mengambil nyawa Saul dan membuat Saul melihat dengan malu.
Hai orang-orang yang diperlakukan dengan tidak adil, biarkan Tuhan yang membelamu! Tidak perlu mencari manusia untuk membela atau untuk mengungkapkan kepahitan dan berkeluh kesah. Berdoalah setiap hari, mohonlah agar Tuhan menunjukkan bukti kasih karunia-Nya kepada kita agar orang yang membenci kita mendapat malu, karena Dia adalah Tuhan yang sejati, pertolongan kita! Tuhan, Engkaulah yang menghibur aku.