SAUH BAGI JIWA
“Jagalah hatimu dengan segala kewaspadaan, karena dari situlah terpancar kehidupan.” (Ams. 4:23)
“Jagalah hatimu dengan segala kewaspadaan, karena dari situlah terpancar kehidupan.” (Ams. 4:23)
Apa yang dipikirkan hati orang, itu yang akan ia lakukan. Orang yang hatinya baik akan melakukan hal-hal yang baik, sebaliknya orang yang hatinya jahat akan melakukan hal-hal yang mencelakakan orang. Orang yang suci hatinya akan melakukan hal-hal yang suci, sebaliknya orang yang hatinya kotor akan melakukan hal-hal yang najis. Karena itulah Alkitab mengingatkan kita untuk menjaga hati kita dengan segala kewaspadaan, karena dari situlah terpancar kehidupan.
Keberhasilan hidup seseorang tergantung pada karakternya, yaitu hati yang tersembunyi di dalam dirinya. Contoh, seorang yang mengerti perlunya mawas diri, ketika dia kehilangan pekerjaan, dia akan introspeksi mencari sebab mengapa dirinya dipecat. Mungkin keterampilan teknisnya tidak memadai, atau kinerjanya tidak memenuhi standar. Sebaliknya orang yang tidak mengerti mawas diri, ketika kehilangan pekerjaan, dia akan menyalahkan orang lain. Mungkin dia menyalahkan atasannya yang terlalu kejam, menyalahkan rekan kerja yang tidak kooperatif, menyalahkan pelanggan terlalu cerewet, atau menyalahkan nasib. Hanya satu saja yang tidak dia salahkan, yaitu dirinya sendiri.
Orang yang suka mengeluh, akan menghabiskan lebih banyak tenaga dan waktu yang sama sekali tidak menyelesaikan permasalahan, sehingga dirinya tidak dapat berkembang. Sama seperti seorang yang selalu tidak berhasil belajar berenang, selama dia tidak mau mengatasi ketakutannya terhadap air, maka sebanyak apa pun dia berlatih, dia tetap tidak akan mampu berenang. Atau seorang yang selalu gonta-ganti pekerjaan, bila dia tidak mau introspeksi mencari penyebabnya, dia akan terus berpindah-pindah; dia tidak dapat mengatasi permasalahannya dan tidak dapat menetap dalam pekerjaan.
‘Hati’ adalah sumber dari segala sesuatu, jadi untuk mengubah segala sesuatu, pertama-tama harus mengubah hati lebih dulu. Bila hati tidak berubah, segalanya tidak akan berubah. Bila hati berubah, sekali pun lingkungan tidak berubah, tetapi dia melihat semua sudah berubah. Karena itu Alkitab mengatakan: “Orang yang menguasai dirinya, melebihi orang yang merebut kota.” (Ams. 16:32). Menguasai diri berarti menguasai hati.
Bila Anda menjadikan diri sendiri sebagai cahaya matahari yang menerangi hidup orang lain, maka dunia Anda akan dipenuhi kehangatan dan kelembutan cahaya matahari. Bila Anda menjadikan diri sendiri sebagai bunga wangi yang menyegarkan orang lain, sekeliling Anda akan menjadi taman yang penuh dengan berbagai bunga. Bila hati Anda penuh dengan kasih bersabar, setiap hari Anda akan hidup di dalam suasana kasih. Bila roh Anda penuh dengan sukacita, Anda akan berbaring di dalam pelukan tawaan riang.
Semoga anak-anak Allah mau menyerahkan hati setulus-tulusnya kepada Allah, biarkan Ia membersihkan kotoran, ampas, amarah, sungut-sungut, dengki, kepahitan, iri, perselisihan, perhitungan, perbandingan, tuduhan dari dalam hati kita. Semoga hati kita setiap hari hidup di dalam surga, bukan di dalam neraka.